Tampilkan postingan dengan label Belut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Belut. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Mei 2012

Budidaya Belut | Peluang-Peluang Usaha yang sangat di harapkan

Dalam Melakukan usaha budidaya belut sangat membutuhkan dan membuka peluang-peluang usaha baru yang lain dan sangat membutuhkan dukungan-dukunngan dari pihak-pihak terkait demi kelancaran dalam pelaksanaan usaha budidaya belut, antara lain:
  • Dibuatnya "PROBIOTIK" khusus belut untuk efisiensi pakan dan probiotik untuk menekan amoniak dalam media budidaya.
  • Dibuatnya "PABRIK PELET" khusus pakan belut yang murah dan berprotein tinggi serta bebas dari bakteri paktogen (Typus dan Coli).
  • Dibutuhkannya "PUPUK ORGANIK" yang bisa menumbuhkan dan melipatgandakan jumlah cacing lor sawah yang ada di media lumpur budidaya dan penumbuh hewan-hewan remi (zooplankton) serta tumbuhan remik (phytoplankton) di media air bersih.
  • Terbentuknya "PENYULUH PERIKANAN" (PPL) khusus budidaya belut baik dari pemerintah maupun swasta sebagai pendamping petani dalam melaksanakan budidaya.
  • Pabrik "ABON BELUT" skala rumah tangga.
  • Pabrik "DENDENG BELUT" skala rumah tangga.
  • Pabrik "KRUPUK BELUT" skala rumah tangga.
  • Budidaya cacing "Lumbricus Rullebusatau Lumbricus Perretyma" sebagai rekanan atau pemasok bibit cacing kepada petani belut.
  • Pemancingan "KHUSUS" belut termasuk restorannya yang menyajikan menu aneka masakan belut.


    Latar Belakang usaha


    Budidaya belut secara intensif belum banyak dikembangkan di Tanah Air. Artinya, ini peluang emas sebagai sebuah lahan bisnis, mengingat permintaan di pasaran, baik terhadap produk segar maupun olahan belut terbilang tinggi. Namun, ironisnya, banyak petani yang mengalami kegagalan, bahkan akhirnya banting setir ke komoditas pertanian yang lain. Budidaya belut dituding sebagai sumber kegagalan budidaya, bahkan sampai saatinipun masih banyak pihak-pihak tertentu yang masih belum percaya dengan "budidaya belut" dengan menggunakan kolam buatan, namun dalam kenyataan sudah terbukti budidaya belut menggunakan kolam buatan sudah banyak yang berhasil baik menggunakan media lumpur maupun media air bersih.
    Seperti yang pernah di sampaikan rekan saya, "Bpk Budy. Kuncoro. SPi (semarang)" di Koran suara merdeka , di Halaman Surat Pembaca:
    Sampai saat ini Dinas Perikanan tidak mau mengeluarkan SOP (Standart Operasional Prosedur) dan juga tidak mau mengeluarkan Surat Pelarangan Budidaya Belut. apabila Budidaya Belut memang “merugi” apabila dibudidayakan. Padahal disana Gudangnya orang orang pandai di Bidang Perikanan bahkan sudah banyak yang menyandang Gelar S2. Kalau kita ajak Riset bersama untuk Penelitian Jangka Panjang yang kalau berhasil bisa untuk membantu petani Belut, mereka menolaknya. jawabannya Klise, mas Program tahun ini sudah di “GedoG” bukan untuk belut, tapi untuk ikan ini-itu. Jadi selama 1 tahun petani belut kita “Pusing” menantinya, dan belum tentu tahun depannya bakal untuk belut.
    Kalau Begini terus , kapan kita bisa Maju seperti negara THAILAND yang Pemerintahnya begitu getol memperhatikan dan membantu petaninya. Kalu cuma tanya “MANA PETANI YANG SUDAH BERHASIL ??” Itu adalah Pertanyaan “aneh” !! , justru yang penting adalah : Ayoo….kita bersama – sama dengan penuh semangat meneliti belut , membantu petani sampai ditemukan Metode yang kita nilai berhasil secara Perhitungan Analisa Usaha….dan jangan sampai malah Petani yang menemukan Metodenya…….Kalau kita melarang mereka jangan Budidaya Belut dan ternyata nantinya Mereka Berhasil, …ya….kita sangat malu sebagai orang Perikanan yang menyandang Gelar Sarjana dan mereka…..cuma “kebanyakan” lulusan SD….Lho Kok lebih pandai mereka ya !!!
    Di ambil dari berbagai sumber

