Karawang - Sebanyak 25 situ yang berada di bawah tanggung jawab PJT II Jatiluhur dalam kondisi kritis. Pasalnya, setiap tahun situ-situ tersebut selalu kehilangan air saat musim kemarau.
Direktur Utama PJT II Jatiluhur Eddy Adityawarman Djadjadiredja menyebutkan situ tersebut selalu kehilangan air saat musim kemarau. Sebab, jaringan irigasi yang mengarah ke situ sudah tergusur oleh pemukiman dan area persawahan.
“Jadi, yang dimaksud kritis di sini bukan kondisi fisik situ itu. Melainkan, komponen pendukungnya,” ujar Eddy saat ditemui inilah.com di sela-sela acara tebar benih ikan di Situ Cipule, Karawang, Rabu (28/3/2012).
Menurut Eddy, situ merupakan salah satu habitat bagi biota air, terutama ikan. Namun, karena situ yang ada sudah tidak representatif lagi, maka ikan-ikan air tawar sulit dijumpai lagi. Pihak yang paling dirugikan, tentunya masyarakat sekitar situ.
Menurut dia, jika saja masyarakat sadar akan lingkungan, tentunya kerusakan ini tak akan pernah terjadi. Ibaratnya, bila mereka butuh ikan tak perlu membeli ke pasar. Cukup memancing di situ, maka akan mendapatkan sumber protein hewani tersebut.
Akan tetapi, saat ini sangat sulit mendapatkan ikan di situ. Selain itu, penyebab menurunnya perkembangbiakan ikan ini akibat pencemaran. Dengan kata lain, sejumlah irigasi yang menghubungkan ke situ sudah tercemar limbah industri dan rumah tangga. “Dengan kondisi itu, produktivitas hasil tangkapan ikan situ mengalami penurunan,” terangnya.
Untuk itu, lanjut dia, salah satu upaya yang dilakukan PJT II Jatiluhur untuk mempertahankan kelestarian situ dengan menabur benih ikan. Pada awal Februari lalu sekitar 550.000 benih di tabur di Waduk Jatiluhur. Hari ini, sedikitnya 290.000 ekor ikan ditabur di Situ Cipule. Tak hanya itu, setiap tahun PJT II mengalokasikan anggaran untuk rehabilitasi situ.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengelolaan Air PJT II Jatiluhur, Herman Idrus menyebutkan 25 situ tersebut tersebar di lima kabupaten, yaitu Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang dan Bekasi. Sebenarnya, jumlah situ di lima daerah ini mencapai ratusan. Namun, kewenangannya berbeda-beda. Ada yang jadi kewenangan PSDA, pemerintah daerah, dan PJT II. “Situ yang kami tangani hanya 25,” ujarnya.
Dari 25 situ itu, kondisinya yang paling parah yaitu Situ Cipancuh di Indramayu. Ke depan, pihaknya akan segera merehabilitasi situ tersebut. Termasuk menebar benih ikan. Jika seluruh situ direhabilitasi, maka masyarakat sekitarnya akan diuntungkan. Mereka bisa memanfaatkan air dan biotanya.[inilah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar