Tampilkan postingan dengan label Ikan Hias. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ikan Hias. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 April 2012

Ikan Pari Air Tawar | Pari Air Tawar

Adakah Pari Air Tawar ?

Selama ini kita mengenal Ikan Pari yang hidup di Laut, ternyata beberapa waktu yang lalu, saya telah melihat langsung se ekor Pari yang sangat Cantik yang di jual di Toko Ikan Hias dan di pelihara di Aquarium Air Tawar.

Hal tersebut langsung membangkitkan keingintahuan saya mengenai Ikan Pari Air Tawar, setelah mencari tahu, akhirnya saya menemukan, ternyata Pari Air Tawar ini memang Benar Adanya.

Pari Air Tawar atau dalam bahasa Inggris di Sebut Freshwater Stingray dalam beberapa tahun ini mulai populer di pelihara sebagai Ikan Hias, di karenakan bentuknya yang unik dan cara berenangnya yang seperti terbang mengepakkan sayapnya di dalam air

Umumnya beberapa sungai besar di seluruh dunia terdapat species Pari Air Tawar, namun species yang paling banyak di temukan di sepanjang sungai Amazon dan beberapa negara di Amerika Selatan, mulai dari Peru, Kolumbia sampai ke Brazil

Species-species Pari Air Tawar, antara lain Potamotrygon Motoro, Potamotrygon Leopoldi, Potamotrygon Estrella dan lain-lain. Dengar-dengar sih yang leopoldi itu yg paling mahal, soalnya warnanya juga yang paling unik, totol putih di warna tubuhnya yang hitam.

Seperti kerabatnya yang di Laut, Pari Air Tawar juga mempunyai sengat/bisa/patil yang terdapat pada bagian bawah ekornya, sengat tersebut cukup berbahaya bila tersengat, apalagi kalau diameter Pari nya cukup besar, mungkin bisa mengakibatkan kematian, cuma ya yangg di pelihara di aquarium kan biasa kecil, berapa sih ukuran aquarium paling gede, kan gak mungkin pelihara Pari Air Tawar diameter 1 meteran di Aquarium

Bila ingin memelihara Pari Air Tawar, kondisi air haruslah di perhatikan, pari air tawar menginginkan air Tua (air yang diendapkan lama) yg jernih, dengan Amoniak yg rendah dan Ph Air sekitar 6,5

Untuk membedakan antara Pari Air Tawar Betina atau Jantan, sebenarnya cukuplah mudah, perbedaan fisik akan terlihat jelas di pangkal ekornya, Pari Air Tawar jantan memiliki penjepit di kedua sisi pangkal ekornya, sementara yang betina tidak

berikut beberapa gambar Pari Air Tawar, cakep kan ?

Pari Air Tawar, yg totol putih hitam itu species Potamotrygon Leopoldi

Pari Air Tawar, yg tengah, yg paling gede, Potamotrygon Estrella

Pari Air Tawar - Potamotrygon Motoro

sumber gambar dan inspirasi :  www.freshwaterstingray.com

Kamis, 11 Maret 2010

Percantik Rumah dengan Akuarium

Percantik Rumah dengan Akuarium



Saat ini kehadiran akuarium sudah semakin diperhitungkan. Keberadaannya tak hanya mampu menenangkan jiwa, tapi juga bisa membuat rumah tampak lebih cantik dan menarik.

Menurut arsitek Rosi Rahadi, sebenarnya sudah sejak lama keberadaan akuarium di dalam rumah diperhitungkan. Selain karena efeksensasiasinya yang bening, kegiatan "penghuni" akuarium yang dinamis, juga sanggup membuat suasana ruang menjadi tidakkosong. Tempat tinggal ikan hias itu memang kerap dianggap mampu mengubah ruang yang masih menjadi lebih "hidup".

Namun, hal tersebut bisa saja tidak terjadi tatkala si empunya rumah kurang memahami tata cara peletakan akuarium agar tak merusak estetika ruangan idealnya, letakkan akuarium di tempat-tempat yang regarif, dalam arti tempat-tempat yang kurang memliliki aktivitas. Atau, kita juga boleh memanfaatkan akuarium kecil berbentuk sepermpat bola, lalu ditempel di dinding. Biasanya akuarium itu diisi seekor atau sepasang ikan saja.

Peletakan sudah tepat, kini tinggal mrmikirkan tata percahayaannya karena akuarium juga memiliki fungsi penerangan ruang.Ya, akuarium dapat dimafaatkan sebagai alat penerangan buatan untuk bagian yang gelap dan kekurangancahaya alami, atau dijadikan alat penerangan pada ruang yang kerap digelapkan saat penghuni rumah sedang tidur, semisal ruang tamu dan ruang keluarga.

Efek cahaya merupakan salah satu elemen pendukung akuarium yang bisa mengubah tampilan ruangan menjadi lebih menarik. Caranya, sebut Rosi, letakan lampu akuarium seolah-olah tersembunyi atau tidak terlihat secara langsung. "Jadi.lampu itu gunanya untuk menjadikan akuarium bagai memiliki cahaya sendiri.atau dengan kata lain membuat akuarium menjadi bercahaya,"imbuh Rosi.

Sesuaikan ukuran lampu dengan besar akuarium. Begitu pula dengan warna lampu, perlu disesuaikan dengan tema ruangannya, yang sekaligus berfungsi sebagai UV buatan bagi kelangsungan hidup penghuni akuarium tersebut. Cara kreatif lain, buat cahaya akuarium dengan meletakan lampu di langit-langit tetapi yang bisa tembus pandang keruang di bawahnya.

Tipe Minimalis

Kita tahu, bentuk dan ukuran akuarium cukup beragam. Ada yang berbentuk kotak, lonjong, persegi panjang, bahkan bulat seperti stoples. Sedangkan untuk ukuran yang kecil hingga paling besar. Ada pula akuarium yang hanya berukuran sebesar stpoles. Walaupun terlihat kecil, jenis stoples ini mampu mempengaruhi keindahan sebuah ruangan.

Menurut Rosi, akuarium kecil ini sangat lazim digunakan pada hunian bergaya minimalis. Jenis akuarium ini bisa memberi efek pembeda dari elemen disekelilingnya. Sifatnya yang cenderung kontras dan transparan sangat pas diaplikasikan pada bagian ruang yang masif, sederhana, atau sepi. Efek ini biasanya timbul dari sesuatu yang kecil di antara yang besar atau sedikit. Itu merupakan salah satu teori dalam desain minimalis. "Yakni sesuatu yang kecil atau sedikit namun sangat terasa pada ruang yang sederhana. Letaknya pun bisa jadi tidak lazim." imbuhnya.

Akuarium tipe minimalis biasanya menggunakan frame yang sederhana, bahkan bisa dibilang tidakmemiliki motif ataupun frame. Hal ini berbading terbalik dengan akuarium tipeetnik. Jenis akuarium ini sering menggunakan frame berbahan kayu berukir. Begitu pula akuarium berdesain klasik. Pada akuarium model ini frame yang digunakan memiliki lebih banyak detain.

"Jenis akuarium etnik dan klasik dapat menggunakan tempat seperti halnya meja akuariu. Namun untuk gaya minimalis, teknik peletakannya lebih bebas," ujar Rosi.


sumber : http://www.dkp.go.id

Rabu, 10 Maret 2010

penyebab ekor cupang kuncup

penyebab ekor cupang kuncup

bila ikan cupang anda kelihatan susah untuk berenang karena ekor menguncup satu dan ikan malas bergerak dan sering berada di dasar akuarium, kemungkinan besar ikan cupang tersebut terserang penyakit white spot atau penyakit jamur putih. Penyebab penyakit ini yaitu cendawan Ichtyophtirius multifilis.

White spot bisa menyebabkan luka di sirip sehingga pada waktu berenang sering terlihat tersentak-sentak dan membenturkan tubuh ke dinding akuarium. penyakit ini sering timbul pada kualitas air yang buruk.

Pengobatan ikan dilakukan selama 3 hari berturut-turut dan harus hati-hati agar semua sirip tidak rusak. langkah awal tambahkan garam dan tetrachicline dosis 0,5 g/l pada suhu air 26 derajat celcius. Pemberian obat jamur seperti Gold 100 dosis 1/3 sendok teh/liter air dapat dilakukan. kemudian diamkan cupang selama 8 jam sebelum dipindahkan ke wadah lain. Air dalam wadah harus diganti sebanyak 50% setiap hari dan tetap diberi obat anti jamur.