    Kamis, 03 Mei 2012

    Budidaya Belut Di Air Bersih

    Tekhnik Terbaru, "Budidaya Belut Di Air Bersih". Belut bisa hidup dan bisa dibesarkan di air Bersih (air bening) tanpa lumpur, ini adalah hal yang sangat luar biasa, ini bener-bener ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita khususnya para pembudidaya belut, sehingga kita bisa lebih effisien dalam melakukan usaha ini. Dengan adanya tehnik terbaru ini sehingga para pembudidaya belut sudah tidak pusing-pusing mencari "debog pisang, jerami, lumpur dan lain-lain, kita sudah tidak repot lagi untuk melakukan bokasi dan menfermentasikan-nya sebagai media Lumpur.
    Ini bukan penampungan dan bukan hasil rekayasa tetapi bener-bener hasil budidaya. Tempat hidup alami belut (Monopterus albus) yang tinggal di dalam lumpur yang berair. Banyak orang, baik penelitian atau usaha, yang sudah mencoba membikin lumpur untuk Beternak belut atau budidaya. Mungkin beberapa yang berhasil meskipun kebanyakan yang lainnya masih bergelut dengan ‘teknologi doa’ untuk panen. karena hidup di dalam lumpur, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk memastikan jumlah serta perkembangan belut selama masa pemeliharaan. sehingga, sangat layak bila kemudian mencoba berinovasi: "Budidaya Belut Di Air Bersih (air bening) tanpa lumpur"

    Dalam hipotesis: mungkin belut bisa hidup dan dibesarkan pada air bersih tapi tetap harus menggunakan lumpur untuk reproduksi alami.
    Secara tehnis: sejauh kebiasaan makan bisa diadaptasikan dan kebutuhan pakan bisa disuplay secara terkontrol, seharusnya pembesaran belut di air bersih dapat dilakukan. hanya saja, kontrol terhadap kemungkinan serangan penyakit akibat proses adaptasi harus benar-benar diamati dan dijaga.

    Keuntungan: dengan pembesaran belut pada air bersih, jumlah (yang berkaitan dengan kelangsungan hidup) dan pertumbuhan (yang berhubungan dengan penambahan bobot) dapat selalu terkontrol sehingga target produksi bisa lebih ter-realistis dan untuk jumlah penebaran bibit belut di air bersih bisa lebih besar (bisa 10 bahkan sampai 30 kali lipat dibanding dengan penebaran benih di media lumpur).

    Walau masih banyak orang yang tidak/belum percaya dengan adanya Ilmu terbaru ini (belut bisa hidup dan bisa dibesarkan di 100% air bersih (air bening) tanpa lumpur, mungkin karena mereka belum pernah melihat dan belum pernah mencobanya karena belum tahu tehnik-tehnik dalam melakukan Budidaya Belut Di Air Bersih.


    Sekilas Tentang Belut

    Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular memiliki bentuk tubuh memanjang, tidak bersirip dan tidak bersisik, serta memiliki lapisan lendir di sekujur tubuhnya yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diberikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).
    Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tubuh licin berlendir, tidak bersisik, dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik, bermata kecil.
    Ukuran tubuh belut bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5m. Belut sawah Monopterus albus sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa Betawi disebut moa).
    Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur (tempat persembunyian). Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil dan juga ada yang bersifat kanibalisme.
    Spesies belut mempunyai nilai pemakan yang tinggi. Khasiatnya dikatakan setanding dengan ikan tengiri dan selar, mengandungi 18.6 % protein dan 15 % lemak. Belut juga kaya dengan lemak, kalsium, vitamin B, Vitamin D dan zat besi. Tidak heranlah banyak yang percaya belut boleh membantu mengobati penyakit seperti sakit pinggang, lelah, darah tinggi, lemah tenaga batin dan penyembuhan luka pembedahan. Spesies ikan ini jika dikonsumsi secara rutin miniman 100 gram/hari dikatakan boleh menguatkan daya tahan tubuh, menormalkan tekanan darah, menghaluskan kulit, mencegah penyakit mata, menguatkan daya ingatan dan membantu mencegah hepatitis, Selain itu, belut juga terbukti mampu membantu kelancaran produksi air susu ibu ( ASI ) jika ibu mengkonsumsi sejak kandungan berusia 3 bulan hingga bayi berusia 6 bulan *). Beberapa sinshe mengatakan bahwa belut membantu perkembangan otak dan fisik anak serta remaja. Berbagai penelitian ilmiah pun telah membuktikan bahwa kandungan gizi belut tidak kalah dengan kandungan gizi ikan lainnya. di ambil dari http://informasi-budidaya.blogspot.com dan berbagai sumber

