Lezatnya Bisnis Salai Ikan Lele
Salai lele buat sebagian masyarakat Indonesia mungkin masih merupakan makanan yang asing. Ketika menyebut santapan dari ikan berkumis tersebut yang terbayang biasanya pecel lele, mangut lele, ataupun gulai lele karena jenis makanan ini memang bisa dibilang sudah merakyat dan warung ataupun rumah makan yang menyediakan juga sudah menyebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Ya, salai ikan lele, mungkin lebih banyak dikenal di Sumatera Barat atau beberapa wilayah di Sumatera, karena jenis makanan yang berupa ikan lele di keringkan lewat proswes pengasapan ini memang asli dari Sumatera Barat.
Ikan salai cukup diminati, selain bergizi, rasanya juga lebih gurih dibanding ikan- ikan biasanya. Hampir semua jenis ikan dapat dibuat salai, tetapi yang paling di sukai dalah salai ikan lele.
Tak hanya lezat dan bergizi ternyata salai ikan lele memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi untuk dijadikan sebuah usaha sehingga layak jika peluang ini dikembangkan oleh masyarakat.
Salah satu pelaku usaha yang menekuni bisnis salai ikan lele diwilayah Sumatera Barat yakni Desfialti, yang sejak 1989 menggeluti usaha salai ikan dengan modal awal Rp 200.000, untuk membeli pelet (makanan ikan) 50 kg dan bibit ikan lele 1.500 ekor.
Soal harga jual ada dua macam, sali lele mentah ( packing) seberat 300 gram dengan harga Rp 30.000, dan salai siap saji (packing) seberat 200 gram harga Rp 300.000.
Dari perhitungan usaha dapat diketahui untuk 3 kg ikan basah dihasilkan 1 kg lele asap. Jika ikan lele segar 3 kg sekitar Rp 36.000 kemudian garam Rp 3.000 dan kayu bakar Rp 10.000, upah tenaga kerja Rp 10.000 serta harga jual ikan lele asap Rp 70.000 maka keuntungannya yang didapat sekitar Rp 11.000/ kg lele asap. Sebuah keuntungan yang cukup menggiurkan.
Sementara itu Zarpendi yang menekuni usaha salai lele di Pasaman Barat sejak 2005 mengungkapkan walaupun proses pengelolahannya masih secara tradisionil dan sederhana, tetapi UKM Family mampu menghasilkan sekitar 500 kg per minggunya, yang dijual Rp 75.000 /kilogram ke seluruh Sumatera Barat.
Masih Tradisional
Selama ini pembuatan salai lele masih memakai alat tradisional, hanya proses pengasapan memakai oven. Pertama- tama ikan lele disortir, kemudian dibelah sehingga berbentuk melebar, dibuang insang dan isi perutnya, lantas dicuci dan ditiriskan, diberi bumbu dan didiamkan selama 15 menit agar bumbu meresap.
Ikan lele diletakkan secara teratur di atas alat terai yang terdapat didalam oven pengasap, dilanjutkan ke proses pengasapan selama lebih kurang dua hari jam kerja dengan api kecil sampai lele kering dengan merata.
Setelah itu lele dikeluarkan dari oven dan dianginkan pada suhu kamar, setelah salai lele dingin lalu dikemas dengan menggunakan kantong plastik polythylene dan karton dupleks yang sudah dipriting.
Proses pembuatan salai lele siap saji, dan salai lele mentah sama. Bedanya untuk salai siap saji dilanjutkan ke proses penggorengan dan pemberian bumbu. Sementara untuk limbah lele yang berupa insang dan isi perut dimanfaatkan sebagai makanan ikan dengan nilai jual Rp 1.500 per kg.
Salai lele kini pasarnya tidak hanya di wilayah Sumbar saja, tetapi sudah merambah ke Pekan Baru, Jambi, Batam, Tanjung Pinang, Jakarta dan bahkan ekspor ke Malaysia dan sudah berjalan selama tiga tahun.
Meskipun peluangnya cukup prospektif namun demikian bukan berarti usaha salali ikan lele ini tidak ada kendala. Sejumlah hambatan yang sering di hadapi para pelaku usaha ini seperti keterbatasan peralatan yang tersedia (masih manual) sehingga mutu produk yang di hasilkan kurang baik terutama saat memproduksi dalam jumlah besar.
Kesulitan untuk menembus pasar Swalayan karena pembayaran secara konsinyasi bahkan walaupun produk sudah laku terjual tetapi pembayaran terlambat.
Pemasran di wilayah Padang terbatas hanya di titipkan pada toko - toko ternama Penjual makanan khas Sumatera Barat.
Keterbatasan modal untuk pengembangan produk maupun investasi, sangat sulit untuk mendapatkan kredit dengan bunga lunak dan penyiapan agunan.
Namun demikian dengan melihat potensi ikan lele yang cukup melimpah di hampir seluruh wilayah Indonesia, nampaknya usaha pengolahan ikan seperti salai ini cukup prospektif, tak hanya dikembangkan di Sumatera Barat namun juga di tanah air.
Sumber : Majalah Demersal
Tampilkan postingan dengan label pengolahan ikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pengolahan ikan. Tampilkan semua postingan
Selasa, 30 Maret 2010
Senin, 08 Februari 2010
wadah kemasan untuk ikan layang

ikan yang dipasarkan dalam wadah ini yaitu ikan layang. kelebihan menggunakan wadah ini yaitu : mudah dioperasionalkan, ringan, hemat biaya, praktis. ikan yang dikemas dalam wadah ini dipasarkan ke pasar terdekat.
tempat usaha untuk mengemas ikan ini biasanya jaraknya dekat dengan pasar dan jenis usaha ini umumnya dikerjakan oleh perusahaan skala rumah tangga
cetak halaman ini
Rabu, 16 Desember 2009
PEPES TELUR IKAN
PEPES TELUR IKAN
1. BAHAN
1) Telur ikan 1 gls
2) Daun pisang secukupnya
2. BUMBU
1) Bawang merah 3 bh
2) Kunyit ½ rsj
3) Bawang putih 2 siung
4) Jahe ½ rsj
5) Kemiri 2 bj
6) Asam 2 mata
7) Lada ¼ sdt
8) Garam 1 sdt
3. CARA PEMBUATAN
1) Telur ikan dibersihkan, dicuci.
2) Semua bumbu dihaluskan dicampurkan rata dengan telur ikan.
3) Dibungkusi daun pisang, dikukus sampai masak.
Keterangan :
Supaya lebih enak setelah dikukus, dipanggang sampai kering.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
1. BAHAN
1) Telur ikan 1 gls
2) Daun pisang secukupnya
2. BUMBU
1) Bawang merah 3 bh
2) Kunyit ½ rsj
3) Bawang putih 2 siung
4) Jahe ½ rsj
5) Kemiri 2 bj
6) Asam 2 mata
7) Lada ¼ sdt
8) Garam 1 sdt
3. CARA PEMBUATAN
1) Telur ikan dibersihkan, dicuci.