Jumat, 26 Februari 2010

Budidaya Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Budidaya Ikan Koi (Cyprinus carpio)
Penulis : Admin

Ikan Koi termasuk ke dalam golongan ikan carp (karper). Harga Koi sangat ditentukan berdasarkan bentuk badan dan kualitas tampilan warna. Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 316 Masehi. Koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang kita ketahui saat ini, mulai dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di pegunungan Niigata oleh petani Yamakoshi. Pemuliaan yang dilakukan bertahun-tahun menghasilkan garis keturunan yang menjadi standar penilaian koi. Beberapa varietas yang tersebar ke seluruh dunia digolongkan Asosiasi Koi Jepang (en Nippon Airinkai) menjadi 13 kelompok antara lain: Bekko, Utsurinomo, Asagi-Shusui, Goromo, Kawarimono, Ogon dan Hikari-moyomono. Sedangkan 5 golongan utama yaitu Kohaku, Sanke, Showa, Hirarinuji dan Kawarigoi.
Taksonomi koi adalah sebagai berikut:
Philum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cyprinoformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies: Carpio
Nilai koi tergantung dari ukuran, bentuk serta keseimbangan pola dan intensitas warna kulit. Koi terbaik adalah yang memiliki intensitas, keseimbangan dan kejernihan warna terbaik. Membeli koi kecil sebaiknya dipilih yang memiliki kepala terbesar, biasanya akan tumbuh menjadi ikan dengan tubuh besar. Bentuk yang paling baik adalah seperti “torpedo”.

1. Pemilihan lokasi & konstruksi wadah
Ikan koi secara alami hidup di air deras sehingga membutuhkan air jernih dan berkadar oksigen tinggi. Pemeliharaan ikan koi yang terbaik adalah di kolam sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar matahari untuk merangsang pewarnaan tubuh. Kolam sebagian dinaungai karena sinar matahari yang terlalu banyak menyebabkan suhu air kolam meningkat dan air kolam menjadi keruh akibat blooming fitoplankton.
Koi berukuran kecil dapat ditempatkan di akuarium, walaupun ini tidak dapat menjadi habitat permanen. Bila dipelihara dalam kelompok, koi akan belajar untuk tidak mengganggu ikan yang berukuran sama, tetapi memakan ikan yang lebih kecil. Koi suka menggali dasar kolam sehingga menyebabkan akar tanaman rusak.
selengkapnya.................................

sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

Minggu, 21 Februari 2010

syarat lingkungan bagi kehidupan ikan koi

syarat lingkungan bagi kehidupan ikan koi

beberapa hal yang menjadi syarat lingkungan bagi kehidupan ikan koi yaitu,

1. air

ikan koi akan hidup lebih baik pada air yang mengandung oksigen yang banyak / cukup, maka oleh sebab itu jika ikan koi dipelihara pada kolam yang kurang sirkulasi airnya lebih baik dipasang aerator untuk mensuplai oksigen ke dalam kolam.

ikan koi sebagai ikan hias akan lebih baik dibudidayakan pada air yang jernih jangan dibudidayakan pada air yang keruh, karena selain mengganggu kehidupan ikan, juga keindahan ikan tidak akan terlihat.

2. kolam

konstruksi kolam bagi kehidupan ikan koi dapat berupa kolam tembok atau kolam tanah yang telah dimodifikasi. untuk jenis kolam tembok bisa dibuat sesuai dengan keinginan kita, bisa berbentuk persegi, bulat, atau bentuk lainnya kadang bentuk kolam ini disesuaikan dengan kondisi lahan di lapangan. Pada kolam tanah sebaiknya dipinggir pinggir kolam dipasang batu-batu kali. Dasar kolam tidak berlumpur banyak,

Selasa, 08 September 2009

jenis-jenis ikan mas yang digolongkan ke dalam ikan hias

Ras Kumpay
Ciri yang menonjol dari ras ini adalah semua siripnya berukuran panjang dan berumbai, sehingga terlihat indah saat berenang. Warna sisiknya sangat bervariasi, mulai dari warna putih, kuning, merah, hingga hijau gelap. Bentuk tubuhnya memanjang seperti ras sinyonya. Pertumbuhannya relatif lambat. Kadang-kadang, ras ini juga dimanfaatkanan sebagai ikan konsumsi.

Ras Kancra Domas
Bentuk tubuh ras ini memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yaitu selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan tidak beraturan dengan warna yang beragam, ada biru, cokelat, atau hijau. Sisik di daerah punggung berwarna gelap dan semakin ke arah perut warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.

Ras Kaca
Ciri khas ras ini adalah tidak seluruh tubuhnya tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik sepintas seperti kaca bening. Mungkin karena itulah, ras ini disebut dengan ras kaca. Sisiknya hanya terdapat di sebagian kecil bagian tubuhnya, yaitu di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal sirip yang memiliki sisik berwarna putih mengkilap. Ukuran sisiknya relatif besar dengan ukuran tidak seragam.

Ras Fancy
Bentuk tubuh ras ini memanjang. Warna sisiknya bervariasi, ada putih, kuning, merah, hingga totol-totol berwarna hitam. Karena warna tubuhnya yang bervariasi, ras ini sering juga disebut dengan Koilokal.


Ras Koi
Ras ini berasal dari Jepang.sebagian orang mengatakan bahwa ras ini mulai populer di Indonesia sejak tahum 1980-an. Bentuk tubuhnya bulat memanjang. Warna sisiknya bervariasi, mulai dari putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Para konsumen umumnya menyukai jenis Koi bastar yang mempunyai totol-totol dengan warna tertentu. Gerakannya lambat dan cukup jinak. Ras koi mempunyai bermacam-macarn nama sesuai dengan warna tubuhnya, milsalnya platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi, atau taishusanshoku nishikigoi.
sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008

Kamis, 02 Juli 2009

membudidayakan cupang

beternak cupang

Mau tau cara beternak ikan cupang ?
caranya :

Untuk membudiayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan.





Wadah Budidaya

Pada umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, sedang wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang bisa digunakan antara lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai untuk memijahkan ikan.

Ciri-ciri khusus

Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain warnanya yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga sering disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
Ciri ikan jantan untuk dipijahkan :

Umur ± 4 bulan
Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
Gerakannya agresif dan lincah.
Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).

Ciri-ciri ikan betina :

Umur telah mencapai sekitar 4 bulan
Bentuk badan membulat putih di sekitar perut menandakan siap kawin.
Gerakannya lambat.
Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.
kondisi badan sehat.

Pemijahan dan perawatan ikan

Setelah induk cupang hias dipersiapkan begitu pula dengan wadahnya maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemijahan :

1. Persiapkan wadah baskom/akuarium kecil dan bersih.
2. Isi wadah dengan air bersih dengan ketinggian 15 - 30 Cm.
3. Masukkan induk ikan cupang jantan lebih dahulu selama 1 hari.
4. Tutup wadah dengan penutup wadah apa saja.
5. Sehari kemudian (sore hari) induk betina telah matang telur dimasukan ke dalam wadah pemijahan.
6. Biasanya pada pagi harinya ikan sudah bertelur dan menempel disarang berupa busa yang dipersiapkan oleh induk jantan.
7. Induk betina segera dipindahkan dan jantannya dibiarkan untuk merawat telur sampai menetas.

Pembesaran anak

1. Ketika burayak ikan cupang sudah dapat brenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran.
2. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
3. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
4. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain.
5. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.

Pasca Panen

Pasca panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang berkwalitas baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke dalam botol-botol tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta menghindari perkelahian. Setelah usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai terlihat keindahannya dan dapat dipasarkan.

Cara Berkembang Biak
Ikan ini berkembang dengan cara bertelur dan telurnya menempel pada substrat seperti akar tanaman, daun-daun atau serabut rapia.