    Sabtu, 07 April 2012

    Budidaya Belut




    Siapa yang ga kenal dengan ikan belut? Pasti smua kenal, karena belut dapat di masak menjadi berbagai makanan yang unik dan lezat. Belut sebagai salah satu komoditas perikanan sebagian besar memang mengandalkan tangkapan alam. Namun ternyata teknik ini tidak mencukupi kebutuhan akan belut. Sehingga Belut perlu untuk dibudidayakan. Hal apa saja yang perlu disediakan dan dilakukan pada Budidaya Belut berikut ulasannya cek it dot!


    A) Penyediaan Kolam Pada budidaya Belut

    Kolam bisa berupa kolam semen, kolam terpal, atau bahkan drum bekas. Yang penting belut tidak bisa lari keluar. Ukuran kolam juga disesuaikan dengan ketersediaan lahan , dan tentunya ini berkaitan pula dengan jumlah bibit belut yang akan ditebar. Selain itu kolam untuk budidaya belut diupayakan menyerupai habitat aslinya.
    Untuk membuat demikian  kolam diisi dengan tanah sawah atau Lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos ( gabah padi yang sudah dibusukkan ), jerami padi, cincangan pisang dengan perbandingan sebagai berikut :
    1. Lapisan pertama paling bawahjerami padi setinggi 40 cm
    2. Diatas jerami ditaburi secara merata pupuk Urea 5 Kg dan NPK 5 Kg
    3. ( Untuk ukuran kolam 500 cm X 500 cm, apabila kolamnya lebih besar atau lebih kecil ukuran ini, perbandingan pupuk diatasdapat dijadikan patokannya )
    4. Lapisan kedua tanah / Lumpur setinggi 5 cm
    5. Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm lapisan keempat pupuk kompos setinggi5 cm
    6. Lapisan keempat tanah / Lumpur setinggi 5 cm
    7. Lumpur kelima cincangan batang pisang setinggi 10 cm
    8. Lapisan Keenam tanah / Lumpur setinggi 15 cm
    9. Lapisan ketujuh air setinggi 10 cm
    10. Diatas air ditanami secara merat ecenfg gondok sampai menutupi ¾ permukaan kolam.
    Setelah semua media pemeliharaan terisi dalam kolam, diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 ( Dua ) minggu agar seluruh media mengalami proses permentasi. Setelah itu benih / bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan.

    B) Pemilihan Bibit Belut

    Untuk mengoptimalkan hasil panen diperlukan teknik pemilihan bibit yang baik dan tepat, sehingga diperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan abnormal, benih yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
    • Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yaitu tidak ada luka bekas gigitan,
    • Penampilannya sehat yang dicirikan dari tubuhnya yang keras, tidak lemas jika di pegang
    • Usianya berkisar 2 bulan – 4 bulan
    • Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan
    • Gerakan tubuhnya lincah dan agresif.
    Belut mempunyai kelamin ganda (Hermaprodit) pada kehidupannya. Belut ini menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina. Sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dan karena sifat – sifat belut serupa itu, maka pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci.
    Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri. Pada masa ini perlu di perhatikan tentang jumlah makanan belut. 

    C) Makanan Untuk Si belut

    Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air. Seperti serangga, siput, cacing,anak katak dan anak ikan. Jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain.
    Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain Protozoa (Hewan bersel satu ), Mikrokrusasea (Udang-udangan renik), invertebrate mikroskopik ( hewan –hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil ). Sedangkan belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah.
    Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanannya. Untuk itu belut menyergap mangsanya dengan menbuat lubang perangkap. Lubang ini dibuat denganmenggali Lumpur, baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyergap ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan. Bentuk lubang mula-mula tegak ke bawah, lalu membengkok dan mendatar.