2) Semua bumbu dihaluskan dicampurkan rata dengan telur ikan.
3) Dibungkusi daun pisang, dikukus sampai masak.
Keterangan :
Supaya lebih enak setelah dikukus, dipanggang sampai kering.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
Senin, 14 Desember 2009
Pemanenan Udang
Pemanenan udang merupakan tahap akhir dari satu periode siklus budidaya, karena dengan dilaksanakannya panen udang dalam suatu tambak maka tidak ada lagi proses pemeliharaan/perawatan udang pada periode tersebut. Pemanenan udang secara sedehana dapat diartikan sebagai proses pemungutan udang di dalam sebuah petakan tambak sebagai hasil proses budidaya dalam satu periode. Keputusan dilakukannya panen pada sebuah petakan tambak mengacu pada dasar pertimbangan yang terkait dengan kondisi, ukuran dan kualitas udang yang ada di dalam tambak tersebut dibandingkan dengan variable biaya produksi lainnya.
Ditinjau dari faktor penyebabnya, panen udang secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu : (1) panen normal, dan (2) panen bermasalah.
Panen Normal
Panen normal adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu petakan tambak dengan dasar pertimbangan kondisi, ukuran dan kualitas udang di dalam tambak tersebut dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dipanen sehingga dapat menghasilkan tingkat keuntungan finansial seperti yang diharapkan.
Panen Bermasalah
Panen bermasalah adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu petakan tambak dengan kondisi udang terkena suatu masalah. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan panen bermasalah adalah untuk menekan tingkat kerugian financial jika tidak segera dilakukan panen. Berdasarkan jenisnya, panen bermasalah dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
1. Panen kuras, yaitu kegiatan pemanenan yang dilakukan dengan cara membuang populasi udang di dalam suatu petakan tambak melalui saluran pembuangan melalui proses pembuangan air secara total. Panen kuras biasanya dilakukan pada udang bermasalah dengan ukuran yang masih relative kecil (phase bulan pertama) dan populasinya menurun drastis, sehingga jika kondisi seperti ini dilanjutkan hanya akan memperbesar tingkat kerugian yang akan diperoleh).
2. Panen dini, yaitu kegiatan pemanenan yang dilakukan pada suatu petakan tambak dengan kondisi udang bermasalah sebelum dianggap layak untuk dipanen secara normal. Panen dini dilakukan dengan dasar pertimbangan untuk menekan tingkat kerugian financial jika kondisi tersebut dipertahankan. Cara melakukan panen dini adalah sama dengan cara panen normal, yaitu melalui tahapan-tahapan tertentu dan peralatan yang diperlukan (akan diuraikan dalam pembahasan tersendiri).
Panen dini, jika ditinjau dari tingkat keuntungannya tidak semuanya merugikan secara financial, karena pada kondisi, ukuran dan kualitas udang tertentu meskipun terkena masalah jika pengambilan keputusan yang diambil adalah tepat, maka pada kondisi seperti ini masih dapat mendatangkan keuntungan financial (meskipun tidak optimal).
Secara garis besar pengambilan keputusan terkait dengan kegiatan panen bermasalah haruslah cepat berdasarkan pertimbangan dua variable yaitu:
1. Tingkat permasalahan pada udang. Seperti telah diketahui permasalahan udang pada dasarnya dapat muncul karena factor kondisi udang itu sendiri maupun karena terjangkitnya suatu jenis penyakit. Panen bermasalah lebih banyak dilakukan pada petakan tambak dengan udang terkena masalah, sehingga pengambilan keputusan terkait pemanenan perlu dilakukan secara cepat dan cermat agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
2. Tingkat keuntungan financial, yaitu perbandingan antara harga jual udang yang dipanen karena bermasalah dibandingkan dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan sampai saat pelaksanaan panen bermasalah tersebut.
Kegiatan panen udang meskipun sebagai tahap akhir dari suatu proses budidaya udang dalam satu siklus budidaya (terutama untuk panen normal) merupakan tahapan yang sangat penting juga untuk dipahami. Kualitas udang dan sifat/tingkah laku udang merupakan pengetahuan dasar yang perlu dipahami pada saat melakukan pemanenan udang. Pada kondisi tertentu (sering dijumpai di lapangan) udang mengalami penurunan kualitas yang sangat nyata pada saat dilakukan pemanenan, sehingga secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap harga jual dan tingkat keuntungan yang diperoleh menjadi tidak optimal.
sumber:http://marindro-ina.blogspot.com
Ditinjau dari faktor penyebabnya, panen udang secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu : (1) panen normal, dan (2) panen bermasalah.
Panen Normal
Panen normal adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu petakan tambak dengan dasar pertimbangan kondisi, ukuran dan kualitas udang di dalam tambak tersebut dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dipanen sehingga dapat menghasilkan tingkat keuntungan finansial seperti yang diharapkan.
Panen Bermasalah
Panen bermasalah adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu petakan tambak dengan kondisi udang terkena suatu masalah. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan panen bermasalah adalah untuk menekan tingkat kerugian financial jika tidak segera dilakukan panen. Berdasarkan jenisnya, panen bermasalah dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
1. Panen kuras, yaitu kegiatan pemanenan yang dilakukan dengan cara membuang populasi udang di dalam suatu petakan tambak melalui saluran pembuangan melalui proses pembuangan air secara total. Panen kuras biasanya dilakukan pada udang bermasalah dengan ukuran yang masih relative kecil (phase bulan pertama) dan populasinya menurun drastis, sehingga jika kondisi seperti ini dilanjutkan hanya akan memperbesar tingkat kerugian yang akan diperoleh).
2. Panen dini, yaitu kegiatan pemanenan yang dilakukan pada suatu petakan tambak dengan kondisi udang bermasalah sebelum dianggap layak untuk dipanen secara normal. Panen dini dilakukan dengan dasar pertimbangan untuk menekan tingkat kerugian financial jika kondisi tersebut dipertahankan. Cara melakukan panen dini adalah sama dengan cara panen normal, yaitu melalui tahapan-tahapan tertentu dan peralatan yang diperlukan (akan diuraikan dalam pembahasan tersendiri).
Panen dini, jika ditinjau dari tingkat keuntungannya tidak semuanya merugikan secara financial, karena pada kondisi, ukuran dan kualitas udang tertentu meskipun terkena masalah jika pengambilan keputusan yang diambil adalah tepat, maka pada kondisi seperti ini masih dapat mendatangkan keuntungan financial (meskipun tidak optimal).