Langkah-langkah yang perlu diketahui :

1. Pilihlah induk yang baik dan jantan yang cantik dan agresif.
2. Pisahkan antara induk jantan dan induk betina dan diberi makan yang cukup selama 4 s.d. 5 hari.
3. Masukkan induk jantan dan induk betina kedalaman tempat pemijahan (toples, aquarium, ember, baskom) yang telah diberi
tanaman air (eceng gondok atau serabut rapia dengan kedalaman air ± 25 cm).
4. Setelah 2-3 hari akan terlihat telur menempel pada daun atau rapia.
5. Pindahkan yang betina dan beri makan secukupnya.
6. Selama 2-3 hari anak ikan tersebut tidak diberi makan karena masih ada persediaan kuning telur dalam tubuhnya.
7. Selama 2-3 hari kemudian anak-anak ikan tersebut perlu diberi makan infosuria selama 3 hari kemudian diberi makan kutu air yang disaring selama 10 hari dan setelah itu dapat diberi kutu air tanpa disaring.

Cara Perawatan
Induk ikan yang diberi makan cukup baik, setelah 2-3 minggu dapat dipindahkan kembali. Anak-anak ikan cupang dapat dijual setelah berumur 2 bulan. Setelah panjang 4 cm, anak-anak ikan dapat diberi makan cacing. Ikan jantan termasuk ikan yang sayang dengan keturunannya, dilihat dari kebiasaannya membuat busa pada substrat setiap akan mulai memijah. Sedangkan ikan betina kurang telaten merawat anaknya bahkan kadang-kadang memangsa anaknya sendiri sehingga harus cepat-cepat dipisahkan setelah bertelur. Untuk mendapatkan ikan jantan yang bentuk dan warnanya indah, biasanya setelah mencapal panjang 4,5 cm dimasukkan kedalam botol (toples, bekas selai, botol kopi, dll) dan diletakkan saling berdekatan satu sama lain agar dapat saling melihat selama ± 2 minggu, agar sirip ikan cupang tersebut mengembang karena saling menantang.
Untuk membudidayakan ikan cupang secara besar-besaran, dapat digunakan bak semen ukuran 1,5 x 3 m. Pemijahannya dilakukan dipinggir bak dengan mempergunakan kotak-kotak papan yang bagian depannya diberi saringan kasa plastik. Saringan ini dimaksudkan agar benih ikan dapat keluar dan kotak pemijahan, sedangkan induknya tetap berada di dalam kotak pemijahan. Ukuran kotak pemijahan 15 x cm atau 20 x 20 cm sedangkan cara perawatan sama dengan
sumber : http://biologi-formica.blogspot.com

tips menanam tanaman air untuk ikan

Tanaman air tropis untuk akuarium kebanyakan dipasarkan dalam kemasan plastik, dimana pada bagian bawah tangkai diberi pot dengan wool mineral. Cara ini dapat melindungi tanaman dan memberi kesempatan pada akar untuk tetap dapat berkembang ideal mulai dari saat tanaman dipilah dan dipotong seperti pada saat awal tanam hingga sampai pada lokasi tanam.



Pot dan wool mineral baru boleh dilepas ketika siap ditanam.
Gunakan pot plastik yang mudah dilepaskan dari akar - akar yang hidup didalamnya. Akar yang telah menyebar dapat
dilepaskan dengan hati -hati dari pot plastik tersebut .
jika terdapat akar yang terlalu panjang san banyak, sebaiknya dipotong dengan menggunakan gunting atau pisau.


karena akar tanaman yang menyebar keluar dapat lebih mudah membusuk.
Tanaman kecil
pipih seperti Lilaeopsis terkadang sulit untuk ditanam kembali ketika wool mineralnya sudah dilepas. Dalam beberapa kasus atau kadangkadang cukup dengan membuang pada bagian bawah wool mineral dan sisanya bersama akar dapat ditanam ke dalam akuarium.


Sebelum ditanam sebaiknya buang dulu daun-daun yang sudah tua, sehingga tanaman alcan nampak lebih menarik. Diharapkan tanaman baru akan tumbuh clan muncul
daun-daun baru yang sesuai dengan kondisi air di akuarium dan pencahayaanya. ocis

sumber : Warta Pasar Ikan, Dir. Pemasaran Dalam Negeri, Ditjen P2JP, DKP 2009

Senin, 29 Juni 2009

BETERNAK IKAN CUPANG

BETERNAK IKAN CUPANG





Beternak Ikan Cupang ini bisa dibilang gampang – gampang mudah. Sebenarnya ada hal yang harus diperhatikan sebelum mengawinkan ikan kesayangan anda. Kalau salah bisa – bisa ikan cupang kesayangan anda tidak jadi kawin dan menghasilkan telur, tetapi malah mati.

Hal – hal tersebut adalah

MEMILIH INDUKAN

Kalau kita memilih ikan yang akan dikawinkan, sebaiknya pilih ikan yang bagus meskipun bukan ikan level1 yang biasanya di lombakan. Asalkan indukan itu bagus, maka kemungkinan anakan yang dihasilkan akan bagus pula. Karena anakan akan memiki sifat dari indukannya.



Untuk ikan jantan,
- Pilih ikan yang sering berenang di bawah ataupun melayang ditengah permukaan. Jangan pilih ikan yang sering berenang pada permukaan air. Hal itu menandakan bahwa ikan itu dalam kedaan tidak sehat.

- Pilihlah ikan yang memiliki warna cerah. Meskpun ikan itu berwarna gelap (hitam) pilihlah warna yang mengkilat. Karena itu merupakan ciri pejantan tangguh

- Ikan cupang jantan haruslah lincah. Jika ingin mengetahui lincah atau tidak ikan itu, coba dekatkan dengan cupang jantan lain. Maka akan terlihat nantinya.

Untuk ikan betina

- Ikan betina memiliki warna pudar dan gerakannya tidak lincah. Ikan ini cenderung lebih sering diam.

- Pilih ikan cupang betina yang memiliki matang telur. Betina yang matang telur dapat diketahui dari perutnya yang buncit dan dibagian perut bawahnya (dekat dengan sirip dasi ikan) ada semacam bintik bintik putih.

- Ikan ini haruslah sudah berumur diatas 4 bulan. Sebetulnya bisa mengawinkan dibawah umur 4 bulan, misalnya 3 bulan keatas. Namun..ikan ini akan menghasilkan telur yang tidak cukup banyak.

PAKAN

Sebelum ikan betina dimasukkan kedalam wadah pemijahan, sebaiknya 2-3 hari sebelumnya diberi makanan jentik nyamuk. Agar perutnya semakin buncit dan telur yang dihasilkan bisa semakin banyak.

KUALITAS AIR

Kondisi air ini sangat penting dalam proses pemijahan, malah untuk masa penetasan telur kondisi air akan sangat banyak dibutuhkan. Kondisi air yang baik, memiliki lebih kurang ph 7. Jika ph air terlalu asam ataupun terlalu basa, maka akan sangat berpengaruh terhadap keadaan ikan.

TEMPAT PEMIJAHAN

Tempat pemijahan ikan cupang sebetulnya tidaklah lebih besar jika dibandingkan dengan tempat pemeliharaannya. Cukup gunakan akuarium berukuran kecil ataupun toples – toples yang ada. Jika tempat terlalu besar, kemungkinan kawin ikan ini sangatlah kecil, karena saling jauh jarak antara ikan jantan dan ikan betina.

Tahap – tahap yang perlu dilakukan :
1. Pindahkan ikan jantan ke dalam wadah pemijahan dan biarkan dahulu selama satu hari. agar si jantan ini bisa beradaptasi dengan daerah barunya tersebut.

2. Dekatkan si jantan dan betina, PDKT istilahnya. Dengan cara menempatkan betina ke dalam tempat si jantan, namun si betina jangan dimasukkan terlebih dahulu. Gunakan gelas aqua ataupun plastik untuk cupang betina.

3. Biarkan kedaaan seperti diatas hingga 1-2 hari. Lihatlah, apabila pada permukaan tempat cupang jantan sudah banyak gelembung – gelembung yang dibuat, berarti cupang jantan itu sudah siap. Setelah itu langsung masukkan saja cupang

betina ke dalamnya. Dan biarkan ke adaan ikan seperti itu.

4. Sekitar 1-2 hari lihatlah ikan tersebut. Jika berhasil, di permukaan akan ada banyak terlur berwarna putih yang menempel pada gelembung – gelembung yang sebelumnya pernah dibuat oleh cupang jantan.

5. Setelah tahu ada telur, sebaiknya angkat dan pindahkan cupang betina ke dalam tempat lain. Karena kebanyakan cupang betina memakan telurnya sendiri. Berbalik dengan cupang jantan yang selalu menjaga telurnya dengan penuh siaga dan kasih sayang.

6. Jangan lupa beri makan secukupnya, baik cupang jantan maupun cupang betina. Karena setelah proses pemijahan itu selesai, kedua ikan akan sangat kelelahan dan butuh makanan untuk asupan energi. Terutama untuk cupang betina, beri ia waktu istirahat sebelum akan dikawinkan kembali. Sebaliknya, cupang jantan juga diberi makan agar tidak kelaparan dan memakan telur – telurnya sendiri.

7. Cukup butuh waktu 2 hari saja untuk menunggu telur itu menetas. Nanti akan terlihat meski sangat kecil, anakan berenang meski belum sempurna dan masih dibantu ikan jantan. Jika anakan jatuh ke dasar, maka akan diambil dan diletakkan kembali ke dalam gelembung – gelembungnya.

8. Berilah makanan anakan itu setelah 2-3 hari dari telur menetas. Biasanya anakan diberi makanan infusaria (anak kutu air) atau kalau tidak ada, bisa diberikan kutu air yang telah disaring.

Hal ini saya paparkan berdasarkan yang sudah pernah saya lakukan dan juga berdasarkan penelitian – penelitian terhadap hal tersebut. (naif05, 28 Maret 2009)

Sumber :

http://naif05.wordpress.com/2009/03/28/beternak-cupang/


sumber gambar : http://www.bettafishcenter.com/images2/MGM8A2.jpg



Sabtu, 30 Mei 2009

teknik pemijahan koi

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN KOI




I. PENDAHULUAN


Koi termasuk ikan hias eksotis yang semakin banyak penggemarnya. Selain dipelihara sebagai hobi, koi juga bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan. Tentu saja bagi mereka yang benar-benar serius menekuninya. Selain pesona warna dan lekukannya yang indah, keistimewaan lain dari koi adalah keelokan yang dipertontonkan tatkala menyembul dan melompat ke atas air . Sungguh sebuah pemandangan yang istimewa bagi yang hobi memeliharanya.




Disisi lain koi sudah menjadi prestise . Salah satu ajang untuk mendongkrak prestise koi adalah lewat kontes. Koi yang berhasil menyabet gelar juara bakal terangkat pamornya sehingga harganya melambung. Si pemilik biasanya tidak rela melepaskan koi kesayangannya meski ditawar dengan harga 4-5 kga koi kali semula.
Tingginya harga koi menjadikan bisnis ikan yang menjadikan bisnis ikan yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepang ini tidak pernah surut. Dalam perkembangannya , budidaya koi juga selalu melahirkan strain-strain baru . Bagaimana perkembangan koi dii Indonesia?
Pada hakikatnya kondisi alam Indonesia sangat menunjang untuk budidaya koi. Sayangnya, usaha produksi koi masih terbatas. Para pengusaha koi di dalam negeri belum memanfaatkan peluang pasar koi secara optimal. Alasannya, membudidayakan koi membuthkan lahan dan dana yang tidak sedikit. Padahal di sisi lain, budidaya koi di Indonesia berpeluang menyaingi Jepang. Sebab, budidaya koi di Jepang juga terhambat akibat beberapa persoalan, antara lain: terbatasnya lahan, mahalnya upah tenaga kerja, dan pengaruh empat musim yang menjadi kendala terbesar dalam budidaya koi di Jepang.
Adapun mengenai mutu, kualitas ikan koi sangat ditentukan oleh tipe bentuk badan yang sempurna, warna tubuh yang cemerlang, dan pola warna tubuh yang unik. Keindahannya merupakan perpaduan antara keelokan warna dan bentuk tubuh, disertai perlakuannya secara keseluruhan.


II. TEKNIK PEMIJAHAN IKAN KOI

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika hendak memijahkan ikan koi adalah ketersediaan kolam, persediaan induk koi, penyediaan pakan benih, dan perlakuan seleksi yang ketat.
Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempurna.
Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.
Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan.

2.2. Seleksi Induk
Syarat utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk produktif.
Syarat lain fisiknya prima, tidak cacat. Sirip-siripnya lengkap, juga sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang , tidak loyo. Umur jantan minimal 2 tahun, betina minimal 3 tahun. Betina lebih besar dibandingkan jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung. Jantan sebaliknya, lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung. Sirip induk jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih.
Seekor induk betina berpasangan dengan 2 atau 3 induk jantan. Jika seekor betina hanya diberi seekor jantan di kolam pemijahan dan takdisangka jantannya ngadat, gagallah pemijahan. Dengan menyediakan stok jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari.
Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk yang paling bagus, karena keturunannya biasanya jelek. Anak keturunannya belum tentu sebagus induknya. Yang dipijahkan sebaiknya koi biasa saja, tetapi masih memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya pekat. Pada saat seleksi benih, nantinya bisa dipilh mana yang bagus dan mana yang diafkir.

2.3. Persiapan Kolam
Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam dikeringkan dibawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut.
Telur koi menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan bertelur dibawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat.
Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan mas. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata, panjang 120 cm lebar 40 cm. Jumlah kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk betina.
Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh. Diataskakaban diberi bilah bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur.
Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangasang pasangan koi yang akan memijah. Selain kakaban, tempat penempel telur bisa juga menggunakan tanaman air seperti Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.

2.4. Pelaksanaan Pemijahan
Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakangya. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke udara. Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan sperma.
Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur uyang jatuh ke dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk segera dipisah dari telurnya. Jika terlambatm telur bisa habis dimakan induknya.
Ada dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan.Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam tersenur. Cara kedua dengan memindahkan telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis karena lebih menghemat lahan (kolam).
Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15 menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar kotoran yang mungkin menutupi telur bisa terlepas.


A. Pemijahan Alami
- Siapkan bak berukuran panjang 2m, lebr 1m, dan tinggi 0,4 m
- Keringkan selama 2-4 hari
- Isi air setinggi 30 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan
- Pasang hapa halus seusai ukuran bak
- Masukkan ijuk secukupnya
- Masukkan 1 ekor induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari
- Masukkan pula 1 ekor induk jantan
- Biarkan memijah
- Esok harinya tangkap kedua induk dan biarkan telur menetas di tempat itu.
Hasil pemijahan alami lele sangkuriang biasanya kurang memuaskan. Jumlah telur yang keluar tidak banyak.
B. Pemijahan Semi Alami
- Perbandingan induk jantan dan betina 1:1 baik jumlah maupun berat
- Penyuntikkan langkahnya sama dengan pemijahan buatan
- Pemijahan langkahnya sama dengan pemijahan alami

C. Pemijahan Buatan
Pemijahan buatan memerlukan keahlian khusus. Dua langkah kerja yang harus dilakukan dalam sistem ini adalah penyuntikkan, pengambilan sperma dan pengeluaran telur.
1. Penyuntikkan dengan ovaprim
Penyuntikkan adalah kegiatan memasukkan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang digunakan adalah ovaprim. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,3 mil ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikkan ke dalam tubuh induk tersebut; masukkan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 jam.

2. Penyuntikkan dengan hypofisa
Penyuntikkan bisa juga dengan ekstrak kelenjar hypofisa ikan mas atau lele dumbo. Caranya siapkan induk betina yang sudah matang gonad ; siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutup insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat dibawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypofisa; masukkan ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukkan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypofisa itu; suntikkan ke dalam tubuh induk betina; masukkan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selama 10 jam.

3. Pengambilan Sperma
Setengah jam sebelum pengeluaran tleur; sperma harus disiapkan. Caranya:
1. Tangkap induk jantan yang sudah matang kelamin
2. Potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang
3. Keluarkan darahnya
4. Gunting kulit perutnya mulai dari anus hingga belakang insang
5. Buang organ lain di dalam perut
6. Ambil kantung sperma
7. Bersihkan kantung sperma dengan tisu hingga kering
8. Hancurkan kantung sperma dangan cara menggunting bagian yang paling banyak
9. Peras spermanya agar keluar dan masukkan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides
10. Aduk hingga homogen.