    D) Pemanenan Belut

    Untuk memanen belut, diperlukan ketepatan waktu dan cara panen. Wadah penampungan juga perlu disiapkan untuk membawa belut hasil panen di lokasi penjualan.
    Belut siap dipanen untuk kebutuhan pasar lokal dari mulai penaburan benih minimal 3 bulan ( Sistem dengan pembesaran ). Untuk pemenuhan kebutuhan pasar eksport dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan ( sistem dengan pembesaran ). Sukses budidaya belut !


    Cari info budidaya lainnya? klik disini

    Selasa, 03 April 2012

    Budidaya Belut

    Budidaya Belut secara intensif belum banyak di kembangkan di tanah air. artinya, ini peluang emas sebagai sebuah lahan bisnis, mengingat permintaan di pasaran, baik terhadap produk segar maupun olahan belut terbilang tinggi. Namun sampai saat ini masih Banyak pertanyaan yang sering dilontarkan dari para pemula-pemula , mereka ragu untuk melakukan usaha budidaya belut atau beternak belut ini, kalau mereka melakukan usaha budidaya belut, setelah panen, kemana mereka akan menjual hasil panen tersebut??? Padahal perlu kita ketahui prospek belut untuk saat ini dan kedepannya sangatlah bagus, karena belut termasuk komoditi, seperti halnya daging ayam dan daging sapi dimana saat ekonomi bagus maupun merosot, namun prospek belut tetap positif dan harga relatif stabil.Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki lahan sempitpun dapat memelihara belut.

    Secara Teknis Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut, penetasan, makanan dan kebiasaan makan serta hama. Disisi lain kita memerlukan tata cara panen, pasca panen, pemasaran dan hasil analisanya. Ikan, termasuk belut sawah (Monopterus albus) merupakan sumber protein hewani berasal dari perairan umum yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Kebutuhan manusia terhadap sumber protein dari ikan / belut akan berlangsung terus sejalan dengan peradaban, oleh karena itu sumber protein ini harus selalu dijaga dan diselamatkan kelestariannya. Belut sebagai komoditas unggulan sudah kita ketahui sejak lama. Selain rasanya yang lezat dan gurih belut juga mengandung protein dan yang baik bagi anak-anak dan orang dewasa. Belut tidak hanya dikonsumsi sebagai lauk tetapi juga bisa digunakan untuk obat dan vitalitas bagi kaum pria. Contohnya, air kukusan belut dikenal oleh sinshe Cina sebagai obat liver. Selain itu, belut juga terbukti mampu membantu kelancaran produksi air susu ibu (ASI) jika ibu mengkonsumsi sejak kandungan berusia 3 bulan hingga bayi berusia 6 bulan. Beberapa sinshe mengatakan bahwa belut membantu perkembangan otak dan fisik anak serta remaja. Berbagai penelitian ilmiah pun telah membuktikan bahwa kandungan gizi belut tidak kalah dengan kandungan gizi ikan lainnya. Adapun kandungan gizi daging belut per 100 gram adalah sebagai berikut:
    Protein 14 gram
    Kalori 303 kal
    Lemak 27 gram
    Zat Besi 2,0 mg
    Kalsium 20,0 mg
    Fosfor 200 mg
    Vitamin A 1600 SI (Satuan Internasional)
    Vitamin B 0,1 mg
    Vitamin C 2,0 mg
    Sebagai obat penambah darah.

    Di Taiwan belut sudah menjadi komoditas ekspor yang bisa meraup devisa. Ekspor belut mereka ditujukan ke Jepang, Italia, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Inggris, Afrika Utara, Selandia Baru, Australia dan Korea. Di Negara Italia, Perancis dan Hongkong, belut menjadi makanan yang eksklusif karena berharga mahal dan terdapat direstoran-restoran kelas atas.Sesuai dengan program pemerintah dalam rangka mencerdaskan bangsa dan memerangi kemiskinan, beternak belut menggunakan lahan sawah adalah sebuah upaya yang perlu digalakkan untuk menunjang maksud tersebut.Melihat peluang dan manfaatnya yang sangat besar dalam hal pemenuhan gizi dan pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi. Maka saya ingin berbagi pengalaman dan ide untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut diatas.
    di ambil dari http://informasi-budidaya.blogspot.com dan berbagai sumber