Secara garis besar pengambilan keputusan terkait dengan kegiatan panen bermasalah haruslah cepat berdasarkan pertimbangan dua variable yaitu:
1. Tingkat permasalahan pada udang. Seperti telah diketahui permasalahan udang pada dasarnya dapat muncul karena factor kondisi udang itu sendiri maupun karena terjangkitnya suatu jenis penyakit. Panen bermasalah lebih banyak dilakukan pada petakan tambak dengan udang terkena masalah, sehingga pengambilan keputusan terkait pemanenan perlu dilakukan secara cepat dan cermat agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
2. Tingkat keuntungan financial, yaitu perbandingan antara harga jual udang yang dipanen karena bermasalah dibandingkan dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan sampai saat pelaksanaan panen bermasalah tersebut.
Kegiatan panen udang meskipun sebagai tahap akhir dari suatu proses budidaya udang dalam satu siklus budidaya (terutama untuk panen normal) merupakan tahapan yang sangat penting juga untuk dipahami. Kualitas udang dan sifat/tingkah laku udang merupakan pengetahuan dasar yang perlu dipahami pada saat melakukan pemanenan udang. Pada kondisi tertentu (sering dijumpai di lapangan) udang mengalami penurunan kualitas yang sangat nyata pada saat dilakukan pemanenan, sehingga secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap harga jual dan tingkat keuntungan yang diperoleh menjadi tidak optimal.
sumber:http://marindro-ina.blogspot.com
ACAR IKAN BANDENG
ACAR IKAN BANDENG
(Rembang)
1. BAHAN
Ikan bandeng 3 ekor
2. BUMBU
1) Bawang merah 4 buah
2) Kunyit ½ rsj
3) Bawang putih 2 siung
4) Gula merah 1 sendok teh
5) Lombok rawit 2 ons
6) Cuka 1 sendok makan
7) Kemiri 5 biji
8) Garam 1 sendok makan
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan dibersihkan, digoreng.
2) Lombok rawit dibelah dua.
3) Semua bumbu dihaluskan, ditumis, sesudah masak diberi air ± 1
cangkir, cuka dimasukkan.
4) Terakhir ikan goreng dimasukkan diaduk-aduk sampai rata, segera
diangkat setelah mendidih.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
(Rembang)
1. BAHAN
Ikan bandeng 3 ekor
2. BUMBU
1) Bawang merah 4 buah
2) Kunyit ½ rsj
3) Bawang putih 2 siung
4) Gula merah 1 sendok teh
5) Lombok rawit 2 ons
6) Cuka 1 sendok makan
7) Kemiri 5 biji
8) Garam 1 sendok makan
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan dibersihkan, digoreng.
2) Lombok rawit dibelah dua.
3) Semua bumbu dihaluskan, ditumis, sesudah masak diberi air ± 1
cangkir, cuka dimasukkan.
4) Terakhir ikan goreng dimasukkan diaduk-aduk sampai rata, segera
diangkat setelah mendidih.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
LODEH IKAN TJUTJUT
LODEH IKAN TJUTJUT
(Rembang)
1. BAHAN
1) Ikan tjutjut ½ kg
2) Kelapa ½ butir
2. BUMBU
1) Bawang merah 3 buah
2) Kemiri 2 biji
3) Bawang putih 1 siung
4) Daun salam 4 lembar
5) Lombok merah 4 buah
6) Kayu manis 1 jari
7) Jahe 1 rsj
8) Gula merah 1 sendok makan
9) Laos 1 potong
10) Garam 1 sendok makan
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan tjutjut dibersihkan.
2) Kelapa dikupas diparut, dibuat santan.
3) Bumbu-bumbu ditumbuk halus, kecuali daun salam, lombok, bawang
merah, bawang putih diiris-iris.
4) Lombok, bawang merah, bawang putih digoreng sampai kering,
kemudian bumbu ditambahkan.
5) Santan dituangkan, sambil diaduk-aduk sampai mendidih.
6) Diberi garam dan daun salam, dibiarkan sampai masak.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
(Rembang)
1. BAHAN
1) Ikan tjutjut ½ kg
2) Kelapa ½ butir
2. BUMBU
1) Bawang merah 3 buah
2) Kemiri 2 biji
3) Bawang putih 1 siung
4) Daun salam 4 lembar
5) Lombok merah 4 buah
6) Kayu manis 1 jari
7) Jahe 1 rsj
8) Gula merah 1 sendok makan
9) Laos 1 potong
10) Garam 1 sendok makan
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan tjutjut dibersihkan.
2) Kelapa dikupas diparut, dibuat santan.
3) Bumbu-bumbu ditumbuk halus, kecuali daun salam, lombok, bawang
merah, bawang putih diiris-iris.
4) Lombok, bawang merah, bawang putih digoreng sampai kering,
kemudian bumbu ditambahkan.
5) Santan dituangkan, sambil diaduk-aduk sampai mendidih.
6) Diberi garam dan daun salam, dibiarkan sampai masak.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
Minggu, 13 Desember 2009
IKAN PINDANG AIR GARAM
Ikan pindang adalah ikan awetan dengan kadar garam rendah. Pengolahannya
secara tradisional merupakan gabungan dari penggaraman dan perebusan
sehingga memberikan rasa yang khas. Jenis ikan yang biasa dibuat pindang,
antara lian : ikan bandeng, tongkol, cangkal, lemuru , kumbuy, dan selar.
Ada 2 cara pembuatan ikan pindang yaitu :
1) Pindang air garam
2) Pindang bawean
2. BAHAN
1) Ikan segar (bandeng, tongkol, cakalang) 10 kg
2) Garam 2 kg
3. ALAT
1) Paso atau periuk, yang telah diberi lubang dibagian bawah untuk
pengeluaran air;
2) Kompor atau tungku;
3) Batu pemberat
4) Kertas semen atau daun pisang.
CARA PEMBUATAN
1) Siangi ikan dan cuci;
2) Siapkan tempat penyusun ikan yang telah diisi air lebih kurang
seperempatnya (1/4) dantelah dilengkapi sarangan didalamnya;
3) Pilih ikan dan pisahkan menurut besar dan ukuran yang sama;
4) Susun dalam tempat ikan atau periuk secara berlapis-lapis, yang diselangseling
dengan lapisan garam.
5) Tutup lapisan teratas dengan kertas semen atau daun pisang yang bersih;
6) Panaskan tempat ikan yang berisi tumpukan ikan selama paling sedikit 3
jam, kemudian dinginkan. Selama proses pemasakan, air yang berada dalam
periuk akan bertambah banyak. Kelebihan air akan dikeluarkan melalui
lubang.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
secara tradisional merupakan gabungan dari penggaraman dan perebusan
sehingga memberikan rasa yang khas. Jenis ikan yang biasa dibuat pindang,
antara lian : ikan bandeng, tongkol, cangkal, lemuru , kumbuy, dan selar.