2.5. Pengeluaran Telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 jam dari peyuntikkan, namun 9 jam sebelumnya diadakan pengecekkan.
Cara pengeluaran telur:
1. Siapkan 3 buah baskom plastik, 1 botol Natrium Chlorida (infus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu
2. Tangkap induk dengan sekup net
3. Keringkan tubuh induk dengan lap
4. Bungkus induk dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka
5. Pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya
6. Pijit bagian perut ke arah lubang telur
7. Tampung telur dalam baskom plastic
8. Campurkan larutan sperma ke dalam telur
9. Aduk hingga rata dengan bulu ayam
10. Tambahkan Natrium Chlorida dan aduk hingga rata
11. Buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah
12. Telus siap ditetaskan.


2.6. Penetasan
Penetasan lele sangkuriang dimasukkan ke dalam bak tembok. Caranya :
1. Siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m
2. Keringkan selama 2-4 hari
3. Isi bak tersebut dengan air setinggi 30 cm dan biarkan air mengalir selama penetasan
4. Pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak
5. Beri pemberat agar hapa tenggelam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja
6. Tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa
7. Biarkan telur menetas dalam 2-3 hari.


Penetasan telur sebaiknya dilakukan pada air yang mengalir untuk menjamin ketersediaan oksigen terlarut dan penggantian air yang kotor akibat pembusukan telur yang tidak terbuahi. Peningkatan oksigen terlarut dapat pula diupayakan dengan pemberian aerasi.
Telur lele sangkuriang menetas 30-36 jam setelah pembuahan pada suhu 22-25 0C. Larva lele yang baru menetas memiliki cadangan makanan berupa kantung telur (yolksack) yang akan diserap sebagai sumber makanan bagi larva sehingga tidak perlu diberi pakan. Penetasan telur dan penyerapan yolksack akan lebih cepat terjadi pada suhu yang lebih tinggi. Pemeliharaan larva dilakukan dalam hapa penetasan. Pakan dapat mulai diberikan setelah larva berumur 4-5 hari atau ketika larva sudah dapat berenang dan berwarna hitam.



III. MANAJEMEN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN


Kegiatan budidaya lele sangkuriang di tingkat pembenih/pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembenihan, penyakit banyak ditimbulkan oleh adanya serangan organisme pathogen sedangkan pada kegiatan pembesaran, penyakit biasanya terjadi akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan.
Kegagalan pada kegiatan pembenihan ikan lele dapat diakibatkan oleh serangan organisme predator (hama) ataupun organisme pathogen (penyakit). Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain insekta, ular, atau belut. Serangan lebih banyak terjadi bila pendederan benih dilakukan di kolam tanah dengan menggunakan pupuk kandang. Sedangkan organisme pathogen yang lebih sering menyerang adalah Ichthiopthirius sp, Trichodina sp, Dacttylogyrus sp, dan Aeromonas hydrophyla.
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan kolam di sekeliling kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan manajemen lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Bila serangan sudah terjadi,benih harus dipanen untuk diobati. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
Manajemen lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam dan tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disinfeksi (bila diperlukan), pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan probiotik.

Kamis, 21 Mei 2009

Budidaya Ikan Mas Koki Mutiara

Budidaya Ikan Mas Koki Mutiara
April 18, 2007 — Arief Solikhin

IKAN koki mutiara merupakan jenis ikan mas yang mempunyai tubuh bulat dengan kepala kecil dan ekor lebar. Ikan ini berasal dari daratan China, namun di Indonesia sudah lama dapat dibudidayakan. Pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang dieksport dan harganyapun cukup tinggi.



Untuk pemijahannya, pemilihan induk harus benarbenar baik. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur + 8 bulan, dengan ukuran minimum sebesar telur itik. Selain itu pilih induk yang berkepala kecil dengan tubuh bulat, sisik utuh dan tersusun rapih. Jika ikan sedang bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan tegak. Dan untuk mendapatkan keturunan yang berwarna, maka calon induk yang akan dipijahkan berwarna polos. Gunakan induk jantan berwarna putih dan betina berwarna hitam atau hijau lumut atau sebaliknya.

Sebaiknya sebelum melakukan pemijahan, terlebih dahulu kita harus menyeleksi jantan dan betina. Untuk perbedaan jantan dan betina: Induk Jantan; a. Pada sirip dada terdapat bintikbintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar. b. Induk yang telah matang jika diurut pelan ke arah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih

Induk Betina; a. Pada sirip dada terdapat bintikbintik dan terasa halus jika diraba. b. Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahmerahan.

Selanjutnya sebelum melakukan pemijahan sebaiknnya dilakukan pembersihan bak/aquarium. Apabila telah bersih diisi dengan air yang telah diendapkan + 24 jam, kemudian letakkan eceng gondok untuk melekatkan telurnya. Kemudian pilihlah induk yang telah matang telur, masukkan ke dalam bak pada sore hari. Bila pemilihan induk dilakukan dengan cermat, biasanya keesokan harinya telur sudah menempel pada akar eceng gondok. Karena telur tidak perlu dierami, induk dapat segera dipindahkan ke kolam penampungan induk, untuk menunggu sampai saat pemijahan berikutnya. Jika perawatannya baik, maka 3 4 minggu kemudian induk sudah dapat dipijahkan kembali.

Setelah 2 3 hari telur akan menetas, sampai berumur 2 ~ 3 hari benih belum diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sacnya (kuning telur). Pada hari ke 3 4 benih sudah dapat diberi makanan kutu air yang telah disaring. Setelah berumur + 15 hari benih mulai dicoba diberi cacing rambut di samping masih diberi kutu air, sampai benih keseluruhannya mampu memakan cacing rambut, baru pemberian kutu air dihentikan.

Untuk telur yang ditetaskan di aquarium maka sebaiknya setelah benih berumur + 1 minggu dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas. Ketinggian air dalam bak 10 15 cm dengan pergantian air 5 7 hari sekali. Setiap pergantian air gunakan air yang telah diendapkan lebih dahulu. Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik diperlukan beberapa tanaman pelindung berupa eceng gondok.

Selanjutnya pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur lebih dari 1 bulan sampai induk. Jenis koki mutiara ini memerlukan banyak sinar matahari, untuk itu tanaman eceng gondok dapat dikurangi atau dihilangi. Untuk tahap pertama pembesaran dapat ditebar + 1.000 ekor ikan dalam bak berukuran 1,5 x 2 m. Kemudian penjarangan dapat dilakukan setiap 2 minggu dengan dibagi 2.

Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pergantian air dapat dilakukan 3 5 hari sekali, juga dengan air yang telah diendapkan. Begitu juga dengan makanan yang diberikan berupa cacing rambut. Makanan diberikan pada pagi hari secara adlibitum (secukupnya). Jika pada sore hari makanan masih tersisa, segera diangkat/dibersihkan.

Setelah berumur 4 bulan ikan sudah merupakan calon induk. Untuk itu jantan dan betina segera dipisahkan sampai berumur 8 bulan yang telah siap dipijahkan. Untuk induk ikan sebaiknya makanan yang diberikan yaitu berupa jentik nyamuk (cuk). Sepasang induk dapat menghasilkan telur 2.000 s/d 3.000 butir untuk sekali pemijahan.

Ikan mas koki mutiara mempunyai nilai ekonomis tinggi. Untuk benih berumur 1 bulan harganya berkisar Rp. 30, s/d Rp. 50, sedangkan sepasang induk berkisar Rp. 5.000, s/d 10.000,. Dengan cara pemeliharaan yang tepat disertai ketekunan dapat diharapkan penghasilan yang lumayan.
Sumber : www.waspada.co.id

Jumat, 27 Maret 2009

BUDIDAYA IKAN HIAS LIVE BEARER

BUDIDAYA IKAN HIAS
LIVE BEARER



1. PENDAHULUAN

Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium.
Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus
meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis
ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan
ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan
kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur
ataupun menyusun sarangnya.




Cara perkembangbiakkan ikan hias ada beberapa macam:

1) Ikan-ikan hias yang beranak.
2) Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.
3) Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.
4) Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang busa.
5) Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.


Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai cara-cara pemeliharaan ikan hias
yang beranak (live bearer), misalnya:

1) Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)
2) Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)
3) Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)
4) Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)



2. CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA


1) Induk Jantan
a. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang
merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
b. Tubuhnya rampaing.
c. Warnanya lebih cerah.
d. Sirip punggung lebih panjang.
e. Kepalanya besar.


2) Induk Betina
a. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
b. Tubuhnya gemuk
c. Warnanya kurang cerah.
d. Sirip punggung biasa.
e. Kepalanya agak runcing.



3. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMELIHARAAN

1) Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2) dan
jernih.
2) Suhu air berkisar antara 15 ~ 270C.
3) pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
4) Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing, kutu air)
dan makanan buatan, diberikan secukupnya.



4. TEKNIK PEMIJAHAN
1) Pemilihan indu. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh
yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
2) Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa
pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula
dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasangsepasang.
3) Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan
harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan
oleh induknya.



5. PERAWATAN BENIH
1) Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena
masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru
dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur
yang telah direbus dan dihancurkan.
2) Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan
cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi
makanan cuk.
3) Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa
cacing kering, agar-agar dll.
4) Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan,
karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air.

5) Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh,
karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan
setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu
penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.


6. PENUTUP
Budidaya ikan live bearer ini sangat mudah dan mempunyai tingkat
keberhasilan yang tinggi. Untuk satu pasang ikan dapat menghasilkan 50
sampai 100 ekar ikan untuk satu kali pemijahan, dengan harga perekor Rp. 25,-
sampai Rp. 75,-. Jenis ikan ini juga merupakan ikan hias yang dapat di eksport
misalnya: ikan Guppy. Dengan teknik pemeliharaan yang tepat dan ketekunan
yang tinggi akan didapat hasil dengan warna yang sangat indah.


7. SUMBER
Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta, 1996


8. KONTAK HUBUNGAN
Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta

Minggu, 08 Februari 2009

Budidaya Ikan Hias : Jambal siam (Pangasius hypothalmus)

Jambal siam


Jambal siam (Pangasius hypothalmus) atau dengan nama dagang Siammese Shark berasal dari perairan Indonesia bagian barat seperti Sumatera dan Kalimantan serta Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia. Ikan yang bersifat omnivora agak karnivora ini menyenangi suhu perairan 27-30° C dengan pH 6,5-7,0 dan kekerasan 8° dH.



Ukurannya dapat mencapai 75 cm atau dengan berat sekitar 8 kg. Tubuhnya hitam dan perutnya keputihan. Ada juga jenis yang berwarna albino- Bentuknya seperti ikan hiu dan gerakan tubuhnya sangat lincah. Jambal siam ini ada banyak spesies dengan perbedaan yang tidak terlalu mencolok.


Induknya mulai dapat dipijahkan secelah berumur 2,5 tahun dengan berat sekitar 2,5 kg. Biasanya produksi telur dari induk sebesar 2,5 kg cukup banyak, sekitar 70.000 butir. Makin besar induk maka makin banyak jumlah telurnya. Pemijahannya dilakukan dengan Cara suntikan hormon hipofisa maupun buatan. Kadar hormon buatan cukup tinggi, sekitar 0,9 ml/kg induk yang diberikan dua kali, pertama 0,3 ml dan kedua 0,6 ml. Sementara kadar hipofisa untuk betina sebanyak 4 dosis yang diberikan dua kali, pertama 1,5 dosis dan kedua 2,5 dosis.





Penyuntikan pada jantan cukup sekali saja sebanyak 2 dosis.
Perlakuan penyuntikan, pengambilan telur, penetasan, dan perawatan larva ikan ini hampir sama dengan pemijahan jelawat. Hanya perbedaannya terletak pada pakan induknya yang berupa daging keong cincang atau ikan rucah karena sifatnya karnivora.





Pakan tersebut untuk menjaga agar kualitas telurnya bagus. Sementara larva jambal siam sudah bisa diberi tetasan artemia saat mulai berenang karena ukurannya lebih besar.
Wadah pembesaran benih dapat berupa kolam atau empang. Pakan benih berupa pelet. Benih yang ditebarkan untuk pembesaran ini berukuran sekitar 5 cm. Namun, ukuran jual jambal siam sebagai ikan hias sekitar 2-5 cm.



sumber: Darti S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006

Sabtu, 07 Februari 2009

Budidaya Ikan Hias : Jelawat (Leptobarbus hoeveni)

Jelawat


Jelawat (Leptobarbus hoeveni) atau Red-finned Cigar Shark berasal dari Kalimantan dan Thailand. Namun, ikan ini sangat popuker di Malaysia sebagai ikan hias. Sementara ikan yang sudah besar digunakan sebagai ikan konsumsi. Ukuran terbesar dapat mencapai 40 cm. Dijadikan ikan hias karena warna tubuhnya sangat menarik.



Sisiknya berwarna perak agak ke-hijauan, punggungnya cokelat agak hitam, dan sirip-siripnya merah.
Suhu optimal perairan antara 26-29° C dengan pH 7,0 dan kekerasan 10° dH. Ikan ini bersifat omnivore yang cenderung herbivore. Di habitat aslinya, ikan ini memakan buah-buahan, biji-bijian, dan tanaman air. Untuk budi daya, pakannya dapat berupa pelet dan sedikit sayuran seperti selada air atau bayam.


Induk jelawat harus yang sudah berukuran lebih dari 1,5 kg dengan panjang 40 cm atau sudah berumur sekitar 3 tahun. Karena ukurannya cukup besar maka pemeliharaan induknya pun sebaiknya di kolam yang cukup luas.


Untuk pemijahan, diperlukan rangsangan dengan hormon buatan. Dosis hormon cukup banyak, sekitar 0,9 ml/kg berat induk betina dan 0,4 ml/kg berat induk jantan, karena ikan ini masih berasal dari alam atau belum lama dibudidayakan. Penyuntikan pada induk betina dilakukan dua kali, yaitu 0,3 ml/kg dan 0,6 ml/kg dengan interval waktu sekitar 7 jam. Penyuntikan pertama sebaiknya sore hari dan kedua pada malam hari.


Telur yang dihasilkan cukup banyak, dapat mencapai 100.000 butir untuk setiap induk seberat 1,5 kg. Pengambilan telur tersebut dilakukan dengan cars stripping pada pagi hari. Telur yang d-stripping tersebut dimasukkan dalam wadah, lalu dicampurkan dengan sperma yang juga di-stripping. Aduk merata telur dan sperma dengan menggunakan bulu ayam atau kuas halus. Agar semua telur dapat terbuahi dengan sperma, sebaiknya perbandingan jantan dan betina 3 : 2. Setelah relur diaduk merata, tambahkan air bersih secukupnya (macak-macak) dan aduk beberapa saat. Selanjutnya, cuci telur tersebut dengan air bersih. Telur yang sudah bersih siap untuk ditetaskan.


Penetasan telur dilakukan dalam wadah penetasan berbentuk yang
corong dibuat dari kain atau bahan halus. Wadah ini diletakkan dalam bak penetasan. Bagian bawah corong diberi selang untuk pengeluaran air. Air akan dialirkan dari tetas corong selama telur ditetaskan. Penetasan dalam akuarium atau wadah lain pun
dapat dilakukan asalkan aerasinya cukup kuat untuk menghindari telur mengumpul. Telur yang mengumpul sulit atau tidak akan menetas. Telur akan menetas dalam jangka waktu 24 jam.


Setelah menetas, larvanya akan berenang mulai umur dua hari. Bila menggunakan corong untuk penetasan, larvanya harus segera dipindahkan ke akuarium. Namun, kalau menggunakan akuarium, larvanya dibiarkan saja. Air dalam akuarium untuk pemeliharaan larva perlu ditambahkan garam dapur sebanyak satu sendok teh setiap 10 l air.

Pakan pertama bagi larva dapat berupa infusoria yang diberikan selama enam hari. Setelah itu, larva dapat diberi pakan berupa tetasan artemia atau kutu air. Penggantian air dapat dilakukan dengan cara penyifonan secara hati-hati. jumlah air yang diganti cukup setengahnya saja.
Pembesaran jelawat dapat dilakukan dalam kolam setelah berumur 30 hari.

Ukuran jualnya sebagai ikan hias akuarium sekitar 10-15 cm atau sudah berumur 3-4 bulan. Perlu diperhatikan bahwa ikan ini banyak membutuhkan oksigen dan sangat rentan dengan kadar oksigen rendah. Oleh karenanya, saat pengangkutan ataupun penampungan harus diperhitungkan jumlah oksigen, jangan sampai kekurangan.

sumber : Darti S.L dan iwan D. Penebar Swadaya, 2006

Pemijahan Ikan Hias secara Buatan : Red-finned Shark (Ephalzeorhynchus frenatus)

Red-finned Shark


Red-finned Shark (Ephalzeorhynchus frenatus) merupakan ikan dasar yang berasal dari Sungai Mekong, Thailand. Ikan yang bersifat omnivora ini sangat cantik dengan warna tubuh cokelat hitam atau putih albino dan sirip-siripnya merah terang. Ukuran tubuh maksimalsekitar 12 cm.


Suhu pemeliharaan antara 26-28° C dengan pH 7,5 dan kekerasan 10° dH. Di alam aslinya, ikan dewasa senang, memakan lumut sehingga dinding akuarium biasanya bersih dari lumut. Sifatnya agak pemalu dan senang bersembunyi pada siang hari, sedangkan malam hari akan keluar mencari makanan.



Induk jantan dan betina agak sulit dibedakan. Namun, bentuk tubuh yang agak gemuk dan sedikit panjang biasanya adalah betina, sedangkan jantan agak pendek dan langsing. Pemijahannya dilakukan dengan suntikan hormon gonadotropin buatan seperti Ovaprim pada induk yang sudah matang telur. Dosis hormon cukup 0,3 ml/kg, berat badan.



Suntikan hanya dilakukan sekali saja. Oleh karena ukuran ikan ini tidak besar maka penyuntikan dapat dilakukan hanya dengan memegang induknya menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan untuk menyuntik.
Pemijahan dapat dilakukan secara masal. Induk-induk yang sudah bertelur harus secepatnya diambil dan telurnya dibiarkan menetas sendiri tanpa induk. Ikan ini berenang di dasar sehingga telurnya akan berantakan bila terlalu lama bersama induknya. Oleh karena itu, penyuntikan akan lebih baik dilakukan siang hari agar ikan bisa bertelur malam hari. Ini disebabkan waktu terbaik mengangkat induknya adalah malam hari. Misalnya, penyuntikan yang dilakukan pukul 11.00 diperkirakan ikan akan bertelur pukul 20.00.


Telur akan mulai menetas dalam jangka waktu 24 jam dan laivanya mulai berenang 3-4 hari kemudian. Pakan larva dapat berupa infusoria, kutu air halus, atau tetasan artemia yang berlangsung 36 jam. Pakan ikan dewasa berupa cacing sutera atau cacing darah. Ukuran jual sekitar 5 cm atau sudah berumur sekitar 4 bulan.

sumber : Dari S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006

Jumat, 06 Februari 2009

Pemijahan Ikan Hias secara Buatan : Bawal air tawar (Calosoma sp.)

Bawal air tawar

Bawal air tawar (Calosoma sp.) termasuk ikan herbivore. Di alam aslinya ikan ini memakan buah-buahan yang jatuh ke air. Sementara untuk pemeliharaan, pakannya dapat berupa sayur dan buah seperti jambu air. Bawal air tawar lebih dikenal sebagai ikan konsumsi bila ukurannya sudah mencapai lebih dari 500 g, sedangkan sebagai ikan hias hanya yang berukuran kecil, sekitar 5-10 cm.

Ikan ini terdiri dari dua species yang daerah asalnya berbeda. Calosoma macropomum berasal dari Sungai Amazone, Amerika Selatan dan Calosoma bidens berasal dari Asia Tenggara (Sumatera). Suhu optimal perairannya sekitar 25-27° C dengan pH 6,7-7,0 dan kekerasan 10° dH.




Bentuk tubuh ikan ini sangat bagus dan menarik, mirip ikan Silver Dolar. Warnanya perak atau putih kehitaman dengan punggung hitam. Di daerah perut terdapat warna merah. Sirip-siripnya berwarna hitam atau agak perak.

Untuk mencapai induk, dibutuhkan waktu yang cukup lama, antara 2-4 tahun, dan ukuran minimalnya 2,5 kg. Induk yang baik dan menghasilkan cukup banyak telur kalau sudah berukuran 4 kg atau berumur sekitar tiga tahun. Pemijahan induk memerlukan rangsangan dengan suntikan hormon sebanyak dua kali untuk betina dan sekali untuk jantan. Dosis yang umum digunakan 0,5-0,6 ml/kg berat badan induk. Penyuntikan pada betina dilakukan dengan interval 10-12 jam.

Pengambilan atau pengeluaran telur dilakukan tanpa stripping, yaitu hanya menempatkan induknya dalam kolam pemijahan yang cukup luas karena induknya cukup besar.

Agar pembuahan telur menjadi efektif, perbandingan induk jantan dan betina adalah 2 : 1. Biasanya pengeluaran telur ini berlangsung sekitar 9-10 jam sesudah penyuntikan kedua. Telur dikeluarkan dengan cara diserakkan di dasar kolam. Telur ikan ini biasanya melayang sehingga ketinggian air untuk penetasan sebaiknya dibuat tinggi, sekitar 30-35 cm.

Setelah dibuahi, induk dikeluarkan dari kolam dan telurnya dibiarkan menetas tanpa induk dalam kolam pemijahan. Selama proses penetasan, aerasi harus kuat karena telur-telurnya bersifat melayang. Telur yan tenggelam biasanya tidak akan menetas.Telur akan menetas setelah 24 jam.


Larva akan mulai berenang 3-4 hari kemudian. Agar mudah dikontrol, larva yang sudah bisa berenang dapat dipindahkan ke dalam akuarium atau bak fiberglas. Akan lebih baik lagi kalau kolam pemijahan dilengkapi hapa sehingga pengambilan larvanya menjadi mudah.

pakan pertama bagi larva berupa infusoria, artemia yang ditetaskan Selama 24-36 jam, atau kutu air halus. Pemberian pakan ini harus sesering mungkin, sekitar 4-6 kali sehari, karena larvanya kuat makan. Bila pakannya kurang, larva akan mudah mati. Sementara penggantian air dapat dilakukan setelah larva mulai diberi pakan, yaitu enam hari setelah menetas. Penggantian air ini harus hati-hati karena larvanya sangat kecil.

Sebagai ikan hias, ikan ini dapat dijual setelah berukuran 5-10 cm dengan waktu pemeliharaan 3-4 bulan. Ikan yang laku bisa jantan dan betina.
sumber : Darti S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006

BUDIDAYA IKAN HIAS DENGAN PEMIJAHAN BUATAN

BUDIDAYA IKAN DENGAN PEMIJAHAN BUATAN

Dari banyaknya jenis ikan hias air tawar, ada kelompok ikan hias yang pemijahannya sangat sulit dikerjakan secara alami. jenis ikan pada kelompok ini biasanya merupakan ikan yang baru diambil dari alam sehingga lingkungan budi daya kurang memenuhi syarat untuk berkembang biak.

Secara fisiologis perubahan lingkungan memang menyebabkan kurangnya rangsangan organ-organ tertentu untuk dapat mengeluarkan hormon yang menyebabkan terjadinya pemijahan. Sementara kerja hormon itu sendiri pun akan lebih potensial pada kondisi lingkungan yang sesuai. Penyesuaian atau adaptasi lingkungan pada ikan-ikan tertentu terkadang membutuhkan waktu sangat lama, bisa sampai beberapa generasi.



Para pakar telah mengetahui bahwa hormon yang bertanggung jawab dalam pemijahan adalah hormon gonadotropin. Hormon ini dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa yang terdapat pada otak kecil ikan. Mekanisme kerja hormon memang sangat kompleks dan menyertakan hormon-hormon lain untuk proses pengeluarannya.

Namun, naiknya kadar hormon gonadotropin dalam darah sampai nilai tertentu dapat merangsang ikan memijah atau bertelur.
Kemajuan teknologi yang berkembang saat ini adalah dengan memberi rangsangan atau stimulasi agar kadar hormon gonadotropin dalam darah meningkat, yaitu dengan menyuntikkan substansi hormon.

Ternyata teknologi ini sangat efektif karena ikan dapat memijah dengan baik. Jenis substansi hormon bisa berbentuk hormon segar (hypofisa ikan mas) maupun hormon buatan. Saat ini banyak dijual hormon buatan dalam berbagai merek seperti Ovaprim dan LHRH-A.



Tahapan Perlakuan Pemijahan Buatan

Untuk pemijahan buatan ini, tahapan yang perlu dilakukan adalah menyiapkan induk ikan yang akan diberi suntikan hormon, persiapan hormon, pengambilan telur dan sperma, pencampuran telur dan sperma, penetasan telur, dan perawatan larva. Untuk perawatan larva ini tidak berbeda dengan perawatan larva pada berbagai jenis ikan hias lain.

