Tampilkan postingan dengan label berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berita. Tampilkan semua postingan

Minggu, 06 Mei 2012

Revitalisasi Tambak, KKP Target Serap 405 Ribu Tenaga Kerja

Revitalisasi Tambak, KKP Target Serap 405 Ribu Tenaga Kerja

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C.Sutardjo menargetkan program revitalisasi tambak Perikanan seluas 135 ribu ha di seluruh Indonesia dapat menyerap tenaga kerja baru sebanyak 405 ribu orang selama kurun waktu 2012- 2014. “Program revitalisasi tambak dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, per hektarnya tambak membutuhkan tiga orang tenaga kerja, sehingga jika revitalisasi itu dilakukan di atas lahan seluas 135 ribu maka tenaga kerja yang terserap mencapai 405 ribu orang dalam kurun waktu tiga tahun ini,” ungkap Sharif Rabu sore (28/3) di Gedung DPR Jakarta.

Lebih jauh ia menjelaskan, jumlah tenaga kerja sebanyak 405 ribu itu equivalent (sama dengan) dengan satu persen laju pertumbuhan ekonomi kita. “Nah itu adalah impactnya (dampaknya) yang bisa diliat dan menjadi alat ukur sehingga ukurannya menjadi jelas,” katanya.

Menurutnya, upaya revitalisasi tambak merupakan salah satu program kementeriannya, khususnya di perikanan budidaya. "Revitalisasi dapat meningkatkan pendapatan petambak dan memberikan kontribusi pendapatan bagi negara. Pertama, revitalisasi tambak dapat meningkatkan pendapatan para petambak hingga mencapai tiga sampai empat kali lipat sebelum perbaikan tambak,” kata Sharif.

Kedua pendapatan petambak khususnya budidaya udang dapat meningkatkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Sedangkan kalau dari Usaha Kecil Menengah (UKM) sendiri terdapat peluang usaha untuk dapat menyerap 5-10 orang/ ha. Sharif mencontohkan budidaya bandeng dapat memberdayakan ibu-ibu nelayan untuk bekerja mencabut duri-duri bandeng sehingga ribuan orang dapat bekerja. Revitalisasi tambak rakyat tetap menjadi fokus Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2012- 2014. Langkah ini diambil guna mendukung industri pengolahan, ekspor, dan konsumsi udang lokal.

Selain berencana untuk memperbaiki dan merehabilitasi tambak seluas 135 ribu ha di seluruh Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga merevitalisasi lahan tambak perikanan di Pantai Utara (Pantura), Jawa Barat seluas 80 ribu ha. Sharif menyampaikan alasan pemilihan lokasi revitalisasi di Pantura yakni, karena mereka (nelayan) sudah tidak bisa melaut, dikarenakan laut di Pulau Jawa ini ikannya sudah tidak ada lagi. “Jadi mereka paling sulit hidupnya dibandingkan di indonesia bagian timur inilah alasan revitalisasi tambak dilaksanakan di Jawa,” tuturnya.

Dikatakannya, melalui revitalisasi tambak maka nelayan bisa beralih pekerjaan yang semula nelayan tangkap menjadi pembudidaya ikan. Berdasarkan catatan KKP, nilai ekspor udang beku, kaleng, dan olahan berturut-turut sebesar US$814 juta, US$241 juta, dan US$13 juta (per Oktober 2011). Peningkatan dibandingkan pencapaian 2010 terjadi pada udang olahan sebanyak 64 persen, udang beku 27 persen, dan udang kaleng 17 persen. Ia mengungkapkan, diantara upaya revitalisasi yang perlu dilakukan adalah dengan pengadaan bibit, harga pakan, kejernihan air yang perlu dijaga, pengetahuan yang baik dari petambak, keamanan serta kondisi infrastruktur. Selain faktor tersebut, KKP akan meningkatkan kerja sama dengan pengusaha melalui pola bapak angkat untuk membantu petambak.

Untuk itu, KKP akan terus melanjutkan program bapak angkat dimana pemerintah akan memberikan prasarana dan sarana bagi pengusaha, sehingga bisa diharapkan para pengusaha tersebut mau bekerjasama untuk melanjutkan operasionalnya. Selain membeli panen ikan petambak, peran pengusaha juga berinvestasi dalam hal pengembangan sarana, prasarana, dan operasional pakan serta memberi jaminan kredit kepada perbankan, sehingga hasil produksi petambak terjamin untuk dapat diserap pasar.

Sumber : KKP.go.id

Kamis, 12 April 2012

PREDIKSI BENCANA ALAM PASCA GEMPA BUMI ACEH 8,5 SR APRIL 2012 Ramalan Bencana Alam 2012 Gempa dan Tsunami

PREDIKSI BENCANA ALAM PASCA GEMPA BUMI ACEH 8,5 SR APRIL 2012 Ramalan Bencana Alam 2012 Gempa dan Tsunami. Berita - Pasca Gema bumi Aceh yang mengguncang Rabu 11/4/12 kemarin, kini banyak bermunculan berbagai pernyataan terkait dengan ramalan akan adanya gempa bumi sebagai dampak dari rentetan bencana alam gempa bumi Aceh kemarin. Ancaman bakal terjadi gempa bumi de beberapa titik seputar garis patahan gempa Aceh kemarin semakin santer di bicarakan.

Yang paling rentan akan dampak gempa Aceh kemarin adalah daerah Padang yang disebut sebut masih menyimpan potensi patahan yang aktif dan bisa terpicu terjadi gempa lagi selang kejadian gempa Aceh kemarin. Jika itu terjadi, satu juta lebih penduduk, di Padang, Pariaman, Painan, dan wilayah lain di Sumatera Barat serta Bengkulu, diperkirakan bakal terancam. Gempa macam ini berpotensi besar menimbulkan tsunami.

Namun, menurut pakar Paleotsunami Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto, hal itu belum tentu terjadi. "Kemungkinannya 50:50. Mungkin mempercepat atau tidak mempercepat," kata dia.Seperti dikutip vivanews.com

Meskipun demikian, dugaan gempa Aceh akan memicu gempa di Sumatera Barat juga dibantah Manajer Pusat Pengendali Operasi Penanggulanga Bencana Sumbar, Ade Edward

Secara ilmiah, ia menerangkan, zona gempa di Aceh berbeda dengan Mentawai. Jika pun berpengaruh, menurutnya, lebih ke kawasan sekitar lokasi gempa hingga Sumatera Utara. “Saya lebih mengkhawatirkan sejumlah gempa yang terjadi di Sumbar dalam kurun waktu tiga bulan belakangan, ini mungkin bisa memicu,” kata dia.

Tak hanya Sumatera, muncul juga kekhawatiran gempa Aceh juga akan diikuti lindu di Pulau Jawa, khususnya di pesisir Selatan. Terkait itu, peneliti gempa dari Universitas Gajah Mada (UGM), Subagyo, mengatakan bahwa kemungkinannya sangat kecil. Meski Aceh dan Jawa berada di lempeng yang sama.

Sebab, jaraknya sangat jauh dan kejadian gempa ini diluar zona subduksi. Apalagi, kerak samudra di Aceh diperkirakan berumur 70 juta tahun, sedangkan kerak samudra yang ada di selatan Pulau Jawa usianya dua kali lipatnya, lebih tua. “Sangat kecil kemungkinan gempa di Aceh kali ini akan memicu juga gempa di selatan Pulau Jawa,” tambah dia.

“Ini pengalaman baru bagi Indonesia dan sesuatu yang unik karena usia kerak samudra yang usianya sudah 70 juta tahun dan diperkirakan mati namun dalam kenyataanya masih aktif. Bisa juga diibaratkan seperti gunung berapi yang dinyatakan mati namun mendadak meletus karena pelepasan energi, yang disimpan dalam kerak bumi,” jelas dia.

Pergerakan horizontal gempa Aceh diperkirakan akan menimbulkan pergerakan yang lainnya pada zona diluar zona subdiksi. “Gempa utama dan disusul dengan gempa susulan masih satu jalur dengan pergerakan utara selatan dan terjadi secara beruntun,” kata dia.
Wilayah mana yang berpotensi “dirambati” gempa Aceh? “Jika terjadi gempa lagi maka potensi gempa besar dapat terjadi di sekitar Pulau Andaman,” kata dia. Andaman adalah wilayah India di Samudera Hindia.
Prediksi Gempa Bumi, Bencana Alam 2012, Tsunami, Jawa, Padang, Kiamat 2012, Lempeng, Kerak Bumi

KASUS BUKU SD ISTRI SIMPANAN Penerbit Buku Pelajaran Bermasalah Akan Dipanggil Menteri

KASUS BUKU SD ISTRI SIMPANAN Penerbit Buku Pelajaran Bermasalah Akan Dipanggil Menteri. Kisah Bang Maman - Menteri endidikan akan memanggil penerbit yang menerbitkan buku terkait dengan kasus teks bacaan yang berjudul Istri Simpanan. Buku yang menurut para orang tua mutid dinilai tidak layak untuk anak seusia SD ini kini tengah menuai banyak kontroversi.

Kontroversi tentang adanya buku pelajaran tidak edukatif ini kini tengah dibahas oleh menteri pendidikan. Lihat juga Ramalan Harga Emas Investasi 2012 dan Cara Agar Ereksi Kuat Dan Tahan Lama.

Wakil Disdik DKI Jakarta Agus Suradika mengatakan mulai tahun ini pihaknya memang memberlakukan prinsip manajemen berbasis sekolah. Dengan kebijakan ini maka DKI memberikan keleluasaan bagi pihak sekolah untuk menentukan sendiri kebutuhan buku pelajaran termasuk buku muatan lokal.

"Hari ini kami sudah membahas dengan Kepala Bidang Sekolah Dasar terkait kebijakan manajemen berbasis sekolah itu, dan kami akan memanggil seluruh Kepala Sekolah Dasar termasuk Kepala SD Angkasa IX Halim, Jakarta Timur," ujar Agus kepada VIVAnews.com, Kamis, 12 April 2012.

Menurut Agus, pihaknya telah meminta pihak sekolah untuk tidak lagi menggunakan buku tersebut. "Sebab, kami tak punya wewenang menarik buku tersebut," terangnya.

Selain itu, lanjutnya, Disdik juga meminta kepada seluruh Kepala Sekolah untuk menelaah semua buku pelajaran yang digunakan para siswa. Mulai dari substansi, data hingga gambar yang ada dalam buku pelajaran itu.

"Semuanya akan kami seleksi agar tidak lagi terjadi seperti ini, karena merugikan peserta didik," ujarnya.

Program Seleksi

Maka, menurut Agus, Disdik akan membuat program seleksi buku pelajaran siswa baik di tingkat SD, SMP hingga SMA.

"Mudah-mudahan disetujui DPRD DKI. Ini merupakan masukan yang bagus dari masyarakat, kami sangat berterima kasih," ucapnya.

Dalam waktu dekat, Agus berharap keputusan atas kasus ini dapat segera diambil. Dia akan berkomunikasi secepatnya dengan pihak sekolah.

Sejumlah orang tua siswa SD Negeri Angkasa IX Jakarta Timur memprotes isi buku muatan lokal yang digunakan anak mereka. Dalam buku tersebut terdapat cerita yang mengesampingkan nilai-nilai moral, seperti menyebutkan cerita tentang istri simpanan.

Menurut para orang tua murid, cerita dalam buku atersebut dapat merusak moral siswa karena tak mendidik.

Kasus Buku Istri Simpanan, Buku SD Bermasalah, Buku Edukasi SD, Permendiknas, Protes BUku, BUku Pelajaran,











Rabu, 11 April 2012

Aceh Diguncang Lagi... Gempa 8,9 SR, Berpotensi Tsunami

Banda Aceh - Gempa berkekuatan 8,9 skala richter (SR) mengguncang provinsi Aceh, Rabu (11/4/2012). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperingatkan, gempa ini berpotensi tsunami.
Menurut catatat BMKG, pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer, tepatnya di titik ordinat 2.40 derajat lintang utara (LU)-92.00 Bujung Timur (BT).

Pusat gempa berada di 346 kilomter arah barat daya kabupaten Simeuleu Provinsi Aceh. Hingga kini belum diketahui jumlah korban jiwa maupun bangunan rusak akibat gempa ini.[**]  


Senin, 09 April 2012

DKP Babar Lomba Masak Serba Ik

Bangka - Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Bangka Barat, Selasa (10/4/2012) menggelar Lomba Masak Ikan Tingkat Kabupaten Bangka Barat 2012, di Gedung Diklat Pemkab Bangka Barat.  Peserta lomba dari setiap kecamatan di Kabupaten Bangka Barat. 

Berbagai jenis masakan yang seluruhnya terbuat dari ikan seperti mie tuna centil, tuna centil, rolade ikan saus santan, sup ikan telur puyuh, samosa isi ikan cincang dan masih banyak lagi lainnya, ditampilkan dalam lomba masakan serba ikan ini.

Kadin Kelautan dan Perikanan Pemkab Bangka Barat Herzon mengatakan, semua masakan serba ikan ini sudah siap saji, yang disajikan dengan bentuk mulai lempah hingga jenis kue.

Pada lomba kali ini, beberapa jenis yang dilombakan yakni menu balita utama, balita, kudapan dan snack.

"Semua bahan utamanya dari ikan. Kita mengambil tema, Melalui Lomba Masak serba ikan kita masyarakatkan makan ikan untuk menciptakan generasi yang cerdas," kata Herzon kepada bangkapoas.com Selasa.[Bangkapost]

Penyelundupan Ikan Teri asal Malaysia Digagalkan

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan menggagalkan masuknya 25,75 ton teri ilegal asal Malaysia yang diselundupkan di tengah laut oleh dua kapal ikan berbendera Indonesia melalui Pelabuhan Kuala Tungkal Jambi. 

"Penangkapan ini menunjukkan komitmen KKP untuk mencegah masuknya ikan impor ilegal," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Senin (9/4). 

Menurut Sharif, penangkapan tersebut merupakan hal yang penting karena masuknya ikan teri ilegal dapat mengakibatkan jatuhnya harga teri hasil tangkapan nelayan Indonesia. 

Padahal, lanjutnya, masih terdapat banyak nelayan yang menangkap ikan teri seperti di Sumatra Utara. 

Penyelundupan ikan teri ilegal asal Malaysia itu dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia yakni KM Nadin dengan membawa 13,04 ton dan KM tanpa nama yang memuat 12,72 ton. 

"Ini (penyelundupan dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia) merupakan modus dari upaya penyelundupan ikan yang dilakukan oleh para pelaku," katanya.[Micom]

Ratusan Ikan Petani Mati

Batubara - Ratusan ikan mas milik kelompok ternak keramba di Kecamatan Sei Suka, mati mendadak selama beberapa hari terakhir. Diduga, penyebab kematian ternak yang dikembangkan pinggiran di Sungai Suka ini, karena limbah cair yang dibuang pabrik kelapa sawit yang berkedudukan di Kabupaten Simalungun, PT MAS.


Kepada METRO, Senin (9/4), Fadli (29), warga Desa Tanjung Seri Kecamatan Sei Suka, menjelaskan, kelompok ternak yang beranggotakan 30 orang telah mengalami kerugian besar karena ikan yang dipelihara mati.
“Ikan tiba-tiba mati, seperti kena penyakit. Tetapi setelah diteliti, tidak ada penyakitnya,” kata Fadli.
Dijelaskannya, setelah ditelusuri, ternyata ikan mati tidak hanya terjadi di kerambanya. Bahkan sebagian besar anggota kelompok mengalami hal yang sama. 
“Kami telah memelihara ikan sesuai dengan prosedur yang dianjurkan dalam pemeliharaan ikan, termasuk pemberikan pakan yang cukup. Tetapi hasilnya, ikan bukan berkembang dan besar tetapi malah bermatian,” katanya.

Terpisah, Aries Zebua, yang memelihara sekitar 1.500 bibit ikan mas, mengatakan, air Sungai Suka, dalam beberapa hari terakhir mengalami perubahan, yang diduga menjadi penyebab ikan-ikan mengalami stres dan mati.
“Kadang airnya hitam warnanya, dan baunya sangat tengik,” kata kata Aries.
Dijelaskannya, perubahan fisik air terjadi sekali dalam dua hari.
“Sebenarnya kita prihatin, karena tidak ada tindakan yang tegas dari pemerintah, soal pencemaran ini. Jika semua limbah dibuang ke sungai, maka semua habitat sungai akan mati dan punah termasuk usaha peternakan ikan keramba,” jelasnya.

Hal senada disampaikan D Sembiring. Tokoh masyarakat di Indrapura ini, berharap Pemkab Batubara membela kepentingan masyarakat kecil yakni petani ikan keramba di Sungai Suka, serta melarang PT MAS serta seluruh perusahaan yang membuang limbah ke sungai.
“Rakyat yang berusaha harus didukung, dan jangan biarkan lingkungan rusak karena limbah yang tidak dikelola,” katanya.[metrosiantar]

Minggu, 08 April 2012

Kelola Perikanan Yang Berkualitas

SRAGEN- Ikan nila sebagai produk perikanan unggulan Sragen mampu memboyong Penghargaan Adibhakti Mina Bahari dari Menteri Perikanan dan Kelautan RI ke pangkuan Bumi Sukowati. Sragen yang menjadi kampiun di tingkat provinsi Jawa Tengah ini bertarung melawan lima provinsi terbaik di Indonesia, dan berhasil menorehkan prestasi sebagai juara Harapan I tingkat nasional. Demikian dikatakan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen Ir. Sri Hardiarti Poerwo Koesoemo, dalam acara pembinaan jajaran PNS di Balai Benih Ikan Sragen, Sabtu (2/2). Pembinaan oleh Bupati Sragen H Untung Wiyono itu diikuti oleh 100 PNS Disnakan yang bertugas di seluruh Kabupaten Sragen. Selanjutnya Sri Hardiati mengatakan, Sragen ingin menjadi kabupaten terdepan dalam invovasi di bidang peternakan dan perikanan. Maka dari itu, jajarannya harus menyatukan langkah, visi, dan misi, agar keinginan ini dapat segera terwujud.

Bupati Sragen H Untung Wiyono antara lain menyampaikan, jajaran PNS Sragen harus cerdas mengelola bidang kerja yang menjadi tugas pokok dan fungsinya, agar menghasilkan nilai tambah. Tambahan penghasilan yang diperoleh dari penggunaan teknologi tepat guna tersebut akan membawa manfaat bagi masyarakat dan PNS itu sendiri. Pemkab bersedia membantu menfasilitasi keperluan PNS terkait pengembangan kinerja itu, selama ada kemauan untuk melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan profesionalitas tinggi.

This informastion from here

Sabtu, 07 April 2012

Demi Ikan Teri

Ikan Teri memaksa ratusan warga Desa Pasarbanggi, Kecamatan/Kabupaten Rembang melaut hingga perairan Lampung, Pulau Sumatra. Di sana, mereka betah tinggal berbulan-bulan demi menangkap si putih kecil itu.
Pemerintah Desa Pasarbanggi mencatat, sedikitnya 200 warganya memilih boro (merantau) demi menangkap ikan dengan nama latin Stelephorus commersonii itu.

Kepala Desa Pasarbanggi Rasno mengatakan, warganya memang memiliki spesialisasi menangkap ikan teri. Mereka pun dikaruniai keterampilan membuat alat tangkapnya, yakni jaring dogol. Banyak nelayan dari luar Pasarbanggi yang memesan jaring dogol ke desa itu. Bahkan baru-baru ini warganya mendapat pesanan jaring dogol dari pemerintah sebagai paket bantuan untuk nelayan di Jawa Timur. 

“Sebagian besar nelayan Pasarbanggi mengadu nasib di perairan Maringgai, Lampung Timur. Katanya di sana tangkapan melimpah,” ujar Rasno, Sabtu (7/4).

Konon, saat puncak panen teri, hasil tangkapan mereka bisa mencapai Rp 12 juta per hari. Jika sepi, sekitar Rp 2 juta. Biaya melaut juga cukup murah karena mereka cukup menebar jaring di perairan dangkal.
“Mereka pada umumnya tetap menyempatkan diri pulang ke kampung halaman, minimal sebulan sekali. Dari cerita mereka yang mudik itulah diketahui jika hasil tangkapan di sana lebih menjanjikan,” ujarnya.
Namun, lanjut Rasno, tak semua nelayan di desanya memutuskan untuk boro. Sebagian besar memilih bertahan melaut di perairan Rembang. 

Hasil menangkap ikan teri memang cukup menggiurkan. Meski berukuran kecil, ikan teri memiliki nilai ekonomis tinggi.
 Dalam sepekan terakhir, nelayan setempat bahkan rela meninggalkan panen udang laut demi menangkap salah satu ikan ekspor itu. Mereka lebih memilih ikan teri karena harga di pasaran saat ini cenderung tinggi. 
Di tingkat tengkulak harga ikan teri Rp 14.000/kg hingga Rp 15.000/kg. Nelayan biasanya melaut menangkap teri sejak subuh dan baru pulang pada pukul 12.00. “Setiap melaut nelayan bisa menjaring ikan teri hingga 25 kg,” kata Yoyok (30), nelayan Pasarbanggi.

Modernisasi Alat

Fenomena nelayan boro itu juga mulai menarik minat kalangan pemuda di desa itu. Namun, Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan (Dislautkan) Rembang Suparman meminta mereka membekali diri dengan dokumen yang lengkap. 
Selain itu, mereka juga diminta meminimalkan potensi konflik dengan nelayan setempat. Sebab, tak jarang perebutan daerah tangkapan kerap berakhir dengan pertikaian di atas kapal antara nelayan boro dan nelayan lokal. 
Suparman mengaku secara khusus terus mendorong nelayan untuk mengembangkan peralatan tangkap dan melaut di luar jarak 12 mil laut. Dari pemantaunya, menangkap ikan di perairan dalam hingga ke perairan Pulau Sumatra atau Sulawesi, kualitas ikan tangkapan lebih bagus. 
Hasilnya pun lebih menjanjikan. 

Karena itu, dia terus mendorong nelayan untuk melakukan modernisasi peralatan tangkap. “Bisa dilihat, mereka yang berani melaut jauh tingkat perekonomiannya lebih baik ketimbang nelayan yang hanya menangkap ikan di perairan dangkal di Rembang,” ujarnya.
Dia menyebutkan, sebagian besar nelayan Rembang memang masih menggantungkan hasil tangkapan ikan di perairan dangkal, tak lebih dari 12 mil laut. Padahal potensi hasil tangkapan di kawasan itu terus menurun. (Saiful Annas-60)[suaramerdeka]

Jumat, 06 April 2012

KPP-Kadin Dorong 'Mari Makan Ikan'

Padang - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sepakat bersinergi mendorong Program Gerakan Mari Makan Ikan (Gemarikan).

"Program Gemarikan penting dibudayakan karena kini masyarakat belum banyak yang mengonsumsi ikan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo dalam diskusi bersama Kadin di Jakarta sebagaimana disampaikan Kapusdatin KKP Indra Sakti di Padang, Sabtu (7/4).

Menurut menteri, pemerintah bertugas menyosialisasikan Program Gemarikan dalam kehidupan keseharaian masyarakat. Program Gemarikan, kata dia, berhubungan erat dengan peningkatan taraf kesejahteraan nelayan yang sebagian besar masih hidup memprihatinkan.

"Karena itu peningkatan konsumsi ikan akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya para nelayan, pembudidaya dan pengolah hasil perikanan," katanya. Selain itu, Sharif menyatakan apresiasinya atas partisipasi dunia usaha khususnya para anggota Kadin yang mulai melirik sektor kelautan dan perikanan.

Berdasarkan data KKP tercatat tingkat konsumsi ikan nasional tahun 2009 mencapai 29,08 kg/kapita/tahun, 2010 sebesar 30,48 kg/kapita/tahun, sedangkan pada tahun 2011 rata-rata adalah 31,64 kg/kapita atau mengalami peningkatan rata-rata 3,81 persen dibandingkan konsumsi tahun 2010.[Republika]

KKP-Kadin Canangkan Program Gemarikan

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sepakat bersinergi dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Terutama terkait upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan ini, Kadin Indonesia mendukung program Gerakan Mari Makan Ikan (Gemarikan) yang dicanangkan oleh Kementerian KKP menjadi gerakan nasional. Selain mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan, program Gemarikan juga sebagai upaya mencerdaskan masyarakat Indonesia dengan mengonsumsi ikan.

"Program Gemarikan ini sangat penting dibudayakan, karena saat ini masyarakat belum banyak yang memanfaatkan ikan untuk kesehatan dan kecerdasan otak," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo dalam acara diskusi bersama Kadin Indonesia di Jakarta, Kamis (5/04).

Menurut dia, gerakan tersebut menjadi tanggung jawab bersama untuk menyosialisasikan kepada masyarakat. Apalagi, pogram Gemarikan ini dinilai erat berhubungan dengan peningkatan taraf kesejahteraan nelayan yang sebagian besar masih hidup memprihatinkan. Peningkatan konsumsi ikan, menurut dia, akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya para nelayan, pembudidaya dan pengolah hasil perikanan.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, peningkatan konsumsi ikan nasional tersebut didukung dengan potensi ikan yang cukup besar dimiliki Indonesia untuk dapat dimanfaatkan dengan optimal. Senada dengan Bambang, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan Yugi Prayanto mengatakan, jika tingkat konsumsi ikan masyarakat tinggi, maka akan mendorong produktivitas kelautan dan perikanan Indonesia. T ingkat konsumsi ikan yang kecil dapat mempengaruhi keberlangsungan industri pengolahan ikan dan kesejahteraan nelayan.

Karena itu, dia mengatakan, program Gemarikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan para pengusaha dalam mendukung peningkatan konsumsi ikan di masyarakat. Program Gemarikan dapat memberikan efek positif terhadap kalangan pelaku usaha di sektor perikanan dan kelautan di seluruh tingkatan, terutama bagi para nelayan dan petambak dalam mencapai kesejahteraan.

Tercatat tingkat konsumsi ikan nasional pada 2009 mencapai 29,08 kilogram per kapita per tahun, 2010 mencapai 30,48 kg per kapita per tahun. Sedangkan rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional pada 2011 mencapai 31,64 kg per kapita per tahun atau mengalami peningkatan rata-rata 3,81 persen dibandingkan konsumsi pada 2010. Sementara selama periode 2007-2011, rata-rata konsumsi ikan per kapita sebesar 5,04 persen. "Kami harapkan tahun ini bisa mencapai 33 kilogram per kapita per tahun atau lebih," ujar Yugi.
Peningkatan konsumsi ikan didukung dengan adanya promosi produk dan gerakan makan ikan di seluruh provinsi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi perikanan nasional pada 2011 mencapai 10,65 juta ton.[suarakarya-on]

Menteri Kelautan Gandeng IDB Bangun PPN Majene

Mentri Perikanan dan Kelautan RI Syarip Cicip Sutardjo diagendakan akan mengunjungi Provinsi Sulawesi Barat Pekan ini. Selain mengisi libur di akhir pekan, Syarip berencana membahas realisasi program pengembangan sarana infrastruktur Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) skala B di Kabupaten Majene Sulbar.
Dalam kunjungannya, selain membicarakan agenda pembangunan 2012, gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh dan menteri juga akan bertemu direksi Islamic Development Bank (IDB).
IDB merupakan bank korporate negara-negara Islam. Lembaga ini juga akan menyumbang anggaran pembangunan PPN di majene. Bahkan, jumlahnya lebih banyak dibanding alokasi dari APBN.
“Menteri Syarip dijadwalkan berada di Sulbar pada Sabtu, 4 Februari mendatang. Beliau akan kembali ke Sulbar terkait pelabuhan. Kami akan konsultasikan pembangunan PPN Palipi Majene,” ucap Anwar belum lama ini.
Dijelaskan, proyek PPN Palipi Majene diperkirakan memakan biaya sebesar Rp 600 miliar lebih. Anggaran tersebut 10 persen kucur melalui APBN, selebihnya dari IDB.
Anwar yang juga sebagai Ketua Umum Golkar Sulbar ini menyampaikan pekerjaan pelabuhan nusantara tersebut, bakal memakan waktu dua hingga tiga tahun.
Olehnya, diharapkan proyek tersebut dapat menunjang industrialisasi di bidang kelautan dan perikanan serta membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan Sulbar yang masih menggunakan sistem seadanya.
“Tanahnya sudah dibebaskan tahun ini, dan butuh lahan 75-100 hektar,” ungkap Anwar.
Selain PPN, Gubernur Sulbar juga berencana mengajukan proyek pengembangan irigasi di daerah Tommo kepada pihak IDB[lensaindo]

Kamis, 05 April 2012

Ikan Ini Menggergaji Mangsanya

Queensland - Tim ilmuwan University of Queensland, Australia, yang dipimpin Barbara Wueringer mengamati perilaku makan ikan gergaji (Pristis microdon).

Mereka menemukan bahwa ikan tersebut membunuh mangsa dengan cara yang dalam sudut pandang manusia bisa dikatakan kejam. Mangsa digergaji dan disambar dengan moncong yang dimiliki ikan gergaji.

Ikan gergaji memiliki struktur serupa gergaji untuk membantunya memangsa ikan. Struktur tersebut memiliki reseptor yang mendeteksi medan listrik dan gerakan air akibat kehadiran mangsa.

Dengan struktur gergaji tersebut, ikan gergaji menyobek ikan mangsa yang telah mati. Penyobekan berlangsung beberapa lama hingga tubuh mangsa terbelah. Setelahnya, moncong ikan gergaji beraksi.

Hasil studi Wueringer dipublikasikan di jurnal Current Biology baru-baru ini. Dalam penelitian, ilmuwan menggunakan medan listrik kecil untuk memicu reaksi ikan gergaji.

Ilmuwan berpendapat bahwa ikan gergaji adalah predator ulung karena, selain memiliki sensor elektrik, juga mempunyai struktur gergaji yang mumpuni.

"Ikan gergaji predator yang ulung, tapi ironisnya, struktur gergaji juga dipersalahkan atas penurunan populasinya secara global. Gergaji membuat ikan ini mudah tertangkap alat perikatan," kata Wueringer seperti dikutip Discovery, Selasa (6/3/2012).

Ikan gergaji saat ini termasuk jenis ikan yang terancam punah berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN). Wueringer berharap ikan gergaji dapat lestari dengan menjaga makanan serta mengupayakan praktik perikanan yang baik.

Pemkab Mitra Bagikan Jutaan Benih Ikan

Ratahan – Tahun ini, Pemkab Mitra bakal menyalurkan benih ikan kepada para petani ikan dalam rangka peningkatan produksi ikan yang mencapai lima juta ekor. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mitra, Ir Elly Sangian ME. 
Dijelaskannya, 5 juta benih ikan ini akan disebar di berbagai tempat seperti di Danau Bulilin, maupun di Balai Benih Ikan (BBI) yang ada di Kabupaten Mitra. “Ada lima juta ekor benih yang akan kita sebar sepanjang 2012 ini. Targetnya seperti itu,” ujarnya kepada sejumlah wartawan.

Dikatakannya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan air tawar sehingga dapat meningkatkan nilai tambah bagi para petani/petambak. “Ini efek ganda yang kita harap dapat meningkatkan derajat perekonomian masyarakat,” ungkapnya sembari menambahkan, dengan semakin lengkapnya fasilitas BBI maka otomatis benih yang dihasilkan juga semakin berkualitas sehingga produk perikanan Mitra semakin bisa bersaing dan memiliki nilai jual tinggi di pasaran.[Bmanado]


Indonesia Menuju Negara Penghasil Produk Perikanan Terbesar di Tahun 2015

Jum’at 6 April 2012 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengeluarkan kebijakan mengenai industrialisasi kelautan dan perikanan guna mencapai target sebagai negara penghasil produk perikanan terbesar pada tahun 2015. Hal ini dilakukan sebagai upaya percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan di sektor perikanan. Kendati terdengar optimis, terlebih karena didukung potensi perikanan dan kelautan yang melimpah, target ini dihadapkan dengan berbagai tantangan terutama terkait kualitas produksi hasil perikanan dan manajemen.

Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga, Dr. Sutono, M.E.S pada ceramah ilmiah bertema “Bedah Kebijakan KKP Mengenai Industrialisasi Perikanan dan Kelautan di Indonesia” yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad di Aula Gedung Dekanat FPIK, Kampus Unpad Jatinangor, Rabu (04/04). Acara yang dihadiri oleh mahasiswa FPIK Unpad tersebut, dibuka oleh Pembantu Dekan Bagian Kemahasiswaan FPIK Unpad, Drs. Herman Hamdani, Msi. Pembicara lain yang mengisi acara tersebut yaitu pelaku usaha pakan dari Charon Pokpan, Denny D. Indradjaja.

Sutono yang juga merupakan ketua tim perumus kebijakan tersebut mengatakan bahwa apa yang menjadi latar belakang KKP mengusung industrialisasi kelautan dan perikanan menjadi kebijakan adalah bahwa potensi besar sumber daya perikanan nasional nyatanya belum dapat memberikan kesejahteraan yang cukup bagi komunitas-komunitas di sektor perikanan. Nelayan misalnya, masih tetap hidup dalam kemiskinan. Dengan kebijakan ini Sutono berharap ada upaya percepatan pembangunan perikanan yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama nelayan.

“Kendati data potensinya besar, kita belum pernah makmur dari hasil perikanan dan kelautan. Nelayan masih saja tetap menjadi komunitas yang termiskin dibandingkan komunitas-komunitas miskin lainnya, seperti petani,” ujarnya.

Kebijakan industrialisasi yang kini tengah diusung bukanlah program baru menurut Sutono, tapi lebih kepada pengembangan dari kebijakan minapolitan yang KKP telah laksanakan sebelumnya. Minapolitan yang berorientasi pada peningkatan produksi dan berkonsep potensi kewilayahan dipandang Sutono belum cukup, sehingga perlu adanya upaya percepatan yaitu dengan industrialisasi seperti yang telah dilakukan oleh China dan beberapa negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam.

“Namun minapolitan saja tidak cukup. Kita harus melakukan percepatan dengan upaya industrialisasi. Lihat saja China yang sudah lebih dulu melakukan sejak tahun 80-an. Sekarang mereka telah menjadi negara dengan produksi terbesar didunia,” jelas Sutono.

Adapun strategi  yang harus dilakukan untuk merealisasikan kebijakan tersebut diantaranya dengan melakukan pengembangan komoditas atau produk perikanan berbasis pasar, pengembangan kawasan, konektivitas, sumberdaya manusia dan teknologi, pengembangan iklim usaha dan investasi, serta penataan sistem manajemen dengan tetap memperhatikan prinsip keberlanjutan, peningkatan daya saing, dan modernisasi.

Memperkuat pernyataan Sutono, Denny mengatakan bahwa Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal industrialisasi. Hal ini bisa dilihat dari aspek pakan ikan sebagai salah satu komponen penting kegiatan budidaya. Kenyataan Indonesia masih mengimpor bahan baku pembuat pakan serta rendahnya konsumsi pakan menjadi bukti yang lain. Permasalahan pakan yang terjadi ini mempengaruhi produksi perikanan terlebih terkait perbenihan. Akhirnya berpengaruh terhadap hasil produksi perikanan secara keseluruhan. Kini, nilai ekspor hasil perikanan budidaya Indonesia ke negara-negara Eropa dan Amerika telah kalah dari Thailand dan Malaysia.

“Industrialisasi yang kini tengah dicanangkan oleh KKP menjadi tantangan kita semua termasuk teman-teman mahasiswa,” tegas Denny.

Kebijakan industrialisasi perikanan dan kelautan tentu memerlukan dukungan akan banyak hal dari semua pihak termasuk terkait dengan kebutuhan pembiayaan. Sekedar informasi bahwa KKP memiliki anggaran sebesar Rp 6,944 triliun untuk tahun 2012, meningkat Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 5,993 triliun. Dengan dana yang ada terbatas tersebut, apakah mungkin dapat optimal mendukung kebijakan industrialisasi? Semoga.[mahasiswa.com]


Larang Penangkapan Ikan dengan Layang-Layang

Morotoi - Aksi mahasiswa di Pulau Morotai yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Menggugat, membuahkan hasil.

Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai akhirnya melarang para nelayan yang menangkap ikan di perairan Morotai dengan menggunakan metode layang-layang.

Aksi mahasiswa ini menyusul masyarakat di Kecamatan Morotai Timur dan Kecamatan Morotai Utara yang berprofesi sebagai nelayan, mengeluh adanya nelayan dari luar Morotai menangkap ikan di perairan Morotai dengan menggunakan metode layang-layang.

Metode penangkapan ikan dengan layang-layang, sering dilakukan nelayan di Maluku Utara, termasuk beberapa nelayan di Morotai.

Bagi nelayan yang menggunakan metode ini, mengaku penangkapannya berlipat ganda. Hanya saja, penggunakan metode ini hanya berlaku bagi ikan tuna.

Di satu sisi, penangkapan metode layang-layang justru membawa dampak bagi nelayan lokal yang mencari ikan kecil (bukan ikan tuna). Pasalnya, penangkapan metode layang-layang selau mengusir ikan-ikan besar seperti lumba-lumba yang sering bersama dengan ikan tuna.

Pengusiran ikan lumba-lumba ini ternyata membuat ikan kecil juga lari dari tempat berteduh bagi ikan-ikan kecil yang ditangkap nelayan lokal di Morotai.

Di perairan Morotai, sejak sebulan terakhir ada nelayan luar yang menangkap ikan dengan menggunakan metode layang-layang.

"Jangan bilang metode layang-layang itu bagus. Memang bagus tapi itu untuk mereka yang tangkap saja. Tapi kami nelayan lokal sudah tidak lagi dapat ikan di rompong karena ikan-ikan sudah lari," ungkap Murid Saha, nelayan Morotai yang turut berunjuk rasa dengan elemen mahasiswa di kantor Bupati Pulau Morotai, Kamis (5/4/2012).

Aksi mahasiswa itu untuk menyuarakan keluhan para nelayan di dua kecamatan di Morotai. Mereka menuntut Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai segera mengambil sikap tegas terhadap nelayan luar yang menangkap ikan dengan menggunakan metode layang-layang.

"Kami tidak melarang nelayan luar tangkap ikan disini (Morotai). Tapi jangan pakai metode layang-layang karena merugikan masyarakat nelayan di Morotai yang hanya menangkap ikan di rompong," koar Sufriyanto Ali, koordinator aksi mahasiswa.

Sekretaris Daerah Pulau Morotai, Mohdar Salim Arif, saat menerima utusan pendemo langsung mengeluarkan instruksi larangan penangkapan ikan di Morotai dengan menggunakan metode layang-layang.

"Hari ini (Kamis) juga saya instruksikan kepada Dinas Kelautan agar turun ke lapangan. Bila ada nelayan luar yang tangkap ikan dengan metode layang-layang ditindak tegas," tegas Mohdar.

Bila kedapatan, nelayan bersangkutan dilarang menangkap ikan di perairan Morotai.[kompas]


Ikan Paus Meter Mati setelah Terdampar

Seekor ikan paus sepanjang 6 meter dengan berat sekitar 3 ton terdampar di daerah delta Sungai Mutiara, Provinsi Guandong, China, baru-baru ini. Ikan malang itu pun lalu mati.

Menurut nelayan setempat, sangat jarang ikan sebesar itu terdampar di perairan dangkal. Diduga ikan tersebut kehilangan arah menuju perairan. Warga sekitar kemudian memindahkan ikan tersebut dengan menggunakan alat pengangkut crane. Untuk mencegah badan ikan cepat membusuk, para nelayan memindahkan ikan tersebut ke atas es yang telah dipersiapkan.

Ikan paus memiliki karakteristik bintik-bintik di tubuhnya. Panjang tubuhnya bisa mencapai 20 meter dan memiliki berat sekitar 10 - 15 ton. Umumnya paus sering ditemui di Laut China Selatan, Selat Taiwan, Laut China Timur, dan sepanjang Sungai Kuning.[Mtv]

Rabu, 04 April 2012

Menteri Kelautan Dan Perikanan Minta Dukungan Apkasi

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo meminta dukungan dari Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) terkait dengan kelancaran dalam penyelanggaraan acara Sail Morotai 2012.


"Saya yakin Apkasi memiliki pemikiran yang inovatif, sistematik, komprehensif, dan terpadu dalam menggalang kesuksesan acara Sail Morotai 2012," kata Sharif Cicip Sutardjo dalam acara Rapat Koordinasi Daerah Destinasi Sail Morotai 2012 yang digelar di kantor Apkasi, Jakarta, Rabu.

Menurut Menteri Sharif, pihaknya juga telah memiliki pengalaman dalam menggelar acara sail bertaraf internasional yaitu Sail Bunaken pada 2009, Sail Banda pada 2010, dan Sail Wakatobi-Belitong pada 2011.

Dengan penyelenggaraan Sail Morotai 2012, ujar dia, maka hal tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan pertumbuhan aktivitas ekonomi yang sekaligus juga dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat daerah.

"Morotai akan menjadi daerah pertumbuhan ekonomi baru," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Apkasi, Isran Noor menyatakan Apkasi siap mendukung penyelenggaraan acara Sail Morotai yang telah menjadi agenda tahunan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Rp80 miliar Sebelumnya, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan bahwa anggaran untuk kegiatan langsung dalam acara Sail Morotai 2012 sebanyak Rp80 miliar.

"Biaya sebesar itu tidak termasuk pembangunan infrastruktur lainnya," kata Agung Laksono dalam konferensi pers launching Sail Morotai 2012 di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, 14 Maret.

Menurut Agung, terdapat juga biaya lainnya untuk pembangunan-pembangunan infrastruktur yang alokasinya telah terdapat di sejumlah kementerian terkait karena dapat berlangsung hingga sepanjang tahun.

Menko Kesra memaparkan biaya langsung sekitar Rp80 miliar itu untuk beragam kegiatan operasional, seperti aktivitas bakti sosial di pulau-pulau sekitar, kegiatan kepemudaan, riset, dan juga untuk tempat-tempat penginapan.

Di antara biaya sekitar Rp80 miliar itu juga terdapat di antaranya sekitar Rp15 miliar yang digunakan khusus untuk acara puncak dari Sail Morotai 2012.[ BeritaDaerah]


Selasa, 03 April 2012

Lamongan telah ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan Budidaya Ikan

MENTERI Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo (dua dari kiri) melakukan panen udang vanami di Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran
LAMONGAN – Menteri Kelautan dan Perikanan  Sharif Cicip Sutardjo menuturkan, Lamongan telah ditetapkan sebagai kawasan minapolitan budidaya ikan di Kecamatan Glagah dan minapolitan perikanan tangkap di Brondong dan Paciran. Selanjutnya Kota Ledre tersebut akan menjadi kawasan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan Perikanan (P2MKP), yakni menjadi inkubator bagi bisnis kelautan dan perikanan. Peluncuran program itu sendiri mencakup untuk wilayah Indonesia Timur termasuk Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif C Sutardjo, Sabtu (31/3) kemarin mengunjungi Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan. Dia didampingi Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan Perikanan Syarif Wijaya. Pada kesempatan itu, fungsionaris Partai Golkar tersebut meluncurkan Program Gerakan Nasional Masyarakat Peduli Industrialisasi Perikanan (Gempita) dan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan Perikanan (P2MKP) di kawasan minapolitan Lamongan.

Menurut dia, kementeriannya kini sedang getol meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja di bidang perikanan budidaya maupun tangkap melalui peningkatan nilai tambah produknya. Dia kemudian mencontohkan komoditas ikan bandeng. Setelah dipanen, ikan bandeng dalam kondisi segar langsung diolah untuk meningkatkan nilai tambahnya dengan mencabut duri dan membersihkannya kemudian dijadikan filet yang nilai jualnya bisa dua hingga tiga kali lipat dari harga ikan mentahnya.

Di kesempatan itu, dia juga menyerahkan bantuan untuk Kabupaten Lamongan. Bantuan itu berupa Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) kepada 16 kelompok senilai Rp 1,6 miliar, paket PUMP budidaya sebanyak 32 paket senilai Rp 2,08 miliar. Kemudian bantuan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Rp 1,417 miliar, fasilitas sarana air bersih tiga unit Rp 3,6 miliar, revitalisasi pasar ikan sebesar Rp 1,350 miliar, serta peralatan sistem rantai dingin Rp 200 juta.

Usai dari Ponpes Sunan Drajat, Menteri Sharif juga meninjau tempat pengolahan garam serta panen udang vanami. Yakni, berlokasi di tepian laut Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran. Atau berjarak sekitar 1 km arah utara Ponpes Sunan Drajat yang diasuh oleh Dr. KH. Abdul Ghofur tersebut.

Sementara itu, Bupati Lamongan Fadeli menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Lamongan 7,08 persen. Sementara bidang pertanian, termasuk didalamnya komponen perikanan dan kelautan memberi kontribusi mencapai 44,48 persen.

Disebutkan olehnya, tahun 2011 total produksi ikan di lamongan mencapai 107.922,63  ton. Produksi ini adalah yang terbesar dari total produksi perikanan yang mencapai 1,3 juta ton di Jawa Timur. Lamongan memiliki potensi perikanan budidaya dengan luas tambak 1.750,40 hektar, pembudidaya 159.440 orang dan kolam 341,66 hektar.

Fadeli menyebutkan, perhatian pemerintah daerah dalam APBD untuk Dinas Perikanan dan Keluatan mencapai Rp 6,6 miliar lebih, melalui berbagai program. Diantaranya program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumber daya kelautan, program pemberdayaan  budidaya perikanan dan program pengembangan perikanan tangkap serta program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi dan program pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan.

sumber : surabaya post