Ada 2 cara pembuatan ikan pindang yaitu :
1) Pindang air garam
2) Pindang bawean
2. BAHAN
1) Ikan segar (bandeng, tongkol, cakalang) 10 kg
2) Garam 2 kg
3. ALAT
1) Paso atau periuk, yang telah diberi lubang dibagian bawah untuk
pengeluaran air;
2) Kompor atau tungku;
3) Batu pemberat
4) Kertas semen atau daun pisang.
CARA PEMBUATAN
1) Siangi ikan dan cuci;
2) Siapkan tempat penyusun ikan yang telah diisi air lebih kurang
seperempatnya (1/4) dantelah dilengkapi sarangan didalamnya;
3) Pilih ikan dan pisahkan menurut besar dan ukuran yang sama;
4) Susun dalam tempat ikan atau periuk secara berlapis-lapis, yang diselangseling
dengan lapisan garam.
5) Tutup lapisan teratas dengan kertas semen atau daun pisang yang bersih;
6) Panaskan tempat ikan yang berisi tumpukan ikan selama paling sedikit 3
jam, kemudian dinginkan. Selama proses pemasakan, air yang berada dalam
periuk akan bertambah banyak. Kelebihan air akan dikeluarkan melalui
lubang.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
ikan kuah
1. BAHAN
1) Ikan laut/tawar 1 kg
2) Tomat 6 biji
2. BUMBU
1) Lombok 15 biji
2) Garam 1 sendok makan
3) Laos 2 potong
4) Air jeruk secukupnya
3. CARA PEMBUATAN
1) Air dipanaskan bersama-sama bumbu.
2) Setelah mendidih ikan dimasukkan.
3) Diangkat setelah ikannya masak.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
1) Ikan laut/tawar 1 kg
2) Tomat 6 biji
2. BUMBU
1) Lombok 15 biji
2) Garam 1 sendok makan
3) Laos 2 potong
4) Air jeruk secukupnya
3. CARA PEMBUATAN
1) Air dipanaskan bersama-sama bumbu.
2) Setelah mendidih ikan dimasukkan.
3) Diangkat setelah ikannya masak.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
Ikan asin
Ikan asin adalah makanan awetan yang diolah dengan cara penggaraman dan
pengeringan.
Ada 3 cara pembuatan :
1) Penggaraman kering dengan pengeringan;
2) Penggaraman basah (perebusan dalam air garam) dengan pengneringan;
3) Penggaraman yang dikombinasikan dengan peragian (pembuatan ikan
peda).
2. BAHAN
1) Ikan laut (ikan tawar) 10 kg
2) Garam dapur 3 kg
3. ALAT
1) Bak (tong kayu) tempat penggaraman
2) Pisau
3) Tampah (nyiru)
4) Peti Kayu (keranjang bambu)
4. CARA PEMBUATAN
1) Buang isi perut ikan (jangan sampai empedunya pecah);
2) Sayat-sayat (untuk ikan yang ukuran besar) dengan tebal 2~3 cm, belah dari
punggungnya (untuk ikan sedang atau kecil);
3) Cuci, masukkan ke dalam bejana (tong kayu) dan taburi garam;
4) Susun dalam bak (tong kayu) yang diselang-silang dengan lapisan garam
kemudian tutup dengan kayu;
5) Simpan dalam ruangan yang tidak mendapat sinar matahari langsung
selama 3 hari;
6) Jemur sampai kering kurang lebih selama 3 hari;
7) Masukkan dalam keranjang bambu atau peti kayu.
Catatan:
1) Ikan asin yang bermutu baik adalah jika memenuhi syarat Standar Industri
Indonesia (SII), yaitu :
a. Mempunyai bau, rasa, dan warna normal, serta bentuk yang baik;
b. Berkadar air paling tinggi 25 %
c. Berkadar garam (NaCl) antara 10 % ~ 20 %;
d. Tidak mengandung logam jamur, juga tidak terjadi pemerahan bakteri;
2) Ada beberapa cara untuk mempercepat pengeringan ikan asin :
a. Menjemur ikan di atas para-para setinggi ± 1 m dari atas tanah, di
halaman terbuka;
b. Menjemur ikan di dalam ruang pengering dari plastik (solar dryer);
c. Mengalir udara panas ke permukaan ikan dalam ruangan (mechanical
dryer);
d. Mengatur cara penjemuran ikan, jangan sampai bertumbuk;
e. Membelah daging ikan;
f. Membuat sayatan pada daging ikan.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
pengeringan.
Ada 3 cara pembuatan :
1) Penggaraman kering dengan pengeringan;
2) Penggaraman basah (perebusan dalam air garam) dengan pengneringan;
3) Penggaraman yang dikombinasikan dengan peragian (pembuatan ikan
peda).
2. BAHAN
1) Ikan laut (ikan tawar) 10 kg
2) Garam dapur 3 kg
3. ALAT
1) Bak (tong kayu) tempat penggaraman
2) Pisau
3) Tampah (nyiru)
4) Peti Kayu (keranjang bambu)
4. CARA PEMBUATAN
1) Buang isi perut ikan (jangan sampai empedunya pecah);
2) Sayat-sayat (untuk ikan yang ukuran besar) dengan tebal 2~3 cm, belah dari
punggungnya (untuk ikan sedang atau kecil);
3) Cuci, masukkan ke dalam bejana (tong kayu) dan taburi garam;
4) Susun dalam bak (tong kayu) yang diselang-silang dengan lapisan garam
kemudian tutup dengan kayu;
5) Simpan dalam ruangan yang tidak mendapat sinar matahari langsung
selama 3 hari;
6) Jemur sampai kering kurang lebih selama 3 hari;
7) Masukkan dalam keranjang bambu atau peti kayu.
Catatan:
1) Ikan asin yang bermutu baik adalah jika memenuhi syarat Standar Industri
Indonesia (SII), yaitu :
a. Mempunyai bau, rasa, dan warna normal, serta bentuk yang baik;
b. Berkadar air paling tinggi 25 %
c. Berkadar garam (NaCl) antara 10 % ~ 20 %;
d. Tidak mengandung logam jamur, juga tidak terjadi pemerahan bakteri;
2) Ada beberapa cara untuk mempercepat pengeringan ikan asin :
a. Menjemur ikan di atas para-para setinggi ± 1 m dari atas tanah, di
halaman terbuka;
b. Menjemur ikan di dalam ruang pengering dari plastik (solar dryer);
c. Mengalir udara panas ke permukaan ikan dalam ruangan (mechanical
dryer);
d. Mengatur cara penjemuran ikan, jangan sampai bertumbuk;
e. Membelah daging ikan;
f. Membuat sayatan pada daging ikan.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
Pencok Ikan Lele
PENCOK IKAN LELE
(Banyumas)
1. BAHAN
Ikan lele 1 ekor
2. BUMBU
1) Bawang putih 3 siung
2) Gula merah 1 sendok teh
3) Lombok merah 3 buah
4) Terasi 1 sendok teh
5) Lombok rawit 2 buah
6) Kecap 1 sendok makan
7) Air jeruk nipis ½ sendok makan
8) Garam 1 sendok teh
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan lele dibersihkan, dibakar sampai masak.
2) Bumbu dihaluskan, kecap dimasukkan.
3) Bumbu kecap disiramkan pada ikan sambil ditumbuk pelan-pelan.
Keterangan :
Kadang-kadang bumbu dimasukkan santan kental (dari kelapa ¼ btr),
kemiri 2 btr dan kencur 1 rsj.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
(Banyumas)
1. BAHAN
Ikan lele 1 ekor
2. BUMBU
1) Bawang putih 3 siung
2) Gula merah 1 sendok teh
3) Lombok merah 3 buah
4) Terasi 1 sendok teh
5) Lombok rawit 2 buah
6) Kecap 1 sendok makan
7) Air jeruk nipis ½ sendok makan
8) Garam 1 sendok teh
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan lele dibersihkan, dibakar sampai masak.
2) Bumbu dihaluskan, kecap dimasukkan.
3) Bumbu kecap disiramkan pada ikan sambil ditumbuk pelan-pelan.
Keterangan :
Kadang-kadang bumbu dimasukkan santan kental (dari kelapa ¼ btr),
kemiri 2 btr dan kencur 1 rsj.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
Sabtu, 12 Desember 2009
TUMIS IKAN
TUMIS IKAN
Bahan-bahan :
Ikan laut 2 ekor
Bumbu-bumbu :
Bawang merah 6 bh
Gula merah 1 sdt
Bawang putih 3 siung
Laos 1 iris
Lombok merah 3 bh
Jahe 1 iris
Kunyit 1 rsj
Garam 1 sdm
Minyak kelapa 3 sdm
Cara membuatnya :
Ikan dibersihkan, direbus dengan ½ gls air, empedu dan kotoran dibuang.
Lombok merah diiris halus, laos diparut.
Bumbu-bumbu lainnya dihaluskan.
Semua ditumis sampai layu, dicampurkan kedalam rebusan ikan.
Dimasak sampai airnya habis dan keluar minyaknya.
1. BAHAN
2. BUMBU
3. CARA PEMBUATAN
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
Bahan-bahan :
Ikan laut 2 ekor
Bumbu-bumbu :
Bawang merah 6 bh
Gula merah 1 sdt
Bawang putih 3 siung
Laos 1 iris
Lombok merah 3 bh
Jahe 1 iris
Kunyit 1 rsj
Garam 1 sdm
Minyak kelapa 3 sdm
Cara membuatnya :
Ikan dibersihkan, direbus dengan ½ gls air, empedu dan kotoran dibuang.
Lombok merah diiris halus, laos diparut.
Bumbu-bumbu lainnya dihaluskan.
Semua ditumis sampai layu, dicampurkan kedalam rebusan ikan.
Dimasak sampai airnya habis dan keluar minyaknya.
1. BAHAN
2. BUMBU
3. CARA PEMBUATAN
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
PENCOK IKAN
PENCOK IKAN
(Priangan)
1. BAHAN
Ikan tawes ½ kg
2. BUMBU
1) Kacang tanah 1 ons
2) Jahe 1 rsj
3) Bawang merah 6 buah
4) Asam 3 mata
5) Lombok merah 5 buah
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan tawes dibersihkan, dipanggang.
2) Kacang tanah disangan.
3) Bawang merah, lombok jahe dibakar.
4) Bumbu-bumbu dihaluskan, ikan dimasukkan, diberi air panas sedikit.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
(Priangan)
1. BAHAN
Ikan tawes ½ kg
2. BUMBU
1) Kacang tanah 1 ons
2) Jahe 1 rsj
3) Bawang merah 6 buah
4) Asam 3 mata
5) Lombok merah 5 buah
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan tawes dibersihkan, dipanggang.
2) Kacang tanah disangan.
3) Bawang merah, lombok jahe dibakar.
4) Bumbu-bumbu dihaluskan, ikan dimasukkan, diberi air panas sedikit.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
bekasem ikan
Bekasem ikan merupakan ikan awetan yang diperoleh dengan cara
penggaraman dan peragian. Awetan ini banyak dikenal di daerah Jawa Tengah
dan Sumatera Selatan, sedang di daerah Kalimantan Tengah lebih dikenal
dengan nama wadi.
2. BAHAN
1) Ikan segar air tawar (lele, mujair, tawes, ikan gabus) 10 kg
2) Nasi yang telah dikeringkan serta diangin-anginkan
dalam tempat tertutup secukupnya
3) Garam 200 gram
3. ALAT
Periuk (belanga, paso)
4. CARA PEMBUATAN
1) Bersihkan ikan, siangi bagian sisik, insang, dan isi perut, kemudian cuci;
2) Masukkan ke dalam periuk atau belanga lalu campur dengan garam dan
nasi;
3) Tutup rapat, kemudian simpan selama 4~7 hari atau sampai berbau dan
berasa asam.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
penggaraman dan peragian. Awetan ini banyak dikenal di daerah Jawa Tengah
dan Sumatera Selatan, sedang di daerah Kalimantan Tengah lebih dikenal
dengan nama wadi.
2. BAHAN
1) Ikan segar air tawar (lele, mujair, tawes, ikan gabus) 10 kg
2) Nasi yang telah dikeringkan serta diangin-anginkan
dalam tempat tertutup secukupnya
3) Garam 200 gram
3. ALAT
Periuk (belanga, paso)
4. CARA PEMBUATAN
1) Bersihkan ikan, siangi bagian sisik, insang, dan isi perut, kemudian cuci;
2) Masukkan ke dalam periuk atau belanga lalu campur dengan garam dan
nasi;
3) Tutup rapat, kemudian simpan selama 4~7 hari atau sampai berbau dan
berasa asam.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
Jumat, 11 Desember 2009
ikan cuka
ikan cuka
(Padang)
1. BAHAN
1) Ikan tengiri 4 kg
2) Minyak goreng 1 gelas
2. BUMBU
1) Bawang merah 8 buah
2) Jahe 1 rsj
3) Bawang putih 3 siung
4) Cuka 3 sendok makan
5) Lombok hijau 5 buah
6) Garam 2 sendok makan
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan dibersihkan, dipotong-potong, dilumuri dengan garam terus
digoreng.
2) Bawang merah, bawang putih dimemarkan.
3) Lombok hijau dibelah dua.
4) Bumbu-bumbu ditumis sampai layu, dimasuki air 3 gelas.
5) Ikan, cuka dan garam dimasukkan.
6) Kalau sudah mendidih diangkat.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
(Padang)
1. BAHAN
1) Ikan tengiri 4 kg
2) Minyak goreng 1 gelas
2. BUMBU
1) Bawang merah 8 buah
2) Jahe 1 rsj
3) Bawang putih 3 siung
4) Cuka 3 sendok makan
5) Lombok hijau 5 buah
6) Garam 2 sendok makan
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan dibersihkan, dipotong-potong, dilumuri dengan garam terus
digoreng.
2) Bawang merah, bawang putih dimemarkan.
3) Lombok hijau dibelah dua.
4) Bumbu-bumbu ditumis sampai layu, dimasuki air 3 gelas.
5) Ikan, cuka dan garam dimasukkan.
6) Kalau sudah mendidih diangkat.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
TUMIS IKAN
TUMIS IKAN
Bahan-bahan :
Ikan laut 2 ekor
Bumbu-bumbu :
Bawang merah 6 bh
Gula merah 1 sdt
Bawang putih 3 siung
Laos 1 iris
Lombok merah 3 bh
Jahe 1 iris
Kunyit 1 rsj
Garam 1 sdm
Minyak kelapa 3 sdm
Cara membuatnya :
Ikan dibersihkan, direbus dengan ½ gls air, empedu dan kotoran dibuang.
Lombok merah diiris halus, laos diparut.
Bumbu-bumbu lainnya dihaluskan.
Semua ditumis sampai layu, dicampurkan kedalam rebusan ikan.
Dimasak sampai airnya habis dan keluar minyaknya.
1. BAHAN
2. BUMBU
3. CARA PEMBUATAN
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
Bahan-bahan :
Ikan laut 2 ekor
Bumbu-bumbu :
Bawang merah 6 bh
Gula merah 1 sdt
Bawang putih 3 siung
Laos 1 iris
Lombok merah 3 bh
Jahe 1 iris
Kunyit 1 rsj
Garam 1 sdm
Minyak kelapa 3 sdm
Cara membuatnya :
Ikan dibersihkan, direbus dengan ½ gls air, empedu dan kotoran dibuang.
Lombok merah diiris halus, laos diparut.
Bumbu-bumbu lainnya dihaluskan.
Semua ditumis sampai layu, dicampurkan kedalam rebusan ikan.
Dimasak sampai airnya habis dan keluar minyaknya.
1. BAHAN
2. BUMBU
3. CARA PEMBUATAN
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
SOP IKAN
SOP IKAN
(Bogor)
1. BAHAN
1) Ikan ¼ kg
2) Margarine 2 sendok makan
3) Tepung maizena 2 sendok makan
2. BUMBU
1) Bawang merah 7 buah
2) Lada ½ sendok teh
3) Seledri 2 batang
4) Daun bawang 2 ikat
5) Garam 1½ sendok makan
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan dibersihkan, dibubuhi garam ½ sendok makan dan asam,
kemudian direbus dengan air 2/3 gelas, direbus sampai masak,
setelah itu dagingnya diambil, sisa kaldu ikan (air perebus) disaring
dan disimpan.
2) Bawang merah, daun bawang diiris halus ditumis sampai kuning,
dituangkan cairan tepung yang sudah dicairkan dengan 4 sendok
makan air dan dituangi kaldu ikan sedikit demi sedikit.
3) Daging ikan dimasukkan, dijerangkan sambil diaduk-aduk sampai
mendidih.
4) Dihidangkan panas-panas dibubuhi irisan seledri.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
(Bogor)
1. BAHAN
1) Ikan ¼ kg
2) Margarine 2 sendok makan
3) Tepung maizena 2 sendok makan
2. BUMBU
1) Bawang merah 7 buah
2) Lada ½ sendok teh
3) Seledri 2 batang
4) Daun bawang 2 ikat
5) Garam 1½ sendok makan
3. CARA PEMBUATAN
1) Ikan dibersihkan, dibubuhi garam ½ sendok makan dan asam,
kemudian direbus dengan air 2/3 gelas, direbus sampai masak,
setelah itu dagingnya diambil, sisa kaldu ikan (air perebus) disaring
dan disimpan.
2) Bawang merah, daun bawang diiris halus ditumis sampai kuning,
dituangkan cairan tepung yang sudah dicairkan dengan 4 sendok
makan air dan dituangi kaldu ikan sedikit demi sedikit.
3) Daging ikan dimasukkan, dijerangkan sambil diaduk-aduk sampai
mendidih.
4) Dihidangkan panas-panas dibubuhi irisan seledri.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
Dendeng ikan
Dendeng ikan adalah jenis makanan awetan yang dibuat dengan cara
pengeringan dengan menambah garam, gula, dan bahan lain untuk
memperoleh rasa yang diinginkan.
2. BAHAN
1) Ikan tamban sisik (lemuru, cucut) 20 kg
2) Gula merah 2 kg
3) Ketumbar 2 ons
4) Garam 1 kg
5) Bawang merah ½ ons
6) Bawang putih 2 ons
7) Asam jawa 7 mata
8) Lengkuas (laos) secukupnya
3. ALAT
1) Pisau
2) Alas perajang (talenan)
3) Keranjang peniris (ayakan bambu)
4) Penghancur bumbu (cobek)
5) Ember
6) Baskom
7) Panci
8) Saringan halus
9) Tampah (nyiru)
CARA PEMBUATAN
1) Bersihkan ikan, buang kepala dan isi perutnya;
2) Belah dan buang tulangnya lalu cuci. Untuk ikan yang lebih besar dan tebal
iris dengan ukuran panjang 7 cm, tebal ½ cm, dan lebar 5 cm;
3) Masukkan garam ke dalam 3 liter air kemudian rendam ikan selama 5 jam;
4) Masak 8 liter air sampai mendidih, masukkan semua bumbu yang telah
dihaluskan kemudian aduk-aduk sampai rata;
5) Saring supaya ampas ketumbar terpisah, kemudian dinginkan;
6) Masukkan ikan yang sudah digarami tadi ke dalam larutan bumbu. Rendam
selama ± 10 jam;
7) Tiriskan, kemudian jemur di atas nyiru atau tampah;
8) Balik-balik ikan tiap 4 jam sekali supaya pengeringan rata;
9) Sebelum dihidangkan, goreng dendeng terlebih dahulu (± ½ menit) dalam
minyak panas.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
pengeringan dengan menambah garam, gula, dan bahan lain untuk
memperoleh rasa yang diinginkan.
2. BAHAN
1) Ikan tamban sisik (lemuru, cucut) 20 kg
2) Gula merah 2 kg
3) Ketumbar 2 ons
4) Garam 1 kg
5) Bawang merah ½ ons
6) Bawang putih 2 ons
7) Asam jawa 7 mata
8) Lengkuas (laos) secukupnya
3. ALAT
1) Pisau
2) Alas perajang (talenan)
3) Keranjang peniris (ayakan bambu)
4) Penghancur bumbu (cobek)
5) Ember
6) Baskom
7) Panci
8) Saringan halus
9) Tampah (nyiru)
CARA PEMBUATAN
1) Bersihkan ikan, buang kepala dan isi perutnya;
2) Belah dan buang tulangnya lalu cuci. Untuk ikan yang lebih besar dan tebal
iris dengan ukuran panjang 7 cm, tebal ½ cm, dan lebar 5 cm;
3) Masukkan garam ke dalam 3 liter air kemudian rendam ikan selama 5 jam;
4) Masak 8 liter air sampai mendidih, masukkan semua bumbu yang telah
dihaluskan kemudian aduk-aduk sampai rata;
5) Saring supaya ampas ketumbar terpisah, kemudian dinginkan;
6) Masukkan ikan yang sudah digarami tadi ke dalam larutan bumbu. Rendam
selama ± 10 jam;
7) Tiriskan, kemudian jemur di atas nyiru atau tampah;
8) Balik-balik ikan tiap 4 jam sekali supaya pengeringan rata;
9) Sebelum dihidangkan, goreng dendeng terlebih dahulu (± ½ menit) dalam
minyak panas.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
ABON IKAN
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut yang diberi
bumbu, deiolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang
dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai
daya awet yang relatif lama.
2. BAHAN
1) Ikan tongkol (cakalang, tenggiri, bawal, cucut) 10 kg
2) Bawang merah 1 ½ ons (20 butir)
3) Bawang putih 1 ons (12 siung)
4) Ketumbar 10 gram (3 sdk makan)
5) Irisan lengkuas 3 iris (tebal 5 mm)
6) Daun salam 10 lembar
7) Sereh 3 tangkai
8) Gula pasir 700 gram
9) Asam jawa 6 mata
10) Santan kental 10 gelas (10 butir kelapa)
3. ALAT
1) Pisau
2) Alat perajang (talenan)
3) Ember plastik
4) Keranjang plastik
5) Panci
6) Baskom
7) Alat penghancur bumbu (cobek)
8) Penggorengan (wajan)
9) Parutan
10) Garpu
11) Kantong plastik
12) Kain blacu
13) Alat tekan (pres)
4. CARA PEMBUATAN
1) Pilih ikan segar, buang kepala, ekor, kulit, dan isi perutnya, kemudian cuci;
2) Potong ikan kira-kira tebal 1 cm, panjang 10 cm, dan lebar 6 cm, kemudian
cuci;
3) Rebus atau kukus sampai matang lalu dinginkan. Supaya ikan menjadi
kering masukkan ke dalam kain blacu dan tekan dengan alat tekan (pers);
4) Pisahkan dari tulang dan durinya lalu cabik-cabik dengan garpu, kemudian
tumbuk pelan-pelan sehingga merupakan serat halus;
5) Haluskan bumbu lalu tumis dalam penggorengan, kemudian masukkan
santan kental. Tambahkan lengkuas, asam, gula, daun salam, dan sereh;
6) Panaskan terus hingga mendidih sambil diaduk-aduk, sampai santan tinggal
setengah;
7) Masukkan serat-serat daging ikan sedikit demi sedikit ke dalam santan
sambil diaduk terus sampai kering. Penggorengan selesai apabila abon
sudah benar-benar kering, diraba sudah kemersik, dan berwarna coklat.
(Apabila masih banyak minyak, tekan dengan alat tekan dan tampung
minyaknya);
8) Tiriskan dan dinginkan, kemudian masukkan ke dalam kantong plastik.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
bumbu, deiolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang
dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai
daya awet yang relatif lama.
2. BAHAN
1) Ikan tongkol (cakalang, tenggiri, bawal, cucut) 10 kg
2) Bawang merah 1 ½ ons (20 butir)
3) Bawang putih 1 ons (12 siung)
4) Ketumbar 10 gram (3 sdk makan)
5) Irisan lengkuas 3 iris (tebal 5 mm)
6) Daun salam 10 lembar
7) Sereh 3 tangkai
8) Gula pasir 700 gram
9) Asam jawa 6 mata
10) Santan kental 10 gelas (10 butir kelapa)
3. ALAT
1) Pisau
2) Alat perajang (talenan)
3) Ember plastik
4) Keranjang plastik
5) Panci
6) Baskom
7) Alat penghancur bumbu (cobek)
8) Penggorengan (wajan)
9) Parutan
10) Garpu
11) Kantong plastik
12) Kain blacu
13) Alat tekan (pres)
4. CARA PEMBUATAN
1) Pilih ikan segar, buang kepala, ekor, kulit, dan isi perutnya, kemudian cuci;
2) Potong ikan kira-kira tebal 1 cm, panjang 10 cm, dan lebar 6 cm, kemudian
cuci;
3) Rebus atau kukus sampai matang lalu dinginkan. Supaya ikan menjadi
kering masukkan ke dalam kain blacu dan tekan dengan alat tekan (pers);
4) Pisahkan dari tulang dan durinya lalu cabik-cabik dengan garpu, kemudian
tumbuk pelan-pelan sehingga merupakan serat halus;
5) Haluskan bumbu lalu tumis dalam penggorengan, kemudian masukkan
santan kental. Tambahkan lengkuas, asam, gula, daun salam, dan sereh;
6) Panaskan terus hingga mendidih sambil diaduk-aduk, sampai santan tinggal
setengah;
7) Masukkan serat-serat daging ikan sedikit demi sedikit ke dalam santan
sambil diaduk terus sampai kering. Penggorengan selesai apabila abon
sudah benar-benar kering, diraba sudah kemersik, dan berwarna coklat.
(Apabila masih banyak minyak, tekan dengan alat tekan dan tampung
minyaknya);
8) Tiriskan dan dinginkan, kemudian masukkan ke dalam kantong plastik.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
KERUPUK UDANG ATAU IKAN
KERUPUK UDANG ATAU IKAN
1. PENDAHULUAN
Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain
sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan
dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi
pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat
tergantung pada mutu bahan mentahnya.
Tanda ikan yang sudah busuk:
- mata suram dan tenggelam;
- sisik suram dan mudah lepas;
- warna kulit suram dengan lendir tebal;
- insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;
- dinding perut lembek;
- warna keseluruhan suram dan berbau busuk.
Tanda ikan yang masih segar:
- daging kenyal;
- mata jernih menonjol;
- sisik kuat dan mengkilat;
- sirip kuat;
- warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;
- insang berwarna merah;
- dinding perut kuat;
- bau ikan segar.
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi
masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat
mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu
diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak
memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk
mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakukan yang
baik selama proses pengawetan seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat
yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang
bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain dengan cara:
penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, peragian, dan
pendinginan ikan.
Komposisi Ikan Segar per 100 gram Bahan
KOMPONEN KADAR (%)
Kandungan air 76,00
Protein 17,00
Lemak 4,50
Mineral dan vitamin 2,52-4,50
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan
kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan
bagi tubuh manusia.
Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang
dan Taiwanikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang
memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari negara
lainnya. Penggolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang
mengkonsumsi ikan lebih banyak.
Kerupuk udang atau ikan adalah produk makanan kering yang berasal dari
udang atau ikan yang dicampur dengan tepung tapioka atau tepung terigu.
Limbah Kulit dan kepala udang dapat digunakan untuk bahan pembuat petis
dan terasi.
2. BAHAN
1) Udang segar ¾ kg
2) Tepung terigu 3 kg
3) Tepung tapioka ¾ kg
4) Bawang putih 60 gram (12 siung)
5) Garam dapur 3 sendok makan
6) Bleng 3 sendok makan
3. ALAT
1) Baskom
2) Dandang
3) Alat penghancur bumbu (cobek)
4) Pisau
5) Tampah (Nyiru)
6) Kompor
7) Laoyang
8) Sendok Kayu
9) Sendok Makan
4. CARA PEMBUATAN
1) Kupas udang, kemudian buang kepala dan kulitnya. Selanjutnya cuci dengan
air bersih;
2) Tumbuk udang sampai halus;
3) Haluskan bawang putih dan garam, kemudian campurkan dengan udang
yang telah dihaluskan. Aduk-aduk dan remas-remas sampai adonan
bercampur menjadi satu;
4) Larutkan bleng dengan air panas, kemudian campurkan dengan adonan tadi;
5) Setelah tercampur rata, tambahkan tepung terigu, tepung tapioka, dan air.
Aduk-aduk adonan sampai kental;
6) Tuangkan adonan ke dalam loyang, kemudian kukus sampai matang lalu
dinginkan;
7) Iris-iris adonan dengan tebal ± 0,1 ~ 0,2 mm, kemudian jemur sampai kering;
DAFTAR PUSTAKA
Saraswati. Membuat kerupuk udang. Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1986.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
1. PENDAHULUAN
Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain
sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan
dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi
pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat
tergantung pada mutu bahan mentahnya.
Tanda ikan yang sudah busuk:
- mata suram dan tenggelam;
- sisik suram dan mudah lepas;
- warna kulit suram dengan lendir tebal;
- insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;
- dinding perut lembek;
- warna keseluruhan suram dan berbau busuk.
Tanda ikan yang masih segar:
- daging kenyal;
- mata jernih menonjol;
- sisik kuat dan mengkilat;
- sirip kuat;
- warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;
- insang berwarna merah;
- dinding perut kuat;
- bau ikan segar.
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi
masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat
mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu
diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak
memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk
mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakukan yang
baik selama proses pengawetan seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat
yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang
bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain dengan cara:
penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, peragian, dan
pendinginan ikan.
Komposisi Ikan Segar per 100 gram Bahan
KOMPONEN KADAR (%)
Kandungan air 76,00
Protein 17,00
Lemak 4,50
Mineral dan vitamin 2,52-4,50
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan
kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan
bagi tubuh manusia.
Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang
dan Taiwanikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang
memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari negara
lainnya. Penggolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang
mengkonsumsi ikan lebih banyak.
Kerupuk udang atau ikan adalah produk makanan kering yang berasal dari
udang atau ikan yang dicampur dengan tepung tapioka atau tepung terigu.
Limbah Kulit dan kepala udang dapat digunakan untuk bahan pembuat petis
dan terasi.
2. BAHAN
1) Udang segar ¾ kg
2) Tepung terigu 3 kg
3) Tepung tapioka ¾ kg
4) Bawang putih 60 gram (12 siung)
5) Garam dapur 3 sendok makan
6) Bleng 3 sendok makan
3. ALAT
1) Baskom
2) Dandang
3) Alat penghancur bumbu (cobek)
4) Pisau
5) Tampah (Nyiru)
6) Kompor
7) Laoyang
8) Sendok Kayu
9) Sendok Makan
4. CARA PEMBUATAN
1) Kupas udang, kemudian buang kepala dan kulitnya. Selanjutnya cuci dengan
air bersih;
2) Tumbuk udang sampai halus;
3) Haluskan bawang putih dan garam, kemudian campurkan dengan udang
yang telah dihaluskan. Aduk-aduk dan remas-remas sampai adonan
bercampur menjadi satu;
4) Larutkan bleng dengan air panas, kemudian campurkan dengan adonan tadi;
5) Setelah tercampur rata, tambahkan tepung terigu, tepung tapioka, dan air.
Aduk-aduk adonan sampai kental;
6) Tuangkan adonan ke dalam loyang, kemudian kukus sampai matang lalu
dinginkan;
7) Iris-iris adonan dengan tebal ± 0,1 ~ 0,2 mm, kemudian jemur sampai kering;
DAFTAR PUSTAKA
Saraswati. Membuat kerupuk udang. Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1986.
Jakarta, Maret 2000
Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Editor : Esti, Agus Sediadi
ACAR UDANG
ACAR UDANG
(Palembang)
1. BAHAN
Udang besar 5 ekor
2. BUMBU
1) Bawang putih 2 siung
2) Lombok merah 5 buah
3) Cuka ½ sendok teh
4) Gula merah ½ sendok teh
5) Garam 1 sendok teh
3. CARA PEMBUATAN
Udang dibersihkan, direbus dengan sepotong arang.
Dikupas, dipotong ± 1 cm.
Saosnya :
1) Bumbu-bumbu dihaluskan, dicampur dengan kaldu udang ½ gelas.
2) Rasa saos asam-asam manis.
3) Dimakan dengan saosnya.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
(Palembang)
1. BAHAN
Udang besar 5 ekor
2. BUMBU
1) Bawang putih 2 siung
2) Lombok merah 5 buah
3) Cuka ½ sendok teh
4) Gula merah ½ sendok teh
5) Garam 1 sendok teh
3. CARA PEMBUATAN
Udang dibersihkan, direbus dengan sepotong arang.
Dikupas, dipotong ± 1 cm.
Saosnya :
1) Bumbu-bumbu dihaluskan, dicampur dengan kaldu udang ½ gelas.
2) Rasa saos asam-asam manis.
3) Dimakan dengan saosnya.
Jakarta, Maret 2001
Sumber : Buku Kumpulan Masakan Indonesia
Disadur oleh : Ika Budiawati, Kemal
Langganan:
Postingan (Atom)