Induk dipilih yang sudah bertelur atau matang telur. Semakin matang telurnya maka reaksi atau respon terhadap hormon akan semakin baik. Sementara substansi hormon yang akan digunakan dapat dipilih dari hypofisa ikan mas atau dari hormon buatan. Bila menggunakan hipofisa ikan mas maka menurut pengalaman peternak sebaiknya dipilih ikan mas yang poctnsial, beratnya 400-800 gram.


pengambilan hipofisa dilakukan dengan Cara memotong kepala ikan mas tepat di belakang tutup insang. Selanjutnya kepalanya dipotong lagi secara horisontal di atas mata ke bagian depan. Hipofisa akan tampak di rongga tulang kepala sebagai bulatan putih kecil. Hipofisa ini dapat diangkat dengan menggunakan pinset.

Sesudah diambil, hipofisa dapat digerus dalam tabung kaca atau mortar kecil menggunakan penggerus kaca- Lalu, tambahkan larutan garam 0,7% atau 0,5-1,0 ml akuabidest dan aduk merata. Biarkan campuran tersebut hingga mengendap.

Bila alatnya tersedia, campuran tersebut dapat disentrifugasikan. Setelah mengendap, ambil larutan bagian atas yang bening dengan menggunakan suntikan atau spuit (syringe). Cairan tersebut merupakan substansi hormon dan siap digunakan.


Dosis substansi hormon yang digunakan bervariasi, tergantung jenis ikannya. Umumnya digunakan dosis 4-10 mg/kg ikan untuk betina dan 2-5 mg/kg ikan untuk jantan. Oleh karena untuk mengukur hipofisa terkadang sulit maka dapat digunakan takaran dosis.

satu dosis merupakan hipofisa yang dihasilkan dari satu kg ikan mas. Biasanya penyuntikan ikan menggunakan empat dosis Untuk betina dan dua dosis untuk jantan. Sebagai contoh, bila induk betina yang -akan dirangsang mempunyai berat 2 kg maka diperlukan hipofisa dari 4 kg, ikan mas.

Untuk kadar hormon buatan biasanya sudah tercantum pada petunjuk pemakaian dalam kemasannya. Namun demikian, karena terkadang respon ikan terhadap hormon bervariasi maka akan lebih baik kalau kadarnya mengacu pada pengalaman peternak lain atau pada pakar yang sudah menelitinya.


Kadar hormon untuk ikan berukuran kecil (di bawah 10 g) tentunya sangat sedikit (di bawah 0,01 ml). Namun, pengukuran kadar yang sangat sedikit tersebut sangat sulit karena harus mengikuti skala pada tabung suntikan. Padahal skala tiap garis yang ada pada tabung suntikan biasanya adalah 0,01 ml. Untuk mengantisipasi kendala ini maka sebaiknya hormon diencerkan dahulu dengan akuabidest.

penyuntikan dapat dilakukan 1-2 kali untuk betina dan umumnya hanya sekali untuk jantan. Bila penyuntikan pada betina dilakukan dua kali maka penyuntikan pertama hanya 1/3 dosis dan penyuntikan kedua 2/3 dosis. Sementara interval waktu penyuntikannya sekitar 6-7 jam.

Waktu penyuntikan pada induk jantan umumnya dilakukan bersamaan dengan waktu penyuntikan kedua pada induk betina.
Oleh karena biasanya ikan bertelur pada malam atau menjelang pagi hari maka penyuntikan hormon dilakukan sekitar 10-14 jam sebelum waktu bertelur. Untuk itu, akan sangat baik bila penyuntikan berlangsung pada sore hari menjelang malam atau malam hari.Lokasi penyuntikan hormon pada tubuh ikan adalah sekitar 2-4 sisik di bawah sirip punggung, di dekat ekor, di dekat sirip perut, ataupun tepat di bagian belakang sirip punggung. Arah jarum suntikan adalah miring (sekitar 45°) ke arah kepala. Penyuntikan ke tubuh ikan dapat dilakukan dengan meletakkan ikan pada tatakan bila ikannya besar atau dengan memegangnya (gunakan tangan kiri) bila ikannya kecil.


Penyuntikan ini dapat dilakukan di luar ataupun di dalam air.
Pemijahan atau pengeluaran telur sesudah disuntik dapat dilakukan dengan memasangkan induk dan membiarkannya bertelur di tempat pemijahan. Bisa juga pemijahan dilakukan dengan cara stripping (pengambilan telur dengan cara diurut). Untuk jenis ikan berukuran kecil seperti Red-finned Shark, biasanya pemijahan dibiarkan hingga telurnya keluar sendiri-. Untuk jenis ikan besar, perlakuan stripping lebih efisien.

Pengurutan dilakukan pada pagi hari dengan cara menekan perut betina secara perlahan dari arah perut atas ke arah kelamin. Biasanya setelah diurut telur akan keluar. Telur yang keluar ditampung dalam wadah seperti mangkok atau piring. setelah itu, dengan cara yang sama induk jantan diurut untuk mengeluarkan spermanya. sperma dan telur tersebut dicampurkan dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam atau kuas halus selama 3-6 menit. Bisa juga ke dalam campuran sperma dan telur ditambahkan sedikit larutan ringer atau infus agar sperma berkesempatan membuahi telur.

sesudah diaduk sekitar 3-6 menit, telur dapat dicuci dengan air bersih beberapa kali. Selanjutnya telur dapat ditebarkan dalam bak atau akuarium penetasan. Penggantian air perlu dilakukan setelah larvanya bisa berenang.

sumber : Darti S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006


Kamis, 05 Februari 2009

Cupang hias warna merah cupang jenis serit (crown tail)


Cupang hias merupakan ikan hasil silangan yang terus mengalami perkembangan. Sampai saat ini terus bermunculan jenis cupang hias baru dengan warna-warna yang semakin bervariasi. Keadaan inilah yang membuat para hobiis tidak pernah bosan untuk terus memburu dan mengoleksinya. Oleh karena itu tidak heran jika ada hobiis yang memburunya langsung ke Thailand, yang memang terkenal sebagai negara penghasil cupang hias dengan warna dan bentuk ekor indah.


Walaupun kebanyakan cupang hias berkualitas berasal dari Thailand, tak dapat dipungkiri jika cupang hias hasil ternakan petani cupang di dalam negeri juga tidak kalah indah. Ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa cupang jenis serit (crown tail) dari Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan dengan cupang sejenis yang berasal dari Thailand.
sumber : AgromediaPustaka, 2008


Budidaya Ikan Hias : Niasa (Yellow Auratus)


Niasa (Yellow Auratus)


Syarat hidup dan asal dari niasa (Melanochromis auratus) ini sama dengan venustus. Tubuh jantan berwarna selangseling kuning dengan garis horisontal hitam sangat cemerlang, sedangkan betina berwarna agak biru dan sedikit pucat. Ikan ini memerlukan air yang alkali (pH lebih dari 7) dan cukup keras (sekitar 12° dH).


Ikan dewasa sebenarnya sangat mempertahankan daerahnya sehingga perlu adanya tanaman air atau bebatuan yang cukup sebagai shelter. Namun, pemeliharaan di kolam tanpa shelter



pun tidak bermasalah. Selain itu, karena sifatnya mouthbreeder maka tanpa sarang pun pemijahan masih tetap berjalan dengan baik.


Pemijahan masal dilakukan dengan perbandingan jantan betina 1 : 4. Proses berpijah dan cara pengambilan telur ikan ini sama dengan pada venustus. Masa inkubasi telur dalam akuarium sekitar dua hari. Larva dapat berenang sesudah 6-7 hari. Untuk pakan larva dapat diberi kutu air, artemia, atau cacing sutera yang dicincang. Sementara induknya diberi udang kecil atau rebon untuk memperbaiki kualitas telur. Untuk ikan dewasa dapat diberi pakan berupa cacing sutera.


Niasa sangat kuat dan toleran terhadap kualitas air sehingga penggantian air sekitar 3-4 hari sekali sebanyak separonya sudah cukup baik. Demikian pula ketinggian air kolamnya, walaupun ikannya cukup besar, namun air dangkal sekitar 15-20 cm tidak akan menjadi masalah dalam pemeliharaan. Ikan tetap dapat hidup dan tumbuh baik asalkan wadah pemeliharaannya diberi naungan.

sumber : Darti S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006