Jumat, 22 Mei 2009

Memelihara induk ikan gurame

Memelihara induk ikan gurame

Inilah cara memelihara induk ikan gurame. Dalam budidaya gurame, banyak orang yang terkecoh dengan istilah pemelihraan induk dan pemijahan. Karena pada prinsipnya keduanya sama-sama melakukan pemeliharaan induk, mulai dari persiapan kolam, padat penebaran hingga kegiatan sehari-harinya. Jenis kolam dan luas kolam yang digunakan juga bisa sama atau dengan menggunakan kolam yang sama.






Yang saya maksud dengan pemeliharaan induk di sini adalah kegiatan memelihara calon induk atau induk baru saja dipijahkan hingga induk-induk tersebut dipijahkan atau dipijahkan kembali. Jelas sekali ada perbedaan antara keduanya. Tujuan pemijahan adalah untuk mendapatkan telur, sedangkan pemeliharaan induk hanya untuk menyiapkan induk agar matang gonad.

Karena pemeliharaan induk bertujuan hanya untuk mendapatkan induk yang matang gonad atau tidak untuk mendapatkan telur, maka jelas dalam kegiatan ini, induk jantan dan betina dipelihara terpisah. Karena bila pemeliharaannya disatukan, akan terjadi pemijahan liar. Gurame termasuk ikan yang mudah memijah secara alami bila keduanya sudah matang gonad.

Kegiatan pemeliharaan induk dimulai dengan persiapan kolam. Kolam yang baru saja dikeringkan dijemur selama minimal 7 hari. Tujuannya selain untuk membunuh penyakit juga untuk memeperbaiki struktur tanah. Setelah tanah agak kering, pematangnya diperbaiki dengan menutup seluruh permukaan pematang dengan tanah dasar. Dengan begitu, kolam terbebas dari bocoran.

Kolam diari dengan menutup lubang pengeluaran dan membukan lubang pemasukan. Namun pengairannya dilakukan setelah pematangnya kering, kalau masih basah bisa terjadi erosi. Kolam pemeliharaan induk harus agak dalam, dengan ketinggian air antara 60 – 70 cm . Ketinggian itu harus dijaga agar fluktuasi air kolam tidak terlalu tinggi dan induk-induk terganggu akibat itu.

Agar tidak stres, induk ditebar pada pagi hari. Karena pada saat itu, suhu air masih rendah. Penebaran pada siang hari kurang baik, karena induk-induk itu bisa stres. Ini disebabkan oleh suhu air kolam dengan suhu dalam wadah angkut atau kolam yang baru saja dipanen sangat jauh. Keadaan tersebut menjadikan tubuh ikan terkena goncangan suhu dan harus menyesuaikan dengan lingkungan barunya.

Pada tebar induk harus sesuai dengan anjuran para ahli, atau saran dari petani yang sudah berpengalaman di daerah anda, tidak boleh terlalu tinggi, dan juga tidak terlalu rendah. Padat tebar yang terlalu tinggi dapat menghambat perkembangan gonad dan padat tebar yang terlalu rendah sangat tidak efisien. Padat tebar yang baik di kolam pemeliharaan induk adalah 1 - 2 ekor/m2.

Pakan tambahan sebaiknya diberikan keesokan harinya. Dalam semalam , induk dibiarkab beradaftasi dengan lingkungan barunya. Selain itu, induk dibiarkan lapar dahulu, sehingga ketikan diberi pakan tambahan, napsu makannya tinggi. Ada tiga hal penting harus diperhatikan dalam pemberian pakan tambahan pada ikan gurame, yaitu jenis pakan, jumlah, waktu dan cara pemberiannya.

Jenis pakan tambahan untuk induk gurame berbeda dengan pakan tambahan untuk induk ikan mas dan nila. Ikan mas dan nila umumnya diberi pakan tambahan berupa pakan buatan, yaitu pellet. Namun untuk induk gurame, pakan tambahan seluruhnya pelet kurang baik. Karena dapat berakibat patal, telurnya kurang baik, lengket dan diselimuti lemak. Keadaan itu menyebabkan daya tetasnya rendah.

Pakan tambahan yang baik untuk induk gurame adalah campuran antara pelet dan daun-daunan. Jenis daun yang baik adalah daun alas. Daun lainnya yang bisa diberikan pada induk gurame adalah daun singkong dan kangkung. Namun daun yang paling baik adalah daunt keladi. Tetapi sebaiknya daun itu dilayukan dulu bebrapa jam, untuk mengurangi getahnya.

Meski jenis daun yang bisa diberikan masih banyak jenisnya, tetapi jangan sekali-kali induk gurame diberi daun papaya. Karena daun ini bisa merusak kantung telur dan bisa menggagalkan pemijahan. (Pesan sponsor : klik iklan) Larangan lainnya adalah, induk gurame jangan diberi daun ubi jalar. Daun itu tidak akan merusak kantung telur, tetapi kandungan gizinya rendah, kurang baik untuk induk gurame.

Untuk menyediakan daun keladi, seorang pembudidaya tidak mungkin harus mengandalkan orang lain, atau dengan mencari ke tempat lain. Yang harus dijalankan adalah seorang pembudidaya harus menyediakan sendiri, yaitu dengan menanam di lahannya, di pematang kolam atau tempat khus. Jumlah yang ditanam tergantung dari kebutuhan. Yang pasti bisa mencukupi kebutuhan sendiri.

Jumlah pakan yang diberikan untuk induk gurame tidak jauh berbeda dengan induk ikan mas dan nila. Umumnya jumlah pakan tambahan untuk kedua ikan tersebut rata-rata 3 persen pelet setiap hari. Tetapi untuk induk gurame, pakan tambahan ini ditambah dengan 5 persen daun talas yang sudah dilayukan Kemudian setiap tiga hari bekatul sebanyak ½ blek untuk 30 ekor induk.

sumber : http://gitapurnama.blogspot.com/

Siklus hidup dan perkembangbiakan ikan gurame

Siklus hidup dan perkembangbiakan ikan gurame

Inilah gambaran siklus hidup dan perkembangbiakan ikan guame. Siklus hidup ikan gurame tidak berbeda dengan kebanyakan ikan air tawar lainnya, termasuk dengan siklus hidup ikan mas. Sebut saja siklus ini dimulai dari telur, maka siklus ikan gurami adalah telur, larva, benih, konsumsi, calon induk dan induk. Inilah pendapat para ahli tentang siklus hidup ikan gurami. Pendapat ini mungkin bisa dijadikan sebagai referensi.


Meski siklus hidupnya hampir sama, tetapi sifat hidup ikan gurami dengan sifat hidup ikan mas jauh berbeda. Ini wajar karena habitat kedua ikan itu berbeda, ikan mas berasal dari sungai, sedangkan ikan gurame dari rawa. Perbedaan pertama terjadi pada cara bertelur. Ikan mas bertelur dimana saja, sedangkan ikan gurami bertelur dalam tempat khusus, yaitu dalam sarang.

Proses adaftasi pemijahan ikan mas berlangsung cepat, dalam beberapa jam disatukan segera akan memijah. Sedangkan proses adaftasi pemijahan ikan gurame sangat lama, tidak setelah beberapa jam, tetapi setelah beberapa hari baru memijah. Setelah memijah, ikan mas pergi begitu saja, sedangkan ikan gurami akan merawatnya.

Selain cara bertelur, sifat telur ikan gurami dengan sifat telur ikan mas jauh berbeda. Telur ikan mas bersifat tenggelam dan adhesif. Ketika baru keluar dari induk, sifat adhesifnya langsung muncul, dimana telur-telur ikan mas akan melekat pada benda apa saja yang ada di sekitarnya.

Sedangkan sifat telur ikan gurame tidak tenggelam, serta tidak adhesif. Ketika baru keluar dari induknya, telur ikan gurame tidak akan tenggelam, tetapi akan melayang. Selain itu, telur ikan gurami tidak melekat pada benda-benda. Dari semua itu, siklus yang unik terjadi dari fase telur menuju larva. Karena dalam fase ini terjadi pembentukan hampir semua organ tubuh. Inilah masa kritis dalam kehidupan ikan gurami.

EFFENDIE (1997), mengatakan bahwa pada periode larva, ikan mengalami dua fase perkembangan, yaitu prolarva dan pasca larva. Ciri-ciri prolarva adalah masih adanya kuning telur, tubuh transfaran dengan beberapa pigmen yang belum diketahui fungsinya, serta adanya sirip dada dan sirip ekor walaupun bentuknya belum sempurna. Mulut dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung halus, pada saat tersebut makanan didapatkan dari kuning telur yang belum habis terserap. Biasanya larva ikan yang baru menetas berada dalam keadaan terbalik karena kuning telurnya masih mengandung minyak. Gerakan larva hanya terjadi sewaktu-waktu dengan menggerakan ekornya ke kiri dan ke kanan.

Masih kata EFFENDIE (1997), bahwa masa pasca larva ikan ialah masa dari hilangnya kantung kuning telur sampai terbentuk organ-organ baru atau selesainya taraf penyempurnaan organ-organ yang ada. Pada akhir fase tersebut, secara morfologis larva telah memiliki bentuk tubuh hampir seperti induknya. Pada tahap pascalarva ini sirip dorsal (punggung) sudah mulai dapat dibedakan, sudah ada garis bentuk sirip ekor dan anak ikan sudah lebih aktif berenang. Kadang-kadang anak ini memperlihatkan sifat bergerombol walaupun tidak selamanya. Setelah masa pascalarva ini berakhir, ikan akan memasuki masa juvenil.

Menurut SUNARMA (2004), telur gurami akan menetas dalam selang waktu 36 – 48 jam pada padat tebar 4 – 5 butit/cm2 dengan kedalaman air 15 – 20 cm dan pemberian aerasi kecil pada suhu 29 – 30 O C, atau dengan padat tebar 1 – 2 butir/cm2 tanpa pemberian aerasi. Larva ikan gurami yang menetas akan terapung dengan bagian perut berada di sebelah atas. Sedangkan kata SUSANTO (1991), sebagian larva akan menempel pada substrat karena adanya alat penempel yang terletak pada bagaian kepala.

Kuning telur pada gurami akan habis dalam waktu 7 -8 hari setelah menetas. Mulai saat tersebut larva gurami sudah dapat memakan pakan alami yang dilakukan secara bertahap (DJARIJAH dan PUSPOWARDOYO, 1992). Menurut SUNARMA (2004) pakan alami yang dapat diberikan dapat berupa cacing rambut (Tubifex sp.), Daphnia sp., Moina sp., atau pakan alami lainnya yang sesuai dengan ukuran bukaan mulutnya.

Setelah larva fase kehidupan gurame adalah benih. Fase benih dijalani cukup panjang, karena pertumbuhhan gurami sangat lambat. Karena itu untuk mencapai benih yang siap dipelihara di kolam pembesaran harus melalui beberapa tahap. Menurut SUNARMA (2004) tahapan pendederan pertama dilakukan setelah larva habis kuning telurnya (7 – 9 hari) dengan padat penebaran 8 – 10 ekor/l pada akuarium, 15 – 20 ekor pada air dengan sistem resirkulasi, 250 – 500 ekor/m2 dan 100 ekor/m2 pada kolam tanah.

Selanjutnya SUNARMA (2004) mengatakan bahwa waktu pemeliharaan pada pendederan pertama selama 30 – 40 hari. Selama itu dapat menghasilkan berukuran antara 2,0 – 2,5 cm dengan berat antara 0,3 – 0,4 gram. Tingkat kelangsunga hidup dapat mencapai 80 – 90 persen (dalam wadah terkontrol) atau ukuran antara 1 – 2 cm dengan berat antara 0,2 – 03 gram dengan tinggkat kelangsungan hidup sekitar 60 – 70 persen dalam kolam tanah.

Menurut SUSANTO (2001) gurame mulai berbiak setelah berumur 2 – 3 tahun, yaitu saat dimana induk betina telah matang telur dan induk jantan telah menghasilkan sperma. Induk betina akan mengeluarkan telur dari dalam perutnya ke dalam sarang, yang kemudian diikuti oleh induk jantan dengan menyermprotkan spermanya. Selama pemijahan, sarang dijaga induk jantan. Setelah pemijahan selesai maka gantian induk betina yang menjaganya. Induk betina dapat menghasilkan telur antara 500 – 3.000 butir. Telur besifat mengapung, karena mengandung gelembung minyak.

Kebiasaan makan
Inilah gambaran tentang kebiasaan makan ikan gurame. Secara umum kebiasaan makanan (food habit), ikan dibagi dalam tiga golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan (herbivora), ikan pemakan hewan (carnivora) dan ikan pemakan segala (omnivora). Ikan mas termasuk herbivora atau ikan yang sepanjang hidupnya pemakan tumbuhan. Menurut SUSANTO (2001) gurami adalah mahluk dimana pada saat muda karnivora, sedangkan setelah dewasa herbivora. Karena jenis makanan seperti itulah yang menjadi penghambat pertumbuhan gurame.

SUSANTO (2001), juga mengatakan makan yang sering dimakan ikan gurami remaja dan induk adalah daun keladi (Colocasia estulata Schott), ketela pohon (Manihot utilissima Bohl), pepaya (Carica papaya Linn), ketimun (Cucumis sativus L), genjer (Limnocharis flava Buch), ubi jalar (Ipomoa batatas Lamk), labu (Curcubita moschata Duch en Poir).

Daun pepaya, konon menurut petani gurami di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat tidak baik untuk induk karena bisa merusak kantong telur sehingga sering menggagalkan pemijahan ikan gepeng ini. Demikian juga dengan daun ubi jalar yang juga kurang bagus bagi induk karena kandungan proteinnya rendah, sehingga induk-induk yang diberi daun ini menjadi kurang produktif.

Konon yang paling bagus untuk makanan induk dan remaja adalah daun keladi. Namun tidak boleh langsung diberikan, tetapi harus dilayukan dulu, agar kandungan getahnya yang sering menyebabkan kawanan gurame terserang penyakit cacar bisa berkurang. Sedangkan menurut sebagian besar ahli perikanan, pada awalnya gurame yang telah habis kuning telurnya akan makan imfusoria dan rotifera, yaitu jasad renik yang bisa diperoleh di perairan umum atau mengkulturnya di kolam.

Setelah berumur beberapa hari, benih akan mengincar larva insektatelur semut, larva crustacea. Sehingga gurami tidak hanya sebagai vegetarian sejati, tetapi juga sebagai pemakan hewani (SUSANTO, 2001). Pada umur 10 hari, yaitu fase prolarva makan yolksack; umur 1,5 bulan gurame makan hewani, yaitu rayap, ulat, telur semut merah, ulat, dedak halus, dan kuning telur yang direbus; 1,5 – 3 bulan (2 – 3 cm) gurame makanan hewani, tumbuhan halus, paku air, bungkil halus; 3,5 – 8 bulan (5 – 8) gurame makan tumbuh-tumbuhan halus, dedak dan pelet; delapan bulan hingga setahun gurami makan pelet, daun-daunan, dan dedak.

sumber : http://gitapurnama.blogspot.com

Kamis, 21 Mei 2009

Budidaya Ikan Mas Koki Mutiara

Budidaya Ikan Mas Koki Mutiara
April 18, 2007 — Arief Solikhin

IKAN koki mutiara merupakan jenis ikan mas yang mempunyai tubuh bulat dengan kepala kecil dan ekor lebar. Ikan ini berasal dari daratan China, namun di Indonesia sudah lama dapat dibudidayakan. Pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang dieksport dan harganyapun cukup tinggi.



Untuk pemijahannya, pemilihan induk harus benarbenar baik. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur + 8 bulan, dengan ukuran minimum sebesar telur itik. Selain itu pilih induk yang berkepala kecil dengan tubuh bulat, sisik utuh dan tersusun rapih. Jika ikan sedang bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan tegak. Dan untuk mendapatkan keturunan yang berwarna, maka calon induk yang akan dipijahkan berwarna polos. Gunakan induk jantan berwarna putih dan betina berwarna hitam atau hijau lumut atau sebaliknya.

Sebaiknya sebelum melakukan pemijahan, terlebih dahulu kita harus menyeleksi jantan dan betina. Untuk perbedaan jantan dan betina: Induk Jantan; a. Pada sirip dada terdapat bintikbintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar. b. Induk yang telah matang jika diurut pelan ke arah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih

Induk Betina; a. Pada sirip dada terdapat bintikbintik dan terasa halus jika diraba. b. Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahmerahan.

Selanjutnya sebelum melakukan pemijahan sebaiknnya dilakukan pembersihan bak/aquarium. Apabila telah bersih diisi dengan air yang telah diendapkan + 24 jam, kemudian letakkan eceng gondok untuk melekatkan telurnya. Kemudian pilihlah induk yang telah matang telur, masukkan ke dalam bak pada sore hari. Bila pemilihan induk dilakukan dengan cermat, biasanya keesokan harinya telur sudah menempel pada akar eceng gondok. Karena telur tidak perlu dierami, induk dapat segera dipindahkan ke kolam penampungan induk, untuk menunggu sampai saat pemijahan berikutnya. Jika perawatannya baik, maka 3 4 minggu kemudian induk sudah dapat dipijahkan kembali.

Setelah 2 3 hari telur akan menetas, sampai berumur 2 ~ 3 hari benih belum diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sacnya (kuning telur). Pada hari ke 3 4 benih sudah dapat diberi makanan kutu air yang telah disaring. Setelah berumur + 15 hari benih mulai dicoba diberi cacing rambut di samping masih diberi kutu air, sampai benih keseluruhannya mampu memakan cacing rambut, baru pemberian kutu air dihentikan.

Untuk telur yang ditetaskan di aquarium maka sebaiknya setelah benih berumur + 1 minggu dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas. Ketinggian air dalam bak 10 15 cm dengan pergantian air 5 7 hari sekali. Setiap pergantian air gunakan air yang telah diendapkan lebih dahulu. Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik diperlukan beberapa tanaman pelindung berupa eceng gondok.

Selanjutnya pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur lebih dari 1 bulan sampai induk. Jenis koki mutiara ini memerlukan banyak sinar matahari, untuk itu tanaman eceng gondok dapat dikurangi atau dihilangi. Untuk tahap pertama pembesaran dapat ditebar + 1.000 ekor ikan dalam bak berukuran 1,5 x 2 m. Kemudian penjarangan dapat dilakukan setiap 2 minggu dengan dibagi 2.

Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pergantian air dapat dilakukan 3 5 hari sekali, juga dengan air yang telah diendapkan. Begitu juga dengan makanan yang diberikan berupa cacing rambut. Makanan diberikan pada pagi hari secara adlibitum (secukupnya). Jika pada sore hari makanan masih tersisa, segera diangkat/dibersihkan.

Setelah berumur 4 bulan ikan sudah merupakan calon induk. Untuk itu jantan dan betina segera dipisahkan sampai berumur 8 bulan yang telah siap dipijahkan. Untuk induk ikan sebaiknya makanan yang diberikan yaitu berupa jentik nyamuk (cuk). Sepasang induk dapat menghasilkan telur 2.000 s/d 3.000 butir untuk sekali pemijahan.

Ikan mas koki mutiara mempunyai nilai ekonomis tinggi. Untuk benih berumur 1 bulan harganya berkisar Rp. 30, s/d Rp. 50, sedangkan sepasang induk berkisar Rp. 5.000, s/d 10.000,. Dengan cara pemeliharaan yang tepat disertai ketekunan dapat diharapkan penghasilan yang lumayan.
Sumber : www.waspada.co.id

Budidaya Teripang Pasir

Teripang Pasir

Di perairan Indonesia terdapat banyak jenis teripang. Namun demikian, yang memiliki nilai ekonomi tinggi hanyalah beberapa jenis saja. yaitu teripang pasir (Holothuria scabra), teripang perut hitam (H. atra), teripang susuan (H. nobilis), teripang perut merah (H. edulis), dan teripang nanas (Thelenota ananas). Teripang merupakan lauk yang lezat dan disukai masyarakat Cina dan bernilai jual tinggi di pasaran. Teripang diperdagangkan dalam bentuk awetan/kering.




Belum banyak negara di dunia yang membudidayakan teripang, Satu jenis teripang yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia ialah teripang pasir (Holothuria scabs). Budi daya teripang pasir memungkinkan dilakukan oleh masyarakat pantai. Hal ini disebabkan teknik budi dayanya cukup sederhana dan investasi yang diperlukan relatif kecil.


A. Sistematika
Famili Holothuridae
Species Holothuridae scabra
Nama dagang sea cucumber, beche-de-mere
Nama lokal mentimun laut



B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi

1. Ciri fisilk
Bentuk badan memanjang mirip mentimun. Oleh karma itu, hewan ini biasa disebut mentimun laut atau sea cucumber. Mulut dan anus terdapat di kedua ujung badannya. Bagian punggun-nya
berwarna abu-abu dengan pita putih atau kekuningan memanjang secara horizontal. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih dan berbintik-bintik hitam/gelap.


2. Pertumbuhan dan perkembangan
Teripang pasir dapat tumbuh sampai ukuran 40 cm dengan bobot 1,5 kg. Kematangan gonad hewan air berumah dua (diosis) ini pertama kali terjadi pada ukuran rata-rata 220 mm. Seekor teripang betina mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak hingga mencapai sekitar 1,9 juta butir telur. Daur hidup hewan ini dimulai dengan telur yang dibuahi yang akan menetas dalam waktu seitar 2 hari.

C. Pemilihan Lokasi Budi Daya
Lokasi budi daya teripang yang baik memenuhi kriteria sebagai berikut.
- Dasar perairan terdiri dari pasir.
- Pasir berlumpur yang ditumbuhi lamun (seagrass).
- Pada surut terendah masih tergenang air yang dalamnya antara
4o-8o cm.
- Kecerahan air di atas 75 cm dan arus tidak terlalu kuat serta terlindung dari angin yang kencang.
- Perairannya tidak tercemar dan mudah dijangkau.
- Salinitas antara 24-33 ppt serta suhu 25-30 derajat celcius


D. Wadah Budi Daya
di lokasi terpilih dibangun kurung tancap terbuat dari pagar bambu atau kayu. Kurung tancap tersebut berlapis waring nilon ukuran mata 0,2 cm di sebelah dalamnya. Pagar bambu/papan harus tertanam cukup dalam dan kuat ke dasar perairan sehingga tidak terjadi kebocoran pada. kurungan. Luas kurungan sekitar 50 M2 atau disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, penebaran benih teripang berukuran 40-60 g sebaiknya kepadatannya 6-8 ekor/m2
atau teripang berukuran lebih besar, yaitu antara 70-100 g dengan padat tebar 4-6 ekor/m2


E. Pengelolaan Budi Daya

1. Penyediaan benih
Benih teripang yang dipilih seragam, baik jenis maupun ukuran. Ciri benih yang baik adalah tubuhnya berisi dan tidak cacat. Hindari juga pemilihan benih yang sudah mengeluarkan cairan warna kuning.

Sebaiknya pengangkutan benih tidak dalam waktu lama (lebih dari satu jam) dan dalam keadaan tertumpuk/padat. Pengangkutan benih dilakukan pada pagi hari atau malam hari atau saat suhu rendah. Wadah yang digunakan dalam pengangkutan diberi substrat pasir, khususnya untuk sistem pengangkutan terbuka.


2. Penebaran. benih
Benih teripang dengan bobot awal 4o-6o g ditebar ke dalam kurung tancap dengan kepadatan 5-6 ekor/m 2. Penebaran dilakukan pada pagi, sore hari, atau saat suhu udara/air rendah. sebelum benih ditebar, benih perlu diadaptasikan terlebih dahulu untuk kondisi salinitas dan air di lokasi budi daya.


3. Pemberian pakan
Pakan teripang terdiri dari mikroorganisme, seperti bakteri dan ptotozoa, jasad benthos, makro alga, dan detritus. Selama pemeliharaan yang berlangsung sekitar 4-5 bulan, benih teripang diberi pakan berupa kotoran ayam, kompos, atau dicampur dedak 0,1 kg/m2 sebanyak satu kali dalam seminggu. Kotoran ayam atau dedak halus sebelum ditebar dicampur dengan air bersih, lalu diaduk merata agar tidak hanyut atau terapung.

Pemberian pakan tersebut dilakukan pada saat air surut. Pemberian kotoran ayam berfungsi sebagai pupuk untuk merangsang pertumbuhan diatomae yang merupakan pakan utama teripang.


F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Jenis hama yang sering dijumpai datam kurungan
teripang adalah kepiting, bulu babi, dan bintang laut. Pengendaliannya dengan pengambilan hama secara manual dengan periode tertentu. Sementara itu, jenis penyakit yang menyerang

teripang dari famili Holothuroidae belum banyak diketahui karena budi dayanya masih belum berkembang.


G. Panen
Teripang ukuran konsumsi dengan bobot 300-500 g dapat dicapai setelah dipelihara selama 4-5 bulan untuk memanennya. Panen teripang dilakukan pada saat air surut terendah. Panen dilakukan beberapa kali karena banyak yang membenamkan diri dalam pasir atau Lumpur. Untuk mengetahui apakah teripang sudah terpanen semuanya, dilakukan pengecakan pada saat air pasang karena teripang senang keluar dari persembunyiannya setelah air pasang.

sumber : Penebar Swadaya, 2008

Rabu, 20 Mei 2009

Membentuk Generasi Cerdas dengan Gemarikan

Membentuk Generasi Cerdas dengan Gemarikan

Hari ini 101 tahun sudah kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Namun kondisi Negara kita masih terpuruk dan memprihatinkan. Ditinjau dari segi pendidikan, kesehatan dan daya beli, bumi pertiwi termasuk kelompok menengah dalam kancah pergaulan internasional. Saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada pada peringkat ke 109 dari 179 negara (Sumber : United Nation Development Programme,18 Desember 2008 ). Peringkat Indonesia berada jauh di bawah negara-negara ASEAN lainnya, seperti Brunei Darussalam (27), Singapura (28), Malaysia (63) Thailand (81) dan Philipina (102).

Untuk itu kita perlu mempersiapkan generasi cerdas berkualitas sejak dini guna meningkatkan akselerasi kemajuan bangsa. Dalam sejarah pun generasi cerdas dan terpelajarlah yang berperan sebagai pionir bagi masyarakat lainnya untuk sadar dan bersatu demi menghapus penjajahan Belanda. Disamping pendidikan yang memadai, diperlukan asupan gizi yang menyehatkan dan mencerdaskan.

Gemarikan

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah perairan seluas 5,8 juta km2 menjanjikan potensi perikanan cukup besar, namun baru dimanfaatkan sekitar 58,5 % dari potensi lestari ikan laut yang mencapai 6,18 juta ton per tahun. Tingkat konsumsi ikan pun masih rendah, 28 kg/kapita/tahun. Begitu pula tingkat konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya, pada tahun 2008 hanya mencapai 19,8 kg/kapita/tahun. Kondisi ini jauh dibawah tingkat konsumsi ikan negara ASEAN lainnya seperti Philipina (30 kg/kapita/tahun), Thailand (35 kg/kapita/tahun), Malaysia (45 kg/kapita/tahun), dan Singapura (80 kg/kapita/tahun).

Rendahnya tingkat konsumsi ikan per kapita per tahun menunjukkan masih rendahnya budaya makan ikan. Masyarakat melupakan adanya sumber hewani yang kaya gizi dan murah meriah berasal dari ikan dalam makanan sehari-hari, karena kebanyakan telah terbuai oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji (fast food/junk food) yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu, makanan berbahan baku ikan dianggap kurang bergengsi dibanding produk hewani lainnya.

Melihat kondisi tersebut, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP) Departemen Kelautan dan Perikanan mencanangkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) sebagai salah satu langkah untuk membangun kesadaran dan pemahaman manfaat makan ikan agar masyarakat semakin mencintai dan menjadikan ikan sebagai menu utama.

Mengapa Harus Ikan?

Semestinya orang Indonesia gemar makan ikan karena ikan merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi dan dapat menambah kecerdasan otak, sehingga lima atau sepuluh tahun ke depan terbentuk generasi yang memiliki kecerdasan yang lebih baik seperti halnya orang Jepang.

Lebih lanjut, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Perusahaan Jasa Boga Indonesia, R.A. Hj. Ning Saudjito, ST mengungkapkan ikan selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi yang sangat berguna bagi manusia. Makan ikan dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke dan kanker.

Kandungan protein pada ikan juga sangat baik. Berdasarkan penelitian para ahli ditemukan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan protein daging, sedikit dibawah telur dan diatas protein serealia dan kacang-kacangan. Asam amino ikan dapat juga meningkatkan mutu protein pangan lain. Misalnya, nasi memiliki kadar asam amino lisin rendah, tetapi ikan mempunyai kadar lisin tinggi. Jadi, mengkonsumsi nasi dengan lauk ikan akan saling melengkapi.

Ikan laut kaya akan lemak, vitamin dan mineral, sedangkan ikan tawar banyak mengandung karbohidrat. Ikan laut memilik kandungan yodium tinggi yang bisa mencapai 830 mikro gram per kg. Berbeda dengan daging yang hanya memiliki 50 mikrogram dan telur 93 mikro gram. Selain itu, ikan laut mengandung omega -3 yang bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jadi, sering mengkonsumsi ikan laut dapat membantu mencegah terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung.

Adapun asam lemak omega 3 dan omega 6 pada ikan dapat meningkatkan kecerdasan anak. Asam lemak ini juga sangat membantu bagi ibu hamil yang dapat membentuk otot janin. Minyak hati ikan laut juga menjadi sumber vitamin A dan D. Vitamin A yang ada dalam minyak ikan termasuk yang mudah diserap. Dengan pemberian minyak hati ikan pada balita bisa mencukupi kebutuhan vitamin A dan D, serta omega 3. Ikan laut juga banyak mengandung fluor, sehingga dapat menguatkan gigi anak-anak.

Tabel 1. Kandungan Gizi pada Organ Ikan

No.

Organ

Kandungan

Fungsi

1.

Kepala dan Mata

Polyscharida

Mengontrol aliran darah dan kulit

2.

Duri

Kalsium dan Kolagen

Pertumbuhan tulang, kekenyalan kulit

3

Daging

Protein dan Vitamin

Pengatur tubuh

4.

Kulit

Vitamin A dan B2

Kesehatan mata

5.

Isi Perut khususnya dalam lemak dibawah kulit.

Eichosa Pentanenoic Acid (EPA)

Mencegah penyempitan aliran darah dari jantung serta menurunkan kolesterol.

Sumber : Ditjen P2HP DKP RI

Gerakan makan ikan yang dicanangkan DKP ini sebenarnya memiliki arti yang sangat luas. Meningkatnya konsumsi ikan pada masyarakat juga berarti meningkatkan produksi ikan nasional. Secara tidak langsung, peningkatan konsumsi ikan akan mensejahterakan nelayan dan pembudidaya ikan.

Tunggu apa lagi? Mulai sekarang mari mempersiapkan putra-putri kita menjadi generasi yang cerdas dan berkualitas dengan menyajikan hidangan berbahan baku ikan dalam menu sehari-hari.

oleh : Susan Anggraeni, S.Pi

Selasa, 19 Mei 2009

Membuat induk nila merah

Membuat induk nila merah

Tulisan ini lebih ditujukan kepada pembudidaya lama. Terutama bagi yang ingin memperluas usaha nila merah. Sedangkan bagi pembudidaya pemula dan bagi anda belum berminat anggaplah tulisan ini sebagai pengetahuan. Kami yakin suatu saat tulisan ini bermanfaat dalam menjalankan usaha perikanan. Bagi para ahli, anggaplah ini sebagai pengingat.



Induk ikan nila merah tidak selalu harus membeli seperti pembudidaya pemula. Karena membeli itu harus dengan uang. Sedangkan uang itu sangat penting buat anda. Akan lebih baik uang itu digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk menambah skala usaha, dengan memperluas lahan usaha, dan meyediakan sarana produksi lain.
selanjutnya............

sumber : http://iaspbcikaret.org

Budidaya ikan mola (terapan)

Budidaya ikan mola (terapan)

Budidaya Mola sudah berkembang sejak tahun 1983. Ikan juga yang berasal dari China ini merupakan ikan musiman atau bertelur pada musim hujan. Pemijahan ikan mola hanya bisa dilakukan secara buatan, bisa secara induced breeding (streefing), bisa juga secara induced spawning (pemijahan semi alami).

Pematangan Gonad di kolam tanah


Pematangan gonad mola dilakukan di kolam tanah. (distributor ovaprim dll). Caranya, siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 150 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa rumput sebanyak 5 persen/hari; menjelang musim hujan, pakan tambahan ditambah dengan pelet sebanyak satu persen. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.

Seleksi

Seleksi induk ikan mola dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; bagian belakang sirip dada kasar, gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, bila dipijit ke arah lubang kelamin, keluar cairan berwarna putih. Usahakan saat seleksi mengangkap induk jantan dan betina lebih dari satu, sebagai cadangan.

Pemberokan

Pemberokan induk mola dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50 dan mengalir secara kontinyu; masukan 5 – 8 ekor induk. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.

Penyuntikan dengan ovaprim

Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.

Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.

Penyuntikan dengan hypopisa

Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.

Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.

Pemijahan secara induced breeding

Pengambilan sperma

Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.

Pengeluaran telur

Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.

Pemijahan secara induced spawning

Pada pemijahan secara induce spawning, telur dan sperma tidak dikeluarkan, tetapi induk dan betina dibiarkan memijah sendiri. Pemijahan ini dilakukan di bak tembok. Caranya, siapkan siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; bersihkan lumpur dan kotoran lainnya; keringkan selama 3 – 4 hari; isi air setinggi 80 cm; pasang hapa dengan ukuran sama dengan bak; suntik induk betina pada pukul 06.00 (dosis lihat penyuntikan); suntik kembali induk tadi pada pukul 12.00 dan masukan ke bak pemijahan; suntik induk jantan pada pukul 12.00 dan satukan dengan induk betina; alirkan air lebih besar lagi; biarkan memijah. Catatan : Pemijahan biasanya mulai terjadi pukul 24.00 dan berakhir pagi hari.

Penetasan di akuarium

Penetasan telur ikan mola dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang empat buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula. Telur akan menetas dalam 2 – 3 hari.

Pendederan I di kolam

Pendederan I ikan mola dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.

Pendederan II

Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.

Pendederan III

Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet; panen benih dilakukan sebulan kemudian.

Pembesaran

Pembesaran ikan mola dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
sumber :http://iaspbcikaret.org/